7. Tragedi Mading

90.8K 10.1K 1.1K
                                    

"Sekuat apapun lo mencoba, kalo emang kita bukan jodoh, mau gimana lagi?"

———

"Lun, foto lo masuk ke mading!"

Aluna yang sedang memakan roti bakar dari Alaska, ralat dari Bunda nya Alaska, langsung menatap Keyla bingung.

"Yaudah biarin aja,"

Keyla berkacak pinggang. "Lo dihujat sama para fans berat nya Alaska,"

Aluna menghentikan aktivitas nya. "Gimana-gimana?"

"Sekarang ikut gue ke mading! " Keyla menarik tangan Aluna agar cepat-cepat mengikutinya berjalan menuju mading.

Dari radius jarak lima belas meter, Aluna bisa melihat mading sangat ramai. Rata-rata di penuhi oleh siswa perempuan kelas XI dan XII.

"Minggir!"

Aluna menerobos dan melotot saat melihat foto dirinya dikelilingi oleh kertas-kertas yang berisi hujatan. Bagaimana bisa mereka mendapatkan fotonya? Untung yang ditempel foto saat dirinya lagi cantik semua, jadi gak malu-maluin amat.

Dasar cewek centil nan gatel!

Pake pelet apa sampe Alaska mau?

Masih mending Valerie kali daripada lo

Murid baru aja belagu

Aluna merobek semua kertas itu dan melemparkannya asal. Ia tidak marah, ia malah tersenyum sinis.

"Yang nulis ini pasti muka nya buluq, jadi iri deh sama gue,"

Dan langsung terdengar bisik-bisik heboh. Beberapa detik kemudian, seorang siswa perempuan yang sepertinya kelas XII berjalan maju.

"Heh, lo jadi murid baru belagu banget sih!"

Aluna melirik name tag gadis itu, Valerie Leona Lambert. Nama dan wajahnya yang ke bulean cukup membuktikan jika gadis ini adalah blasteran.

"Kak Valerie ya?" tanya Aluna basa-basi.

"Gak usah sokap deh lo!" sahut Valerie ketus.

"Galak amat mbak nya, lagi dapet ya?"

Wajah Valerie langsung memerah seperti kepiting bakar, eh rebus. Ia baru saja ingin menampar Aluna jika saja sebuah tangan kekar tidak mencengkramnya.

Aluna tidak tahu siapa yang mencengkram tangan Valerie. Ia berharap itu Alaska, karena ia berharap cowok itu mau mengkonfirmasi jika mereka tidak ada hubungan apa-apa.

" Rega?! "

Huh, bukan Alaska toh, batin Aluna.

"Rega, lepasin!" Valerie berusaha memberontak, namun tenaga Rega tentu jauh lebih besar.

"Aluna,"

Suara datar khas yang sangat Aluna kenal. Ia berbalik dan mendapati Alaska disana. Di belakangnya, ada Iqbal dan Rangga juga.

"Kenapa lo mau nampar Aluna, Val? " tanya Rega sambil menatap Valerie tajam.

Gadis yang memiliki bola mata hijau itu mendengus. "Alaska yang milik kita bersama dia embat, Ga,"

Iqbal dan Rangga tertawa mendengar slogan itu. "Udah kek tip ex aja milik kita bersama,"

"Tapi gak usah main tangan gini dong," ucap Rega tak terima.

"Wah, Rega, lo kepincut juga sama si Aluna ini? Sampe bela-belain dia?" tanya Valerie sinis.

"YEEE NENEK LAMPIR SIRIK AJA!" Aluna meneriaki Valerie, membuat semua yang ada di sana kaget, galak juga ternyata.

Rega tidak menjawab, ia semakin mengeratkan cengkramannya di lengan Valerie.

"Alaska, lo kenapa diem aja sih?" tanya Aluna gemas.

"Emang gue harus apa?"

"Ya Allah, sabar kan lah hamba," gumam Aluna.

"Tuh kasih tau ke para fans-fans fanatik nan lebay lo, kalo gue sama lo gak ada apa-apa!" kata Aluna kesal.

Alaska mengangguk mengerti, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh area mading yang dipenuhi para siswa. "Udah denger kan?"

"Sekarang kalian pergi sana!" Kini giliran Iqbal dan Rangga yang mengusir satu persatu para siswa hingga tak tersisa.

Keyla mendekat dan berbisik kepada Aluna. "Tadi gue yang manggil mereka"

Aluna tersenyum."Makasih, ya,"

"Gila, Lun. Berani banget lo ngehadepin si muka ondel-ondel," ucap Iqbal takjub.

"Ondel-ondel?" tanya Keyla bingung.

"Itu loh, dia kan udah tau bule, make make up nya yang korean look, kan jadi campur aduk tuh muka nya," jelas Rangga.

Aluna tertawa kecil. "Yaudah deh, gue sama Keyla balik dulu ya, makasih atas bantuannya,"

Kedua gadis itu lalu berjalan bersisian menuju kelas. Meninggalkan keempat cowok yang menatap mereka hingga menghilang di ujung koridor.

"Gue sih yakin Aluna bakal terus di bully kayak tadi," kata Rangga, yang membuat Alaska dan Rega serempak menoleh.

"Fans-fans lo lebay, kek bocah,"

"2 in,"

"3 in,"

"Takdir orang ganteng,"

———
Aluna memasukkan semua buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Kelas sudah sepi dan hanya menyisakan dirinya.

"Gue pulang nya gimana?" gumam Aluna, lalu beranjak keluar kelas.

Setelah bel pulang berbunyi, Alaska dan Rega langsung keluar kelas. Dan sekarang Aluna bingung bagaimana caranya ia bisa pulang.

Ia bisa saja nebeng ke Keyla, namun gadis itu sudah duluan pulang setelah jam istirahat, mendadak sakit.

Abang Lucknut :
Ga bisa jemput, ada kelas

"Arghh, sial banget," gerutu Aluna sebal.

Aluna duduk di halte depan sekolah yang sudah sepi. Ia sesekali menyandarkan kepalanya ke tiang halte.

"Aluna, ayo naik,"

Aluna terkejut. Ia mendongak dan tersenyum lebar saat melihat Rega yang ada di atas motornya

"Tau aja gue gak bisa pulang," kata Aluna riang, lalu segera naik ke motor Rega.

"Iya dong, gue kan bisa baca pikiran orang," jawab Rega asal.

"Emang iya? Coba baca pikiran gue!"

Rega terkekeh pelan."Bercanda doang,"

Dari kejauhan, seorang cowok menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tadinya, dia ingin mengajak Aluna pulang bareng.

Namun sepertinya, dia kalah cepat dengan Rega.

Setelah motor itu melaju hingga tidak terlihat, baru lah Alaska kembali masuk ke mobil nya.

"Ngapain juga gue mau ngajak dia pulang bareng? "

T.B.C ❤️
Poor Alaska 😃






Alaluna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang