END

887 36 8
                                    

DISARANKAN MEMBACA INI KETIKA SEDANG SANTAI KARENA PART KALI INI SANGAT PANJANG HINGGA MENEMBUS 5 RIBU KATA. JIKA SEDANG SIBUK, TIDAK DISARANKAN MEMBACANYA 🤣

HAPPY READING 📖

-------------------------------------

Neil berdecak kagum, tak menyangka gadis di hadapannya bak bidadari dengan gaun pengantin yang melekat di tubuh mungilnya. Ia bahagia, namun terselip sakit yang tak terbendung. Punggungnya seperti ditikam dari belakang hingga menembus ke depan melihat kenyataan ini. Seharusnya ia yang ada di posisi Mike.

Ya. Seharusnya dirinya! Bukan Mike!

"Kau sangat cantik, baby!" Ia tersenyum lebar. Berjalan mendekati Kana dan memeluknya erat. "Aku harap kau bahagia."

Secara tiba-tiba Kana menangis sesegukan. Ucapan Neil mengandung makna yang ia tidak tahu artinya dan juga nada rendah yang menyayat hati.

"Hei, kenapa menangis? Aku tidak menyuruhmu menangis, Sayang." Neil melepaskan pelukannya dan menatap lembut wajah Kana yang sembab. Ia menghapusnya perlahan agar tidak merusak bedak-bedak yang telah tertata di wajah manis kesayangannya.

"Aku takut aku tidak bisa menjalaninya, Neil. Aku takut Mike tidak bahagia bersamaku. Aku takut aku akan gagal menjadi perempuan yang dia inginkan."

"Kau tidak perlu takut. Dia telah memilihmu itu artinya dia mencintaimu dan menerima segala kekuranganmu. Yang harus kau utamakan adalah hidupmu ke depannya." Ia menangkup wajah Kana dan mendekatkan wajah mereka. Untuk terakhir kalinya ia ingin mengamati wajah itu dari dekat. Inilah kesempatan yang ia dapatkan dan harus digunakan sebaik mungkin.

Tatapan mereka begitu intens hingga Neil kembali memeluknya erat. "Aku pasti akan merindukanmu!" Ia meresapi pelukan mereka. Detak jantungnya kembali bermain. Ia harap Kana merasakannya dan mengerti betapa ia mencintainya walaupun ia tidak bisa lagi mengutarakannya. Hidupnya dan hidup Kana telah berbeda jalur. Ia tidak mungkin mengatakannya lagi di saat Kana ingin diberikan ke pendamping hidupnya.

Tanpa Kana tahu, Neil menangis di sela pelukan mereka. Ia berusaha sebaik mungkin agar getaran tubuhnya tak terasa. Ia semakin mengeratkan pelukannya hingga Kana membalasnya dengan mengelus punggungnya.

"Neil, kau menangis?" tanya Kana hingga membuatnya sedikit menegang.

"Kau menangis?" tanya Kana sekali lagi. Tanpa bisa dicegah, Neil mengeluarkan suara tangis khas lelaki sampai membuat Kana gelagapan.

"Kenapa?" Suara lembut Kana menghancurkan pertahanan yang telah ia buat. Ia hanya ingin meneteskan air mata, namun Kana menyadarinya menangis hingga akhirnya ia mengeluarkan suara karena tak sanggup untuk menahan.

"Aku bahagia melihatmu memiliki seseorang yang dapat menjagamu. Itulah mengapa aku menangis." BOHONG. Itu bohong. Ia tidak bahagia. Bagaimana ia bisa bahagia saat seseorang yang ia cintai meninggalkannya bersama pria lain?

"Terima kasih telah bahagia, Neil. Aku tidak tahu harus membalasmu dengan apa."

'Balas aku dengan cintamu!'

"Balas aku dengan kebahagiaanmu." Ia tidak bisa mengatakan itu. Hanya kalimat ini yang ada di kepalanya.

"Hihihi, akan kuusahakan." Kana terkikik dan ia tahu Kana-nya telah kembali. Kana telah menjadi Kana yang ia kenal. Gadis itu telah berada dalam masa bahagianya hingga bisa terkikik geli seperti sekarang ini.

Neil melepaskan pelukan mereka lalu menghapus air matanya yang telah membasahi pipi hingga Kana yang sedaritadi menatapnya, ikut membantu.

"Jangan menangis lagi, Neil." Ah, seberapa beruntungnya Mike memiliki Kana yang polos begini. Bisakah ia mendapat sosok seperti Kana nantinya?

Light As A Feather ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang