2. Bersahabat dengan Kerudung

4.7K 262 35
                                    


Setelah hampir satu semester berada di sekolah ini, aku sering mengamati Opi jika memasuki mata pelajaran olahraga, ia hanya memakai kaos dengan bawahan tetap memakai rok. Hatiku selalu bertanya 'Kenapa ?' tapi belum ada waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu kepadanya.

Guru mata pelajaran sekarang membiarkan kami beristirahat sebelum waktunya, hal ini menjadi kesempatan bagiku untuk berbincang dengan Opi.

"Opi mau kemana?" tanyaku.

"Mau ke UKS, ngantar Awa." Opi berjalan memapah Awa.

"Awa kenapa?" tanyaku heran.

"Lagi ada tamu bulanan. Sakit banget perutnya," jawab Awa.

"Ya udah, yuk aku bantu." Aku ikut memapah Awa bersama Opi menuju UKS.

Seperti biasannya, sampai di ruang usaha kesehatan sekolah, aku dan Opi lebih banyak mengobrol dan saling mengakrabkan diri.

"Opi dulu waktu kelas satu sekelas sama siapa?" tanyaku.

"Aku kelas sepuluh enam, bareng dengan Kholifah dan kawan-kawan. Resty aku boleh ngomong sesuatu?" tanya Opi.

"Boleh, ngomong apa?"

"Resty cantik sekali, feminim, Opi senang bisa berteman dengan Resty." Opi menatapku dengan serius.

Aku terkekeh mendengar pernyataan Opi. "Ma syaa Allah Opi, kamu bisa aja. Hehe. Resty itu dulu tomboi, urakan, nggak mau pakai kerudung. Pokoknya nggak seperti apa yang Opi lihat sekarang," jelasku pada Opi.

"Oh, iya? Lalu, kenapa bisa seperti ini?" tanya Opi.

Pertanyaan Opi mengingatkanku dulu ketika kali pertama bertekad untuk berubah menjadi feminim dan mau menutup aurat.
***

4 Tahun yang lalu

Hujan sore ini membuatku ingin berlari mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan sore ini membuatku ingin berlari mendekatinya. Aku yang baru saja mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman, langsung berlari keluar untuk merasakan derasnya air hujan.

"Ayo, Resty ....!!" teriak Fani mengajakku keluar untuk hujan-hujanan.

Hari ini Aku keluar menggunakan kerudung putih yang pagi tadi kukenakan untuk sekolah. Tapi, teman-teman tertawa melihatku memakai kerudung.

"Resty... Masa, kamu hujan-hujanan pakai kerudung?" tanya Fani.

"Udah, sih, nggak apa-apa kali. Lagian besok minggu, kan, udah nggak kepakai lagi," ujarku.

Sudah hampir satu jam, aku, Fani dan Fira merasakan dinginnya air hujan. Di jalanan tempat kami melintas, terlihat ada Abi lalu berpapasan, kami pun mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum, Pak Usatadz..." ucap kami berbarengan.

Lalu Fani berkata pada Abi, "Pak Ustadz, itu, si Resty hujan-hujanan pakai kerudung buat sekolah, Pak," ujarnya terkekeh, berharap aku dimarahi Abi.

Cadarku BUKAN Teroris [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang