Chapter - 41. Can He Gets A Chance To Fix Everything?

1.2K 67 31
                                    

GAK TERASA AJA LIGHT AS A FEATHER SUDAH CHAPTER 41 BERARTI UDAH MAU TAMAT DONK 😆 Begini sih makin lama repost Hahahaha. Canda canda 🤣

HAPPY READING 📖

-------------------------------------------

"Mike?" panggil Kana sembari mengelus pelan rambut Mike yang terlihat berantakan. Yang dipanggil hanya mengerjapkan mata berkali-kali untuk mengimbangi cahaya yang tiba-tiba masuk menusuk mata. Saat sudah terbuka, ia tersenyum simpul dan menggenggam tangan mungil yang kini berada di pipinya untuk merasakan tangan lembut itu.

"Kau kembali?" Kana mengangguk antusias dan berbaring di sebelah Mike lalu memeluk tubuh kekar itu dengan erat. "Aku merindukan, Mike!"

"Aku merindukanmu juga! Jangan meninggalkan aku lagi, Oke?" Mike menyodorkan jari kelingkingnya sebagai wujud janji agar apa yang dimintanya terpenuhi. Kana mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Mike lalu kembali memeluk Mike. Begitupun Mike yang menyalurkan kerinduannya melalui pelukan yang begitu nyaman sembari memberi kecupan-kecupan ringan yang mendarat di puncak kepala gadis itu.

"Aku mencintaimu, Kana. Please, don't leave me again," gumam Mike, teramat pelan namun masih bisa terdengar oleh Kana. Seketika gadis itu tersenyum lebar dan mengeratkan pelukannya.

"Aku juga mencintai, Mike!" Mike tersenyum lembut. Hatinya sudah reda mengingat gadis mungil ini sudah berada di pelukannya dan menyatakan cinta dengan begitu tulus. Ia berharap moment yang ia rasakan ini bukan hanya angan-angan semata. Melainkan sebuah moment yang sungguh ia rasakan.

Namun, sepertinya hal itu tidak akan terjadi. Pintu terbuka dan menampilkan ekspresi datar, paling datar seakan tak suka mereka bersama. Saat Kana menoleh, gadis itu melepas diri dari pelukan Mike kemudian bangkit dari ranjang lalu menghampiri sosok itu dan memeluknya.

Neil.

Sosok yang akan menjadi penghalang dirinya antara Kana. Jika boleh, ia ingin meninju wajah pria itu agar benyok dan tidak lagi menunjukkan batang hidung di hidupnya maupun hidup Kana. Sosok yang benar-benar menjadi penghalang.

"Kana!" rajuk Mike karena merasa terabaikan.  Kana menoleh kemudian melambaikan tangannya lalu menggenggam tangan Neil untuk keluar dari kamar yang sedang mereka tempati.

Mike yang merasa kembali ditinggalkan, segera mengejar Kana yang sudah menjauh dari jangkauan dan tak mempedulikan panggilan bahkan teriakannya. Ia mengejar Kana yang memeluk pinggang Neil sembari bercengkrama dan sudah berada di luar rumah. Tangisannya kembali pecah saat gadis itu sama sekali tidak menoleh ataupun mengucapkan sepatah kata untuk membuatnya tenang. Sikap Kana yang mendadak tidak peduli, membuat ia kembali dilanda sesak.

Semua orang telah pergi, meninggalkannya pada keterpurukan yang tidak tahu bisa bangkit atau tidak.

Apakah ia tidak layak untuk hidup lagi? Tidakkah ada kesempatan kedua untuknya?

Ia tahu kesalahan yang ia lakukan pada gadis itu memang sangat fatal karena menjadikannya sebagai pelampiasan emosi yang selama ini dipendam, agar tidak ada satu pun yang tahu betapa ia depresi  dengan masa lalu yang begitu menyedihkan. Kekerasan, bentakan kasar, umpatan, hal-hal itu ia berikan kepada Kana karena ia tahu hanya Kana yang menerima segala perilakunya dan ia sangat yakin bahwa gadis itu tidak akan meninggalkannya.

Namun, keyakinannya salah bahwa Kana tidak akan meninggalkannya. Ternyata karena kesalahannya, mampu membuat Kana berpaling pada pria yang lebih baik. Bisakah ia menerima itu? Menerima Kana untuk pria lain?

"Kana ...," lirihnya, berharap gadis itu menoleh dan berlari ke arahnya sebagai wujud masih ada kesempatan untuk mengubah kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tapi yang ia dapat adalah kepergian gadis itu yang sama sekali tidak menoleh, walaupun sekadar melihatnya. Sebegitu menjijikkannya ia untuk tidak dipandang lagi?

Light As A Feather ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang