25. Datang

59.4K 6.5K 143
                                    

———

Kediaman Alaska sepi karena sekarang masih pukul setengah tiga. Namun, di depan pintu utama, sudah berdiri seorang laki-laki dengan dua koper di genggamannya.

Terlihat ragu untuk mengetuk pintu, ia menghela nafas lalu memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tok tok tok

Setelah beberapa menit belum ada sahutan, hingga pintu terbuka dan ...

"Vano?"

"Siapa dateng pagi-pagi gini, Bun?"

Alaska yang kebetulan tidur di ruang tamu juga terbangun karena ada yang mengetuk pintu.

Ia kaku saat mengetahui siapa yang kini ada di depan pintu rumahnya. Maya terlihat syok dan Alaska buru-buru menopang tubuh Maya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Alaska tajam

Vano menatap kakak kembarnya itu." Ini masih rumah gue,"

"Bukan, ini nggak akan pernah jadi rumah lo lagi,"

Maya menatap dua putra nya bergantian. "Kalian kenapa berantem mulu sih?"

"Maaf, Bun. Kita gak bakalan pernah akur lagi. Alaska gak mau," ucap Alaska dengan tatapan yang tak beralih dari Vano.

"Bunda liat sendiri kan, gimana benci nya Alaska ke Vano?"

"Masih inget Bunda ternyata, kirain udah lupa," gumam Alaska.

"Kalian sebenarnya ada apa?" tanya Maya. Ia menatap Vano yang hampir dua tahun tak bertemu dengannya.

"Kalo masalah Vano gak pulang-pulang, Bunda bisa ngertiin. Kamu jangan berlebihan, Ka. "

Alaska menghela nafas sebelum akhirnya menatap Maya dengan tatapan terluka. "Sayangnya masalahnya gak sesederhana itu,"

———
" Wetss semangat amat lo hari ini. "

Aluna melirik Raja yang baru saja bergabung di meja makan.

" Dia kan mau ngelabrak si Paleri, bang. " Sahut Talitha sambil menuangkan susu vanilla ke dalam gelas.

" Pantesan semangat, oh iya lo ngelabrak nya yang sadis ya, lun. Kalo bisa lo jambak tuh rambutnya sampe rontok semua. " Kata Raja semangat.

" Anjir sadis amat. " Gumam Talitha ngeri.

" Ya ngelabrak harus gitu lah! Kalo ngelabrak nya lemah lembut yang ada nanti baper! "

Aluna dan Talitha mendelik bersamaan, " Gak nyambung bego! "

Raja terkekeh. Setelah itu ia melaksanakan tugasnya, mengantar Aluna dan Talitha ke sekolah. Mobil Talitha harus masuk bengkel lagi karena aki nya soak.

" Kok pada ngeliatin gue gitu sih, tal? " Bisik Aluna ke Talitha.

Sejak di parkiran, para siswa memang menatap Aluna takut-takut. Ada pula yang terlihat menatapnya tak suka.

" Gak tau aja kamaren ada perang antara Alaska cs with Sultan Dio dan Valerie. "

" Valerie di babat abis sama mereka. "

" Buset serem amat. "

Kebetulan sekali Sultan lewat dan tersenyum ramah ke mereka, " Udah mendingan, lun? "

" Udah dong! Oh iya Valerie gimana? " Tanya Aluna penasaran.

" Kalo dia macem-macem lagi, gue bisa kok buat dia keluar dari sekolah ini. Sans aja. "

Kedua mata Aluna membulat, " Wih anjir keren banget! Thanks ya buat bantuannya. "

Sultan mengacungkan jempol nya, kemudian berlalu meninggalkan dua gadis itu.

" Eh katanya ada murid baru loh, cogan lagi. "

" Beneran? Wah asik nih! "

" Tadi ada yang liat dia dateng bareng Alaska. "

Aluna menyimak percakapan para siswi kelas dua belas itu. Sedangkan Talitha sudah ngacir duluan ke kelas.

" Ka, tadi lo dateng sama siapa? " Tanya Rega kepada Alaska yang baru saja masuk ke kelas.

" Murid baru ya, ka? " Tanya Rangga, yang kebetulan sedang berada di kelas cowok itu.

" Au. "

Alaska membanting tas nya ke meja, membuat teman-teman nya bingung, " Kenapa sih? "

" Dia balik kesini. "

" Who? "

" Vano. "

———
Aluna sedang malas kemana-mana. Ia hanya berdiam diri di kelas, bahkan saat Keyla mengajak nya ke kantin saja ia enggan.

Teman-teman sekelasnya sejak tadi mengobrol tentang si murid baru yang katanya mirip Alaska itu.

" Talitha mana sih? Katanya mau kesini. " Gerutu Aluna.

Tadi Aluna sudah chat Talitha untuk ke kelasnya saat istirahat. Namun hingga sekarang gadis itu belum muncul juga. Sekalian ia juga ingin meminjam buku musik ke Rangga.

Dengan terpaksa, Aluna bangkit dan berjalan menuju kelas Talitha. Dari kejauhan, ia heran kenapa IPA 3 dikerumuni banyak sekali siswi-siswi. Bahkan ada yang berdiri di bangku dan mengintip lewat jendela.

" Eh ray, ada apaan sih di dalem? " Tanya Aluna kepada Raya yang kebetulan baru saja keluar dari kelas.

" Oh, si murid baru masuk kelas gue dan karena dia cakep, banyak yang ngefans. Di kelas udah penuh cokelat buat si murid baru. " Jelas Raya, panjang lebar kali tinggi.

" Gue duluan ya, dicariin Sultan. "

Aluna mengangguk lalu membiarkan Raya berlalu dari hadapannya.

Seganteng apa sih si murid baru itu?

Apa melebihi Alaska?

Ck, kok Alaska sih, Aluna membatin.

" ALUNA! "

Suara cempreng Talitha membuyarkan semua lamunan Aluna. Talitha tampak berlari keluar kelas lalu menghampiri Aluna dengan raut wajah cemas.

" Kenapa sih? " Tanya Aluna heran.

" Ja-jangan masuk ke kelas gue dulu ya! " Kata Talitha gugup.

" Kenapa sih? Gue mau ketemu Rangga bentar, ada urusan. " Ucap Aluna, berniat masuk ke dalam kelas namun ditahan oleh Talitha.

" Nanti aja ketemu ya! Pokoknya lo gak boleh masuk! " Kata Talitha galak.

Aluna mengernyitkan keningnya bingung, " Apaan sih gak jelas. "

Tubuh Talitha di geser Aluna, lalu gadis itu masuk ke dalam kelas.

Pupus sudah, kata Talitha dalam hati, pasrah.

"Aluna?"

T.B.C ❤️

Alaluna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang