"Kalo jodoh aku itu kamu, dia yang sekarang pacar kamu bisa apa?"———
Aluna terdiam untuk beberapa saat. Memandangi sosok laki-laki yang baru saja membuat pengakuan yang mampu membuat perutnya mulas seketika.
Aluna senang, dia senang mendengar pengakuan dari Alaska.
"Eh?"
Alaska mengangkat bahunya. "Makan es krim nya yang bener, jangan berantakan,"
Aluna tersentak. Ia lalu tersadar dan melahap es krimnya hingga habis tanpa sisa.
"Gue harus ngulang lagi biar lo percayalah?" ujar Alaska. "Lo cantik, Aluna,"
Aluna tersenyum sambil menggaruk tengkuknya canggung. "Ma-makasih,"
"Lo cantik, tapi sayang gue belum bisa jatuh cinta sama lo,"
Tubuh Aluna kaku, ia berdehem singkat karena tiba-tiba suasana mereka berubah canggung.
"Kenapa jadi pinter gombal?" tanya Aluna akhirnya.
"Lagi gak gombal, gue cuma lagi jujur. Mau tau kenapa gue belum bisa jatuh cinta sama lo?"
"Emang kenapa?" tanya Aluna pelan.
Alaska berdiri lalu mengulurkan tangannya ke arah Aluna. "Karena gue gak bisa jatuh cinta sama orang yang jelas-jelas masih nunggu cinta pertamanya kembali,"
———
Aluna duduk di tepi jendela, menatap lurus ke arah langit sore. Pikirannya mendadak kacau setelah mendengar pengakuan Alaska beberapa jam yang lalu."Tal, gue mau curhat nih,"
Talitha yang baru selesai melakukan rangkaian skincare routine nya hanya menoleh sekilas. "Curhat ape?"
"Sini duduk!" Dengan malas, Talitha duduk di sebelah Aluna.
"Jadi tadi kan gue sama Alaska jalan." Aluna memulai ceritanya.
"Terus?"
"Dia bilang gue cantik, tapi katanya dia belum bisa jatuh cin—"
"DIA BILANG LO CANTIK?!"
Aluna mengangguk. "Cuma dia belum bisa jatuh cinta ke gue, gitu ceritanya,"
"Pokoknya mulai detik ini, gue dukung lo sama Alaska, bukan sama Panpan lagi!"
Aluna terkekeh. "Jangan gitu ah, gue suka dua-duanya gimana dong?"
Talitha menoyor kepala Aluna. "Maruk amat lo, pilih satu!"
Aluna berdiri lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. "Gak tau ah pusing,"
"Panpan kok gak balik-balik sih!" Aluna melempar bantal hingga mengenai wajah Talitha.
"Bantal lo isinya apaan dah? Keras banget," Talitha mengusap-usap wajahnya yang terasa sakit akibat lemparan bantal Aluna.
"Bodo amat tentang Panpan, gak respect lagi gue,"
"Main gantungin perasaan orang aja, lo kira ini jemuran?!" lanjut Talitha, ngegas.
"Lupakan Panpan sejenak, sekarang kan ada Alaska,"
Talitha geleng-geleng kepala melihat Aluna. Enak ya jadi cantik, yang suka banyak.
———
" Lun, bukain pintunya! "Aluna yang masih rebahan di sofa ruang tamu hanya bergumam tak jelas. Semalam ia rela tidur disini agar wifi tersambung dengan baik ke MacBook nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaluna [Completed]
Fiksi RemajaMereka hanya manusia biasa, yang sedang belajar jatuh cinta, peka dan memaafkan. *** 27-10-21 # 1 in girl 09-01-21 #1 in friendzone 03-11-20 #1 in fiksiremaja 03-11-20 #1 in youngadult 11-03-20 #1 in bucin 26-02-20 #1 in cool 17-12-19 #1 in alaska ...