Alaska & Vano 😍❤️---
Tidak terasa, sudah hampir tiga bulan Alaska dan Vano koma. Kata dokter, belum ada kemajuan yang signifikan, sesekali ada pergerakan jari, namun katanya itu hanyalah respon singkat.
Hari ini adalah hari pertama Aluna resmi menjadi siswa kelas 12. Sepulang sekolah ia menyempatkan diri untuk ke rumah sakit dan mengunjungi mereka.
" Hai, aku kesini lagi. "
Aluna menarik kursi lalu duduk diantara bangkar, kebiasaannya sejak tiga bulan lalu. Ia menarik tangan Alaska dan Vano secara hati-hati lalu menggenggamnya.
" Kalian kenapa gak bangun-bangun? Gak bosen tidur terus? " Aluna mulai berceloteh, seakan-akan mengajak ngobrol Alaska dan Vano.
" Semuanya masih nunggu kalian bangun kok, apalagi Bunda Maya, dia setiap hari kesini, menceritakan masa kecil kalian lalu memeluk kalian, kalian emang gak ngerasain? "
Memang hampir setiap hari, Maya ke rumah sakit, kadang Aluna menemani. Beliau bercerita banyak, berharap kedua putranya itu bisa merasakan dan akhirnya bangun.
Namun selama tiga bulan ini, belum ada apa-apa. Minggu ini, Maya baru sekali mengunjungi mereka, itupun hanya beberapa belas menit.
" Please, kalian bangun. Tunjukkin kalo kalian kuat. "
Aluna menunduk, beberapa detik kemudian ia membulatkan matanya saat merasakan tangan dari arah kiri nya bergerak, mempererat genggaman nya.
" Va-Vano, kamu sadar? "
Aluna berdiri di sebelah bangkar Vano, kedua mata cowok itu terbuka perlahan, kemudian tersenyum ke Aluna, manis sekali.
" Vano! " Aluna menggenggam tangan Vano erat, lalu ia melesat keluar untuk memanggil dokter.
Setelah mengecek kondisi Vano, dokter mengatakan bahwa Vano memang sudah sadar, namun itu belum cukup. Ia masih perlu ditangani khusus.
" Kalo keadaan pasien Alaska gimana, dok? " Tanya Aluna dengan mata berbinar. Ia berharap, jika Vano saja sudah sadar, maka seharusnya Alaska pun harus segera sadar juga.
Dokter Mita menggeleng pelan lalu menatap Aluna iba, ia sudah hafal sekali dengan kebiasaan gadis itu. Yang selalu sabar menunggu mereka sadar.
" Pasien Alaska masih tetap sama, dia masih koma. "
Dan kebahagiaan Aluna menyusut seketika.
---
Di dalam ruang rawat kelas satu itu, sudah ada Aluna, Rangga, Rega, Iqbal dan Talitha. Mereka lumayan senang mendapat kabar jika Vano sudah sadar." Kamu kenapa ngelamun terus? " Tanya Aluna yang sejak tadi memperhatikan Vano.
Vano menggeleng lemah, " Enggak. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaluna [Completed]
Подростковая литератураMereka hanya manusia biasa, yang sedang belajar jatuh cinta, peka dan memaafkan. *** 27-10-21 # 1 in girl 09-01-21 #1 in friendzone 03-11-20 #1 in fiksiremaja 03-11-20 #1 in youngadult 11-03-20 #1 in bucin 26-02-20 #1 in cool 17-12-19 #1 in alaska ...