Treasure

79 25 0
                                    

Untuk keluar dari dunia ini, Lia dan Alta diharuskan untuk memecahkan teka-tekinya. Mimpi kali ini membawa mereka ke petualangan bajak laut. Mereka terbangun di geladak kapal dengan sedikit percikan air laut mengenai wajah mereka. Lia menatap kapal yang terasa tidak asing.

Pernah lihat di mana ya?

Kali ini, mereka terbangun di tempat dan waktu yang sama. Di sebelah mereka, terdapat secarik kertas yang berisi teka-teki untuk keluar dari dunia mimpi.

Jelajahi dunia dengan sepenuh hati.

Jangan biarkan hati bernoda, layaknya percikan tinta bolpoin.

Temukan apa yang harus kalian cari.

Kalian bisa kembali setelah menemukannya.

"Benda apa yang harus kita temukan?"

Alta mengendikkan bahunya. "Tidak tahu juga. Teka-tekinya terdengar sulit, tapi mungkin benda yang harus kita temukan adalah benda yang sederhana."

Lia menganggu setuju. "Mungkin aja. Baris pertamanya mengatakan kita harus menjelajahi dunia. Apa kita harus mengelilingi dunia ini untuk menemukan benda itu?"

"Dengan sepenuh hati," tambahnya.

"Ya, mungkin kita harus niat untuk menjelajahi dunia ini. Mengikuti tujuan pemilik kapal ini mungkin?"

Alta tampak setuju. "Tidak ada pilihan lain selain mengikuti mereka. Berdoa saja kalau kapal ini jalan-jalan keliling dunia mimpi ini."

Setelahnya mereka terdiam sambil memandang perairan. Tadinya mereka sempat berkeliling kapal dan melihat beberapa manusia berkaos putih dan mengenakan celana kulit. Mereka berhasil mengetahui siapa pemilik kapal ini. 

Kabar baiknya, kapal ini akan menjelajah dan mencari harta karun di beberapa pulau yang ditandai dalam peta. Kabar buruknya, kapal ini milik kapten Hook. Bisa gawat kalau kehadiran mereka tidak diterima. Apalagi dalam dongeng yang pernah dibacanya, kapten Hook adalah orang yang kejam.

Karena alasan itulah mereka hanya bisa terdiam, di balik barang-barang tak terpakai sambil melihat ke arah air yang sedikit berombak.

Siang menjelang sore, kapal berhenti berlayar. Rupanya mereka telah sampai di tempat tujuan pertama yang ditargetkan oleh kapten Hook.

Alta mengambilkan beberapa makanan saat penghuni kapal sibuk mencari harta karun. Begitu pula hari-hari setelahnya. Rasanya sudah lama sekali mereka terjebak di dunia mimpi ini.

Lia menjadi gelisah. Ia takut kalau mereka berdua terjebak di dunia ini.

Jelajahi dunia dengan sepenuh hati.

Jangan biarkan hati bernoda, layaknya percikan tinta bolpoin.

Temukan apa yang harus kalian cari.

Kalian bisa kembali setelah menemukannya.

"Rasanya teka-teki itu hanya untuk mengelabui kita," ucap Lia.

Alta menoleh. "Mungkin saja sih," ucapnya terdengar putus asa.

"Lupakan saja teka-tekinya. Mungkin kita harus ikut mencari harta karun. Mencari pengalaman langsung, misalnya. Mungkin itu yang harus kita cari."

"Brilian! Kalau begitu, di pemberhentian selanjutnya, kita harus ikut."

Keesokan paginya, mereka sampai di tujuan berikutnya. Sambil mengendap-endap, Lia dan Alta ikut dalam penjelajahan mereka.

Seribu sayang, saat mereka menemukan harta karun itu, Lia dan Alta terpergok sedang mengikuti mereka. Belum sempat mereka menyentuh peti berisi harta karun itu, kapten Hook sudah mengacungkan pedangnya.

"Penyusup! Aku tahu kalian pasti ingin mencuri harta karun kami!"

Lia dan Alta melangkah mundur seiring dengan kapten Hook yang melangkah maju.

Lia berusaha mengingat-ingat bunyi teka-tekinya.

Pasti ada maksud tersembunyi, pikirnya.

Saat kapten Hook hampir menyabetkan pedangnya, Alta menarik Lia hingga mereka terjatuh ke samping dan pedang kapten Hook mengenai udara kosong.

"Alta aku tahu maksud teka tekinya!"

"Apa?!"

Mereka terus menghindar. Lia tampak berusaha untuk memberitahu Alta tentang jawaban dari teka-teki itu.

"Yang harus kita temukan bukan benda. Yang harus kita temukan adalah jalan pulang kita. Kuncinya ada di baris pertama dan kedua!"

Lia dan Alta berpencar untuk mengacaukan fokus kapten Hook.

"Lalu bagaimana?!"

"Kau hanya perlu percaya!"

"Percaya apa?!"

"Kalian ini bisa diam tidak sih?!" seru kapten Hook sambil mengayunkan pedangnya ke arah Lia.

"Awas!"

Alta berlari ke arah Lia untuk melindunginya. Lia mengambil kesempatan sekecil apapun untuk memberitahu Alta tentang jawabannya.

"Kita hanya perlu berpikir positif dan percaya bahwa kita bisa pulang saat menjelajahi dunia ini. Yang perlu kita temukan hanyalah kepercayaan. Kalau kita tidak percaya, maka kita tidak bisa kembali."

Kapten Hook mengayunkan pedangnya sekali lagi. Alta memejamkan matanya, begitu pula dengan Lia.

Beruntung, dunia nyata menjemput mereka saat kedua kepala mereka hampir terpenggal.

***

Lia terbangun di kamarnya. Ia merasa sangat beruntung bisa terbebas dari sana. Rasanya, lama sekali mereka terjebak di dunia mimpi.

Teka-teki itu juga agak mengesalkan. Seharusnya dari awal mereka menyadarinya.

Hari kesepuluh.

Kami bertemu kapten Hook dan teman-temannya.

Menjelajah lautan dan menyelesaikan teka-teki agar bisa keluar dari mimpi, tidak seperti biasanya.

Beruntung kami bisa memecahkan teka-tekinya sebelum pedang kapten hook memenggal kepala kami.

Hari ini menegangkan, tapi juga menyenangkan.

Teka-teki itu lumayan mengecoh.

Jelajahi dunia dengan sepenuh hati.

Kita harus percaya bahwa kita bisa menjelajahi dunia dan keluar dari dunia itu dengan sepenuh hati.

Jangan biarkan hati bernoda, layaknya percikan tinta bolpoin.

Maksudnya, kita tidak boleh ragu dan berpikir negatif sehingga kita bisa mewujudkannya.

Temukan apa yang harus kalian cari.

Kalian bisa kembali setelah menemukannya.

Dua baris terakhir hanyalah dua kalimat penjelas dari dua baris sebelumnya.

.
.
.
Tbc

************************************

Day 28

28th November 2019

Tema : Buat Riddle yang isinya terdapat kata bolpen.

DUA HARI~

DUA HARI LAGI ~~

Btw Rina ga paham lagi dengan apa yang Rina tulis ㅠ.ㅠ

Ini uda malam dan Rina gopoh karena belum nulis apa apa.

Happy reading and see you tomorrow~

Wonderland : 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang