Chapter 18

2.1K 322 46
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Jimin terus menggerutu sejak ia terbangun beberapa jam yang lalu di dimensi ini. Ia terbangun di sebuah lorong rumah sakit dan sekarang sedang selonjoran di bangku taman area bangunan ini. Santai sekali memang.

“Hhhh..”

Helaan nafas lelah keluar dari mulutnya. Jimin benar-benar menyesali keputusannya ikut berlibur bersama anak Kingka dan Queenka. Ekspektasinya mengenai indahnya liburan gratis selama seminggu di negeri orang sekarang berubah menjadi bencana.

Kalau saja ia tahu semuanya akan berakhir seperti ini tentu saja ia akan menolak meskipun semuanya gratis juga. Tapi semuanya sudah terjadi. Ia tidak bisa menarik kata-katanya kembali.

Ia sudah terlanjur berada di dimensi yang tak dapat diterima akal sehat ini. Tidak ada jalan keluar selain mengikuti game ini hingga selesai.

“Sudah jam 3 saja. Kenapa terasa begitu cepat?!” ucapnya saat ia melirik jam tangannya dan melihat waktu permainan ini ternyata sudah setengah jalan.

“Aku harus melakukan sesuatu, atau aku akan benar-benar mati di tempat antah berantah ini.” monolognya.



































































.

.

.

“Lepaskan aku!”

Jennie memberontak hebat membuat Junhui sedikit kewalahan menahannya. Jennie itu wanita, namun entah kenapa kekuatannya benar-benar besar. Pantas saja Yunhyeong kalah.

Junhui tidak habis pikir, permainan ini sepeti benar-benar membuat orang hilang kendali akan dirinya sendiri.

“Dia sudah mati, Kim Jennie! Apa yang akan kau lakukan lagi, huh?!”

“Aku masih ingin menghancurkan kepalanya! Lepaskan aku, brengsek!”

“Kau gila!”

“Lepaskan aku atau aku akan membunuhmu, Wen Junhui!”

Antah Berantah || 95 96 97 lines! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang