24. Perburuan Hijab

1.4K 79 10
                                    


Setelah usia pernikahan menginjak satu tahun, banyak perubahan dalam diri ini. Sejak kejadian tertuduhnya aku sebegai teroris enam bulan yang lalu, followers di akun Imstagramku semakin bertambah.

Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, pengikut akun @restyfathimah02 mencapai tiga puluh ribu. Semua itu terjadi, karena aku berhasil menerbitkan satu novel tentang menikah berjudul "Berkah Selamanya."

Setelah berhasil menelurkan buku, aku menjadi aktivis dakwah di sosial media, konten yang kubagikan seputar ilmu keislaman. Di masa ini, aku menemukam dunia baru, mulai dari teman, ilmu, peluang usaha serta pengalaman berharga dari para motivator.

Selepas isya, sembari menunggu Rizki pulang dari masjid, aku menghabiskan waktu untuk membalas pertanyaan dari netizen dan sesekali melihat informasi lainnya yang bertebaran di Instagram.

Terlihat, informasi baru di beranda instagramku:

Terlihat, informasi baru di beranda instagramku:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Hai... Para muslimah tanggu Indonesia, nantikan Sunrise Hijab Hunt 2019 bersama @sunriseid. Persiapkan bakat terbaik kalian, untuk menjadi icon hijab muslimah 2019, bersama #hijaberani #sunrisehijabhunt2019'

Saat memandang gambar tersebut, pikiranku kembali ke masa tiga tahun yang lalu. Aku belum menutup wajah ini, tapi ingin memotivasi muslimah Indonesia dengan hijab syar'i yang kupakai.

Lamunanku terberai ketika mendengar suara Rizki. "Assalamu'alaikum, Ainiy," ucap Rizki yang baru saja tiba.

"Wa'alaikumussalam," jawabku segera duduk dan mencium punggung tangannya.

"Lagi apa, Ainiy? Udah sholat?" tanya Rizki.

"Alhamdulillah, udah, Bii. Ini, loh, aku lagi lihat-lihat postingan di Instagram," ujarku.

"Ohh, ya udah, tapi nggak lagi balesin komentar negatif dari netizen, kan?" tanya Rizki sembari meletakan peci dan sajadah yang baru ia pakai.

"Enggak, Bii, tenang aja. Aku mau cerita, nih. Dulu, waktu tahun 2016, aku pernah ikut Hijab Hunt di Bandung, Bii," ujarku pada suami.

"Terus, gimana, Sayang? Menang?" tanya Rizki semangat.

"Ih, enggaklah! Di sana, aku yang paling sederhana. Sebenarnya pengin coba lagi di tahun berikutnya, tapi 2017 itu, kan, aku sakit, terus 2018 kemarin, aku masih dines di rumah sakit. Barusan aku baca, katanya sebentar lagi Hijab Hunt 2019 dibuka, jujur aku pengin ikut, Bii. Tapi, aku udah pakai cadar sekarang, takut nggak lolos verifikasi," tuturku.

"Nggak apa-apa, Ainiy. Coba dulu aja! Justru, penyesalan itu bukan karena kita sudah mencoba. Tapi, karena kita tidak mencoba," ujar suamiku.

"Abii, rida gitu? Kalau Resty ikut Hijab Hunt?" tanyaku.

"Rida! Tapi, aku mau tahu dulu. Apa tujuan kamu ikut Hijab Hunt?" balas Rizki.

"Pertama, aku ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, ingin menemui semua followersku di Indonesia, tanpa mereka bayar. Aku ingin berdakwah dan meyakinkan khalayak umum, bahwa cadar itu bukan teroris, Bii.
Aku ingin memberikan motivasi hijrah, bukan hanya di sosial media dan lingkup kota sendiri, tapi  lebih luas daripada ini. Jadi, niatku berdakwah, masalah iming-iming hadiah seratus juta, tak begitu penting, Bii," ungkapku.

Cadarku BUKAN Teroris [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang