Lia menulis dengan penuh semangat. Ia mengerjakan tugas membuat cerita rakyat dengan lancar. Segala ide yang muncul di pikirannya ia torehkan dalam buku tugas Bahasa Indonesianya.
Dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga kecil di tepi pantai. Hanya seorang ayah, ibu, dan putri semata wayang mereka. Hanya ada mereka yang tinggal di sana, sehingga terkadang putri semata wayang mereka merasa bosan.
Anak itu masih berusia dua belas tahun. Ia merasa bosan tiap harinya hanya melihat permukaan laut yang tenang, juga pasir bersih di pesisir pantai.
Ayahnya selalu pergi untuk menangkap ikan. Sedangkan ibunya menjual ikan di pasar terdekat. Gadis itu hanya bisa duduk diam di rumahnya. Memandang pemandangan yang sama dari hari kehari, hingga usianya terus bertambah.
Suatu hari, gadis itu menatap hal yang tidak biasa. Ketika langit menggelap dan petir menyambar galak, laut dipenuhi oleh ribuan teres air hujan beserta angin kencangnya.
Ayah dan ibunya tidak ada di rumah. Yang membuatnya khawatir adalah, sang ayah sedang pergi melaut. Badai datang, meskipun permukaan laut tetap tenang, hanya sedikit beriak.
Dengan panik gadis itu mendekat ke lautan. Ia berteriak pada penguasa lautan, bahwa ia akan melakukan apa saja demi membawa ayahnya kembali.
Sepasang kakinya yang tak beralas mulai menyentuh air laut. Sang penguasa laut menjawabnya, karena tubuhnya perlahan-lahan melebur dengan air.
Gadis itu tersenyum. Perlahan, dirinya menjadi ombak di laut itu. Sebagai ombak lautan, ia memiliki kebebasan mengarungi lautan. Tak sulit untuk menemukan di mana ayahnya berada. Meski sedih karena ayahnya tak akan melihat dirinya lagi, ia tetap bahagia karena bisa menuntun ayahnya selamat sampai ke rumah.
Ombak itu membawa perahu ayahnya kembali ke pesisir pantai. Sang ayah kebingungan, tapi tetap mengucap terima kasih. Gadis itu menyapa sang ayah dengan menjadi sebuah ombak kecil yang menerpa kaki ayahnya berkali-kali.
Sang ayah menatap ombak tersebut, tanpa tahu bahwa ombak yang menyelamatkan adalah putri semata wayangnya.
Sejak saat itu, permukaan laut tidak lagi tenang. Ombak tersebut ada karena gadis itu. Jiwanya terikat abadi atas perintah sang penguasa laut, menjadi sebuah ombak di lautan.
Sejak saat itu pula, dalam keadaan cuaca seperti apapun, sang ayah selalu pulang dengan selamat dibawa ombak. Begitu pula dengan orang lainnya yang bertabiat baik. Bagi yang bertabiat buruk, gadis yang berubah menjadi ombak itu tak akan segan untuk menenggelamkannya.
Lia tersenyum saat membaca kembali karangannya. Ia menutup bukunya dan mengumpulkannya di meja guru. Bertepatan dengan itu, bel pergantian jam berbunyi.
.
.
.
Tbc************************************
Day 24
24th November 2019
Tema : Buat cerita rakyat tentang terjadinya ombak.
Ya ampun tinggal 6 hari.
Sudah tidak peduli lagi Rina, apa ini gajel apa gimana... yang penting bentar lagi tamat.
Semangat semangat!
Happy reading and see you tomorrow
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland : 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 [END]
FantasyBerkeliling ke berbagai dunia lewat mimpi. Bersiaplah, karena sebentar lagi, kita akan menjelajahi dunia mimpi bersama. [30 Daily Writing Challenge NPC 2019] Start : 1 November 2019 End : 30 November 2019