HAPPY READING 📖
---------------------------------
Mike mengerjapkan mata. Diedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan dan ternyata ia sudah berada di kamarnya. Satu hal yang terasa aneh pagi ini. Kepalanya tak sakit dan berat walau masih ada rasa pusing. Tidak separah yang pernah terjadi ketika ia mabuk. Ia mencoba mengingat kejadian semalam dan ... sial! Ia tak dapat mengingatnya. Hanya dari Anne merangkulnya sampai ke mobil. Selebihnya, ia sama sekali tak ingat bagaimana bisa sampai ke tempat ini.
Dan ... kenapa ia bermimpi Kana mengutarakan sesuatu? Kenapa semalam terasa berbeda?
Ia memijit pelipis sebentar. Saat beranjak bangun, ia merasakan sesuatu menahan tubuhnya. Ia menoleh lalu terkejut karena Kana berbaring di dadanya. Gadis itu masih tertidur pulas dan saking nyenyaknya, ia bangunkan pun gadis itu tidak bangun-bangun.
"Hei, bangun!" Tak berperasaan, ia mengangkat kepala Kana untuk menjauhinya lalu menghempaskannya ke samping.
"Dasar tukang tidur!" gerutunya. Dilihat Kana menggunakan topi ulang tahun, ia mengerutkan kening kemudian menyingkap selimut yang menutupi tubuh mungilnya.
Ia tahu gaun tanpa lengan ini adalah gaun baru. Tatapannya teralih pada wajah mungil Kana dan alisnya terangkat.
'Dia pakai make-up? Sejak kapan?' Ia mengangkat alisnya sebentar lalu teringat Kana yang berpenampilan seperti ini berbicara padanya di mimpi. Sayangnya, ia tidak tahu apa saja yang dibicarakan. Kenapa ia juga bermimpi Kana akan meninggalkannya? Kenapa ia bermimpi tentang Kana? Apa ini?
"Damn!" umpatnya. Ia bingung tentang semuanya dan kenapa ia takut Kana akan meninggalkannya? Tidak. Ini tidak boleh. Ia menepis perasaan itu karena ia tahu sampai kapan pun Kana tidak akan pergi. Ditatap sinis Kana yang masih berbaring di ranjangnya dengan nyaman. "Sekali jalang tetap jalang!"
"Bangunlah!" Mike menggoyang-goyangkan tubuh Kana sayangnya belum mendapat respon. Gadis itu terlalu pulas menikmati tidurnya.
"Engh..." Kana malah berbalik arah memunggungi Mike dan memeluk selimutnya dengan nyaman.
"Kana!" Bentakan itu membuat Kana tiba-tiba tersentak bangun dan duduk di ranjang dengan mata melotot.
"Hm, kau sudah bangun? Oiya, semalam kau lupa kalau aku berulang tahun!" gerutu Kana sembari memanyunkan bibirnya dan menatap Mike dengan tatapan manja.
"Aku tidak peduli dengan ulang tahunmu dan pergilah dari kamarku sekarang!"
"Tapi Mike yang menyuruhku untuk tidur di sini dan ... Mike bilang aku cantik." Kana tersenyum malu sembari menundukkan kepala. Melirik Mike layaknya anak kucing. Respon Mike tentu saja terkejut. Sejak kapan ia menyuruh gadis ini untuk tidur di kamarnya apalagi di sampingnya? Dan sejak kapan ia memuji bocah ini?
"Jangan bermimpi terlalu tinggi! Aku tidak pernah melakukan itu!" Mike mencemooh dan tersenyum sinis.
"Tapi Mike benar-benar melakukannya! Semalam Mike mabuk jadi Mike tidak tahu." Kana berusaha membela diri yang malah mendapat balasan pedas.
"Saat aku mabuk kau mengambil kesempatan, bukan? Kau memang penggoda ulung, little bitch!" Mike bangun dari tempat tidurnya dan merasakan denyut-denyut di kepalanya. "Pergi dari sini sebelum aku melemparmu keluar!"
Kana yang melihat Mike memegang kepalanya tak mempedulikan ucapan Mike. Ia menghampiri Mike dan menyentuh kepala Mike.
"Kepalamu sakit? Mau aku ambilkan obat?" Kana menyentuh kepala Mike dan mendapat tatapan tajam dari Mike yang bahkan tidak disadarinya. "Mike berbaringlah, aku akan memijit kepalamu," perintah Kana yang lagi-lagi mendapat bentakan kasar.
"Sudah kubilang pergi! Apa kau tuli?!" Seketika Kana menjauh. Ia menunduk lemas, tak berani membalas tatapan Mike.
"Maaf," gumamnya lalu berjalan pelan keluar dari kamar Mike.Sebelum sampai di ambang pintu, Kana menoleh dan mengatakan, "Kalau kau membutuhkan sesuatu, panggillah aku. Aku akan siap membantumu."
Setelah mengatakan itu, ia pergi dengan raut sedih. Ia bingung kenapa Mike begitu marah padanya. Apa yang ia lakukan selalu salah padahal ia hanya mencoba menghibur. Mike pula berdecih meremehkan. Bisa apa Kana membantunya? Yang ada malah berbuat ulah hingga membuatnya naik pitam setiap hari.
***
Kana yang berada di kamarnya menatap dirinya di depan cermin sembari melepas topi ulang tahun yang dikenakannya dari semalam. Diembuskan napasnya perlahan.
"Apa aku masih tidak cantik sampai Mike terus bersikap jahat?" Kana menggembungkan pipinya dan menunduk di depan cermin. Ia tidak suka Mike memakinya. Setiap perkataan Mike selalu membuatnya tidak punya nyali untuk menatapnya, bahkan bertemu dengannya saja ia merasa ingin mati karena Mike pasti menganggapnya penganggu dan penggoda.
Kana mengadahkan kepalanya dan kembali menatap cermin. "Mike pasti akan baik kepadaku. Itu pasti akan terjadi!" Kana menyemangati dirinya dan tersenyum lebar, menatap kembali pantulannya di depan cermin.
Senyumannya kian melebar tatkala ia teringat sesuatu. "Mike ulang tahun hari ini!" Kana mengikat rambutnya asal lalu cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Setelah selesai, ia ke dapur untuk membuat kue ulang tahun Mike dan kali ini harus istimewa khusus untuk Mike dan tentunya harus enak.
Saat ia melewati ruang tamu, ia menemukan kuenya yang masih bergeletak bergitu saja di atas meja. "Oh, astaga! Aku lupa meletakkannya di kulkas!" Kana menepuk jidat lalu mengambil kuenya.
"Ini sudah basi, ya?" Ia mencium baunya dan tidak merasa adanya perbedaan, ia mencicipi kue itu dan wajahnya mendadak masam. "Rasanya berubah."
"Harus kubuangkah kue ini? Tapi kalau aku buang, aku tidak bisa merayakan ulang tahunku bersama Mike." Ia berpikir ulang dan akhirnya mendapat solusi.
"Tidak apa-apa, nanti kau tambahkan saja namamu di kue Mike, hihihi!!" Ia terkikik geli lalu pergi menuju dapur untuk membuang kue yang dipegangnya terlebih dahulu sebelum berkutat pada bahan-bahan untuk membuat kue.
Kana mengambil plastik kemudian memasukkan kue itu lalu membungkusnya agar kue itu tidak mencemari tempat sampah. Setelah itu, ia berkutat pada tugasnya untuk membuat kue ulang tahun Mike yang pastinya akan enak dan penuh dengan cokelat dan juga tambahan buah-buah di atasnya.
Sembari bersenandung, Kana mengaduk adonan itu dan tidak ia sadari Mike berjalan ke sampingnya untuk mengambil gelas.
"Oh!" Kana tersentak kaget. Ia meletakkan adonan itu terlebih dahulu lalu berjalan ke belakang Mike kemudian memeluknya dari belakang. "Happy birthday, Mike." Kana menempelkan pipinya ke punggung Mike dengan tangan yang melingkar di pinggang.
"Kau cepat pulang, ya. Jangan lupa! Aku sedang membuat kue paling enak untukmu agar kita bisa merayakannya nanti. Ingat jangan lupa pulang cepat!" Kana mengesampingkan wajahnya melihat wajah Mike yang masih tampan dari samping dan tersenyum lebar.
Mike membalas tatapannya dan berselang beberapa detik, ia melepaskan pelukan Kana dengan kasar lalu pergi dari dapur. Meninggalkan Kana yang termenung.
"Apa aku salah lagi?" Kana menatap punggung Mike yang menjauh. Mike tidak bisa ditebak dan ia sulit untuk mengetahui apa yang dipikirkan pria itu. Meninggalkannya tanpa jawaban sama sekali hal yang buruk. Ia tidak tahu apakah Mike akan mendengarnya atau berakhir seperti semalam.
Ia menghela napas kasar dan kemudian melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda tadi dengan senyum lebar. "Semangat Kana!"
.
.
.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Light As A Feather ✅
RomancePertama kali publish : 16 Desember 2018 [PRIVATE ACAK] Kana Schumacher, gadis ceria dengan tampang manisnya. Siapa pun akan senang berdekatan dengan dirinya. Polos, lugu dan tidak tahu apa-apa karena seorang pria yang selalu mengekangnya. Sedikit i...