Layaknya dalam sebuah dongeng, kali ini Lia menapakkan kakinya di dalam kastel. Kedua sisi tembok yang terbuat dari batu membuat keadaan dalam lorong itu menjadi minim pencahayaan. Keadaannya juga dingin, menusuk kulit.
Setiap sepatu biru cerah itu melangkah, selalu diikuti oleh suara gema dari langkahnya. Perasaannya jadi campur aduk.
Mimpi buruk lagi, atau mimpi indah?
Ujung lorong adalah jawabannya. Gadis cilik itu mempercepat langkahnya untuk menuju ujung lorong dan membuka pintu berornamen salju itu.
Lia menyentuh pintu tersebut. Ajaibnya, pintu tersebut terbuka dengan sendirinya, seakan mempersilakannya masuk ke dalam sana.
Dan apa yang dipersembahkan oleh pintu tersebut tak main-main. Beberapa pelayan berjalan di hadapannya. Hendak mempersiapkan sesuatu. Senyumnya kembali merekah kala ia melihat sesosok pangeran yang kerap kali muncul dalam imajinasinya, terutama dalam buku-buku dongeng yang sering dibacanya.
Mata biru cerah, rambut pirang, dan kulit seputih salju serta proporsi tubuh yang sempurna. Membuat mata gadis itu bersinar penuh semangat.
Pangeran itu berbisik ke salah satu pelayan, lantas berbelok ke lorong di sudut ruangan. Buru-buru Lia mengikutinya. Mimpi indahnya untuk bertemu pangeran tampan tak boleh ia sia-siakan.
Ia mengikuti langkah pangeran sampai ke ujung lorong yang ternyata menyambungkan kastel ini dengan alam luar.
Angin musim dingin menerbangkan rambut hitam milik Lia. Butiran-butiran salju turun menyapanya. Membuat bocah berumur sepuluh tahun itu semakin tersenyum cerah.
Ini pertama kali baginya merasakan sejuk dan sentuhan lembut salju, musim yang tak pernah ada di negara tempat tinggalnya.
Ia menatap sekelilingnya sambil terkagum-kagum, sambil sesekali memerhatikan langkah pangeran yang berjalan lurus ke depan mengikuti jalan.
Di kedua sisi jalan, terdapat banyak pohon rindang yang berlapis salju. Sambil mengikuti langkah sang Pangeran, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu.
Akankah ia bertemu dengan anak itu?
Rupanya harapannya didengar oleh sang penggurat takdir.
Bocah seumurannya yang ia cari-cari terlihat di sela-sela pepohonan bersalju. Meski cukup jauh, Lia berhasil mengenali sosok tersebut, mana kala dirinya telah melihatnya dalam mimpi sebelumnya.
Lia sudah tak menghiraukan ke mana arah Pangeran pujaan hatinya melangkah. Sesosok anak sebayanya itu lebih ingin ia temui. Entah apa yang membuatnya seperti itu.
Dengan langkah yang ia buat selebar-lebarnya, ia berusaha melangkah cepat menghampirinya meski ia sedikit kesulitan karena baru pertama kalinya berjalan di atas hamparan salju.
Anak itu menyadari kedatangan Lia.
"Lia!"
"Apa kau masih mengingatku?!"
Anak itu, juga berusaha untuk mendekati Lia.
Teriakan itu masih terdengar jelas oleh Lia. Membuat Lia semakin penasaran dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai dan menggapai sosok itu.
Setidaknya, ia harus bertemu.
Dengan napas terengah, sepasang mata cokelatnya bertemu dengan mata hitam sosok di hadapannya. Anak itu tersenyum.
Ia mengucapkan sesuatu, namun dunia nyata kembali memisahkan mereka.
***
Dengan kesal, Lia menulis mimpinya dalam buku bersampul biru pastel tersebut.
Kenapa?
Kenapa hanya beberapa detik saja kami bertemu?
Hari ketiga.
Kerajaan musim dingin.
Aku senang dan kesal.
Aku senang bertemu pangeran tampan.
Tapi bukan karena itu aku merasa sangat senang dan kesal.
Aku berhasil bertemu dengan anak itu dalam mimpiku. Tapi tidak lama. Aku tak dapat mengenalinya.
Tapi setidaknya kami bertemu.
Aku mengharapkan pertemuan selanjutnya.
Pasti, dia adalah seseorang yang penting.
.
.
.
Tbc************************************
Day 33rd November 2019
Tema : Musim dingin adalah satu-satunya musim kita dapat bertemu.
Rina kehabisan ide //hirup oksigen sebanyak-banyaknya.
Sebenernya, Rina nulis apa si? //cengo part 3
btw btw btw, ada Neva di atas //tengok winterdale yang lagi masa revisi
Dan karna temanya salju fuwa fuwa, di hari yang sibuk ini akhirnya Rina bisa menulis sekali jadi, walau tidak ada ide dan nulis seadanya.
//iya soalnya kepepet, karena hari ini habis lomba, dan besok ke luar kota.
Dan kabar baiknya, hari ini Rina tida tewas //entah dengan 27 hari ke depan.
Yah, doakan saja ya. Semoga tidak bolong.
Happy reading and see you tomorrow\(^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland : 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 [END]
FantasyBerkeliling ke berbagai dunia lewat mimpi. Bersiaplah, karena sebentar lagi, kita akan menjelajahi dunia mimpi bersama. [30 Daily Writing Challenge NPC 2019] Start : 1 November 2019 End : 30 November 2019