YOO.. KEMBALI LAGI DICERITA BARU DAN JUDUL KALI INI ADALAH
"LIGHT AS A FEATHER"
SEMOGA SUKA 💕HAPPY READING 📖
----------------------------------------------------------
Rambut gelombang yang diterpa angin dengan indahnya menampakkan warna merah tembaga, mampu menarik perhatian orang-orang yang melewatinya. Ia menjadi pusat perhatian banyak orang dengan bibir yang tidak berhenti tertawa sejak menginjakkan kaki di taman ini. Kana, itulah dia. Seorang gadis bertubuh mungil tak henti untuk berlari mengelilingi taman hingga matanya tertuju pada buah mangga yang diukir seperti bunga.
"Mike, beli itu ya?" tunjuknya dengan tak sabar untuk memakan buah itu yang sedaritadi menggugah selera. Sosok yang dipanggil Mike hanya tersenyum tipis lalu menggangguk.
Michael Abraham, yang biasa disapa Mike memberikan selembar uang untuk Kana dan segera diambil Kana lalu ditinggalkannya seorang diri. Mike melipat kedua tangannya di depan dada dan kemudian menatap Kana yang tengah membeli buah mangga yang sedang dibentuk bunga. Tatapannya berubah menjadi tajam dan sinis saat Kana menyentuh dada seorang pria lalu mengelusnya. Itulah yang ia lihat. Dan paling ia tak suka saat Kana tersenyum lebar kepada pria asing yang bahkan tidak mereka kenal. Kepalanya seakan ingin meledak dan mengeluarkan api jika ia tidak menemui Kana secepatnya. Ia menarik pergelangan tangan gadis itu lalu pergi meninggalkan lokasi yang tidak lain adalah tempat perayaan Natal sedang berlangsung hingga tengah malam.
Mike membuka pintu mobil dan kemudian mendorong Kana dengan kasar untuk duduk di kursi mobil lalu menutupnya dengan bantingan yang cukup keras hingga mampu membuat gadis itu terperanjat kaget.
"Awww..." ringis Kana sembari mengelus pergelangan tangannya yang agak memerah dan kembali memakan buah mangganya seolah tidak mempedulikan Mike yang sudah di sampingnya dengan nafas memburu dan mata menajam melihat ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan tadi, Kana?" tanya Mike lalu dilihatnya Kana tidak menggubrisnya sama sekali.
"Membeli ini." Kana menunjukkan buah mangga yang belum dimakannya dengan tampang tak berdosa. Tentu menyulut kemarahan Mike yang tidak bisa dikontrol.
"APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PRIA ITU, KANA?!" Suara Mike yang membesar tentu sangat jelas bahwa Kana terkejut mendengarnya bahkan ia hampir menangis karena terkejut. Mike membentaknya. Dan ia yang tidak mengetahui apa kesalahannya, mengerjapkan mata berkali-kali.
"JAWAB AKU!" Merasa tak mendapat jawaban, Mike kembali membentak Kana dan Kana terdiam membisu karena takut sekaligus menetralkan degup jantung yang seenaknya bermain.
"Aku tidak melakukan apa pun, dia--"
"I will give you punishment!" dengan cepat Mike memotong perkataan Kana yang ingin menjelaskan. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi disertai amarah yang mendidih sampai ubun-ubunnya. Buku-buku jarinya sampai memutih saking eratnya ia mencengkram stir mobil.
"Mike, pelan-pelan. Aku takut," dengan bibir bergetar dan setangkai mangga yang belum habis, Kana melirik ke arah Mike dengan perasaan takut. Sangat takut. Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Mike membuat tubuhnya seketika panas-dingin.
Mike memarkirkan mobilnya di garasi ketika mereka sudah sampai di rumah. Ia turun dari mobil dan membuka pintu mobil Kana kemudian menarik Kana keluar dengan kasar.
"Aww! Mike, sakit!" rengek Kana dan tanpa sadar buah mangga di tangannya telah jatuh yang membuatnya seketika menangis. "Manggaku jatuh!!"
Mike tak menggubrisnya dan tetap menariknya sampai ke lantai dua, tempat di mana kamarnya berada, lalu mendorong tubuh Kana dengan kasar ke ranjangnya.
"Mike, buahku jatuh!" rengeknya lagi yang dibalas bentakan kasar.
"Aku tidak peduli dengan buahmu, Kana! Sekarang berbalik!" perintah Mike sembari melepas gesper yang melekat di celananya.
Kana menggelengkan kepalanya menandakan ia tidak mau dan Mike yang sudah tersulut emosi, mengambil borgol lalu memborgol tangan dan kaki Kana ke sisi ranjang. Beberapa kali Kana memberontak namun tidak dipedulikan Mike. Sudah beberapa kali ia mengalami perlakuan semacam ini dan kali ini ia tidak mau. Ia tahu seberapa sakitnya menerima pukulan demi pukulan.
"Lepas, Mike. Kenapa kau memborgolku! Aku benar-benar tidak salah!" Kana mencoba membela diri. Tapi apa daya, Mike tetap tidak mendengarkannya.
"Kau tidak salah?! Apa kau tidak salah dengan mengelus dada seorang pria dan tersenyum begitu amat lebar seakan kau ingin menjadi jalangnya, hah!" Kana kembali bingung dan merasakan bahwa tubuhnya sudah tengkurap dan bunyi gesper yang telah terlepas, sudah terdengar.
Mike menaikkan baju Kana sampai ke bagian punggung, hingga tubuh belakangnya tidak dilapisi kain lagi dan...
Plakkkk!!
Suara pukulan sudah terdengar dan juga ia rasakan.
"Kau seakan-akan ingin menjadikan dirimu sebagai gadis murahan, heh!" Pria itu telah kehilangan kendali. Yang di kepalanya saat ini hanya memukuli Kana dan terus memukulinya sampai ia puas. Makian-makian ia lontarkan. Harap-harap gadis ini tahu bahwa ia tidak menyukainya dan jangan pernah sesekali melakukannya.
Plakkk!!
"Dan ini yang terakhir!" Sekali lagi Mike melayangkan gesepernya ke punggung gadis itu hingga jeritan kesakitan keluar dari pita suaranya. Beberapa kali Kana memintanya untuk berhenti namun tidak digubris.
"Sakit, Mike!!!!" Kana berteriak kencang dan terkulai lemas di atas ranjang. Mike melempar gespernya ke sembarang arah dan kemudian menarik rambut Kana untuk memberikannya pelajaran yang lebih berat agar gadis ini mengerti seberapa tak sukanya ia melihat hal menjijikkan itu. Saat melihat rambut Kana, ia merasa bahwa dirinya telah dihipnotis oleh kemolekan rambut merah gadis itu. Ada perasaan untuk tidak melukai rambut berwarna merah alami itu dan melihat kesakitan Kana, mendadak hatinya melemas untuk beberapa saat. Ia lebih baik pergi dan meninggalkan Kana seorang diri di kamar ini. Ia tidak mau merasa bersalah dan berakhir meminta maaf. Karena situasi ini bukanlah ia yang memulai, melainkan Kana sendiri yang berani menyulut emosinya.
Ia melepaskan tarikannya di rambut Kana dengan kasar hingga membuat kepala Kana terdorong dan kemudian pergi tanpa merapikan baju Kana dan borgolnya.
"Sakit..." ringis Kana dengan isak tangis yang menjadi-jadi. Ia tak kuat untuk bangun walau hanya bergerak sedikit saja. Tubuhnya terasa seperti dihancurkan sampai ke tulang-tulang dan kepalanya amat pusing akibat tarikan kasar Mike di rambutnya seolah ingin merontokkannya sampai ke akar-akar.
Sakit? Itulah yang ia rasakan. Selalu mendapat perlakuan buruk dari Mike yang entah kenapa ia pun tidak tahu apa kesalahannya. Terkadang Mike menghukumnya dengan permasalahan tidak jelas dan tidak mendengarkan alasannya terlebih dahulu. Hal itu membuatnya bingung dan tidak bisa melawan karena tenaga Mike tidak sebanding dengan tenaganya. Ia hanyalah seorang gadis lemah yang tidak tahu apa-apa dan menerima segala perlakuan buruk Mike walau itu tidak wajar.
Kejadian sebenarnya, saat itu ia tidak sengaja ketika berbalik arah, menabrak dada seseorang dan tentu ia secara spontan langsung menyentuh tempat di mana kotoran dari buahnya mengenai pria yang tidak dikenal itu, berusaha untuk membersihkannya. Tapi Mike melihatnya dengan pandangan berbeda. Mike mengira ia menggoda pria itu. Padahal ia hanya membantu membersihkan dengan permohonan maaf disertai senyuman.
Di sinilah Kana Schumacher mengalami kesakitan luar-dalam karena perilaku Michael Abraham. Ranjang, kamar ini, dan rumah besar yang mereka tinggali, menjadi saksi bisu perlakuan manis dan buruk Mike padanya.
.
.
.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Light As A Feather ✅
RomansaPertama kali publish : 16 Desember 2018 [PRIVATE ACAK] Kana Schumacher, gadis ceria dengan tampang manisnya. Siapa pun akan senang berdekatan dengan dirinya. Polos, lugu dan tidak tahu apa-apa karena seorang pria yang selalu mengekangnya. Sedikit i...