Chapter - 44. The Meaning Of Love

745 51 1
                                    

Plis yang suka romance komedi, baca ASSISTANT FOR A YEAR. Serius, gak nyesel saaayyyy 🤣

HAPPY READING 📖

---------------------------------------

Acara yang dimaksud Neil tadi siang adalah perayaan ulang tahun Xitz Studio yang keempat tahun. Undangan-undangan sudah tersebar ke mana-mana hingga artis papan atas, pemeran-pemeran film yang pernah mereka gunakan, kru, dan para kerabat. Pengunjung studio tersebut mampu menembus 600 lebih orang yang hadir. Dan kali ini diadakan di salah satu gedung pencakar langit di Seattle.

Para tamu yang menghadirinya diberi fasilitas berupa penginapan selama satu malam, juga berbagai perayaan megah yang akan ditampilkan selama acara berlangsung.

"Neil, apa aku sudah cukup pantas memakai ini?" Neil yang merasa dipanggil segera menutup panggilan telepon dan menghadap seorang gadis yang tengah menunduk malu.

"Hei, kau sangat cantik, Sayang." Neil mendekat dan menaikkan dagu Kana. Ia mengerutkan dahi saat melihat tidak ada riasan yang mewarnai wajah gadis itu.

"Kenapa tidak memakai make up?" tanya Neil sembari mengelus rambut merah tembaga milik Kana dengan lembut. Candu, itulah yang meracuni ketika menyentuh rambut halus Kana.

Kana menggeleng. "Sudah kubilang aku tidak bisa pakai itu."

"Sepertinya kau memang ingin aku dandani, Sweetheart!" Neil terkikik geli dan merangkul Kana hingga ke kamar gadis itu. "Sekarang kau duduk baik-baik di sana. Aku yang akan mendadanimu."

Terlihat wajah bahagia dari gadis itu ketika Neil mendekatinya sembari membawa beberapa alat make up yang sudah mulai banyak karena dibelikan Neil.

"Oke, sekarang kita ingin membedaki wajahmu dulu," Neil mengambil kursi dan duduk tepat di depan Kana. "Kau mau pakai bedak baby atau foundation?"

"Terserahmu, Neil." Kana menatap kagum Neil yang begitu cekatan mempersiapkan alat-alat make up yang belum tentu ia tahu apa saja. Memang di kamarnya sudah tersedia perhiasan kosmetik karena ulah Neil yang selalu membelikannya jika melewati beberapa toko kosmetik. Bahkan bajunya saja sudah hampir memenuhi lemari.

"Oke, Sayang. Sekarang duduklah diam-diam dan pejamkan matamu." Neil memulai kegiatannya dengan tangan yang begitu lihai mewarnai wajah mungil Kana tanpa kesalahan.

"Kana ...," panggil Neil menjelang dua puluh menit berkutat dengan wajah Kana. Ia menghentikkan aksinya dan menatap serius wajah mungil itu.

Kana bergumam sebagai jawaban. "Kalau aku bilang aku mencintaimu, kau percaya?" Pertanyaan Neil membuat Kana mendadak bingung. Ia yang semula menutup mata, kemudian membukanya dan menatap Neil yang tengah menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

"Kalau aku bilang aku begitu mencintaimu, apa kau akan percaya dengan semua yang akan terjadi?" Neil menatap manik mata Kana untuk mendapatkan jawaban. Setidaknya jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, gadis ini tidak akan membencinya.

"Jika aku mengatakan aku sangat-sangat mencintaimu, apa kau akan menerima segala kesalahanku?" Ucapan Neil terdengar membingungkan untuk Kana. Gadis itu tidak mengerti kenapa Neil mengucapkan kalimat-kalimat seakan ada sesuatu yang tidak ia ketahui.

"Ada apa?" tanya Kana dengan nada begitu lembut. Tersirat raut wajah yang begitu bersalah dari pria di hadapannya yang membuat ia tidak tega.

"Aku mencintaimu." Hanya itu yang dijawab Neil. Ia sungguh tidak menyangka Neil kembali mengutarakan perasaannya. Setahunya, Neil telah menganggapnya sebagai adik. Begitupun sebaliknya. "Apa aku sudah bisa mengganti posisi Mike di hatimu?"

Light As A Feather ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang