20. Cantik

65.8K 7.4K 762
                                    

———

Masih pukul setengah enam, namun Alaska sudah rapi dengan seragam yang semalam ia setrika sendiri.

Alaska memang cowok mandiri. Ia mencuci dan juga menyetrika pakaiannya sendiri, biarpun terkadang masih Bunda yang melakukannya.

"Pagi, Bunda," sapa Alaska kepada Maya yang baru selesai membuat sarapan.

"Pagi, sayang." Maya mengecup sekilas pipi Alaska, lalu duduk di sebelah cowok itu.

Sejak Vano pergi dan memilih menetap di Inggris sejak lulus SMP, Alaska memang berusaha selalu menyenangkan hati Bunda. Ia tidak mau lagi Bunda menangis, apalagi jika yang membuatnya menangis adalah cowok brengsek seperti Vano.

Cuih, Alaska tidak rela.

"Gimana liburan kamu kemarin? Seru?"

"Biasa aja, Bun," jawab Alaska singkat.

"Sama Aluna berhasil gak?" taanya Maya lagi, kali ini terdengar sedikit ambigu.

Alaska mengerutkan keningnya bingung. "Berhasil apa nya?"

"Berhasil gak PDKT nya?"

"Apaan sih, Bun. Alaska gak PDKT sama dia,"

"Tapi, Rangga cerita ke Bunda kayak gitu,"

Alaska berdecak. "Jangan percaya dia, musyrik,"

Maya mengulum senyum, lalu mendadak tatapannya berubah. "Tapi Bunda sedih kalo ternyata kalian gak PDKT,"

"Tiap malem, Bunda berdoa, semoga kamu bisa dapet perempuan yang baik, kayak Aluna contohnya,"

"Bunda jangan bahas itu, urusan perempuan gampang, belakangan juga bisa,"

Maya menggeleng tegas. "Jangan lama-lama! Bunda mau cepet-cepet jadi Oma tau!

Alaska tersedak air minumnya, ia menatap Maya. "Bunda ngaco! Masih lama kali. Udah ah, Alaska berangkat dulu,"

———
"Ja, lo nanti beneran gak bisa jemput?" tanya Aluna sebelum turun dari mobil Raja.

Raja menggeleng. "Masih ada kelas, lo bareng Talitha aja sih,"

"Dia ada kerja kelompok,"

"Yaudah nasib,"

"Tega banget lo sama gue,"

"Kayak lo kagak tega sama gue, Lun! Udeh sono buruan turun, gue telat nih,"

Masih pagi dan mood nya sudah kembali rusak. Semalaman ia tidak bisa tidur karena harus menghafal rumus-rumus.

"Hai, Aluna,"

Aluna berhenti melangkah saat mendengar nama nya dipanggil. Ia menoleh dan membuang nafas kasar.

Di depan kelas XII Bahasa 3, Valerie berdiri dengan angkuhnya. Benar kata Iqbal, wajah bule gadis ini sangat kontras dengan dandanannya yang Korean look.

Aluna bergidik saat melihat seragam Valerie yang kesannya sangat sempit dan jangan lupakan rok nya yang pendek, sejengkal lebih pendek dari rok yang ia sekarang.

Rok Aluna memang termasuk pendek, namun rok nya Valerie jauh lebih pendek dan hal itu mampu membuat kaki jenjangnya terekspos.

"Kenapa?" tanya Aluna seramah mungkin.

Valerie maju selangkah. "Denger-denger kamarin lo liburan ya diajak Sultan? Ada Alaska cs juga?"

"Iya, emangnya kenapa?" tanya Aluna lagi.

Alaluna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang