Chapter - 9. Meet Again

1.4K 69 1
                                    

HAPPY READING 📖

--------------------------------------

Tanggal 28 Desember, hari yang membahagiakan untuk Kana. Ini adalah hari spesialnya dan pagi-pagi sekali ia sudah bangun untuk menyiapkan persiapan ulang tahunnya. Ia tidak sabar menunggu jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam karena ia akan mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah.

Pagi ini, Kana membuat kue ulang tahunnya sendiri dengan berbagai macam cokelat yang ia beli saat itu sebagai penghias di atas kuenya. Ia suka kue cokelat! Hal yang berbaur dengan cokelat ia suka. Sangat suka!

Saat dilihatnya ada yang kurang di kuenya, ia tambahkan lagi penghias agar terlihat lebih pas dan menarik.

"Aha!!! Kueku sudah jadi!" Ia bersorak senang dan kemudian memasukkan kue itu ke kulkas agar tetap segar dimakan saat malam.

Ia melirikkan matanya ke arah jam kemudian mendesah lega. Pukul enam pagi dan Mike pasti akan segera bangun. Secepat mungkin ia membereskan peralatan dan bahan-bahan yang ia gunakan tadi agar tidak tampak berantakan, juga tidak menimbulkan kemarahan Mike karena melihat dapurnya begitu kotor.

Bukan hanya dapurnya saja yang kotor, tapi ia juga! Tepung yang berserakan di mana-mana dan ia harus extra sabar membersihkan kekacauan yang ia lakukan. Lantai yang dilumuri tepung, cokelat berceceran, dan bermacam-macam plastik bertebaran di mana-mana. Ia berdecak kesal lalu mulai merapikan semuanya.

Saat sedang membersihkan itu semua, Kana melihat Mike yang berjalan ke arah dapur menggunakan pakaian kerja. Tidak terlalu formal dan tidak terlalu informal, setidaknya selayaknya seorang editor untuk pergi kerja.

"Pagi, Mike!" Sapa Kana dengan suara ceria. Dilihat Mike mengambil gelas sembari menuangkan air hangat yang berada di termos. Ia mendekati Mike sembari tersenyum lebar.

"Mike, hari ini hari ulang tahunku. Aku boleh minta uangmu untuk membeli baju baru?" tanya Kana malu-malu dengan senyum yang belum memudar. Sebagai hadiah di pagi hari, ia semakin melebarkan senyumnya ketika Mike meliriknya sekilas.

Kana bingung, mengapa Mike hanya diam? Kenapa Mike tidak membalas ucapannya? Tak mau menyerah, ia tetap memaksa agar keinginannya terkabul. "Mike, aku jarang sekali beli baju baru. Aku ingin terlihat cantik di depanmu. Boleh, kan aku beli?"

Mike menoleh kemudian mengambil kartu debit di dompetnya lalu memberikannya pada Kana.

"Ambil dan jangan ganggu aku!" Kepergian Mike meninggalkan kebahagian untuk Kana. Akhirnya ia bisa mendapat sesuatu yang baru hari ini. Ia berteriak kegirangan. Kartu debit di tangannya sebagai bukti ia akan bersenang-senang.

"Yeayyyy!! I got it!" Ia memekik kegirangan sembari berjoget-joget ria. Bahagia? Tentu. Sudah lama sekali ia tidak berbelanja kebutuhannya. Beberapa tahun belakangan, Mike tidak memberikannya uang karena berada di luar kota dan sibuk. Sekarang, ia bisa membahagiakan diri tanpa halangan.

Oh .... ia teringat sesuatu. Wanita itu, ke mana dia?

Ia tidak melihat wanita itu sedari tadi. Pasti wanita itu akan mengekor Mike ke mana-mana seperti anak kucing yang mengekor induknya. Ck, ia benci sekali dengan wanita semacam itu. Berharap saja Mike tidak tergoda dengan rayu manisnya.

"Bitch!" gumamnya dengan tampang sinis.

Ia kembali beradu pada peralatan dapur,  membereskan beberapa barang yang belum dibersihkan. Pekerjaannya selesai, ia berlari ke kamarnya dan langsung menubruk tubuh di atas kasur.

Ia bahagia! Sangat bahagia! Entah harus berapa kali ia mengatakan bahwa ia sangat bahagia.

Hanya gara-gara Mike memberikannya uang dalam wujud kartu, ia sudah bahagia. Diciumnya kartu debit itu berulang-ulang dan memeluknya. Ia sangat senang dan menunggu waktu untuk menggunakan ini. Sangat tidak sabar.

Light As A Feather ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang