.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Ngomong-ngomong, terima kasih sudah menyelamatkanku tadi.”Eunwoo hanya mengangguk kecil merespon ucapan Joy barusan. “Tidak masalah.” balasnya.
“Kau tahu? Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Aku sudah mencoba mencari jalan keluar dan selalu kembali ke tempat semula, aku benar-benar tersesat.” curhat Joy yang merasa frustasi dengan semuanya.
“Aku juga. Aku terbangun di hutan gelap ini. Beruntung aku membawa ponsel dan sedikit banyaknya ini membantuku, walaupun aku tidak bisa berkomunikasi karena benar-benar tidak ada sinyal di sini, setidaknya cahaya senternya masih berfungsi dengan baik.” tukas Eunwoo.
Joy meringis kecil. Coba saja ia juga membawa ponsel mungkin semuanya tidak akan semencekam ini. Ia meninggalkan ponselnya di tas kecil dan berada di rumah aneh itu.
“Ayo! Kita harus mencari jalan keluar. Kau ikut aku?”
Joy tidak punya pilihan lain selain mengangguk mengiyakan ajakan Eunwoo yang kini sudah berdiri dari duduknya. Ia yakin, ia akan baik-baik saja bersama lelaki ini.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan, terus melangkah entah ke mana, berharap segera menemukan jalan keluar hingga samar-samar keduanya mendengar teriakan kesakitan seorang wanita.
Eunwoo langsung menghentikan langkahnya. “Kau dengar itu?” tatapan seriusnya mengedar ke seluruh penjuru hutan.
Joy mengangguk. “Iya, aku mendengarnya. Sepertinya berasal dari sebelah sana.” tunjuknya ke arah jam sebelas dari tempatnya berdiri sekarang.
Eunwoo menatap Joy. “Ayo!”
Keduanya pun langsung bergegas karena mereka yakin ada seseorang yang tengah sekarat tak jauh dari sana.
Suara lengkingan itu semakin terasa dekat hingga akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan itu dan sampai di tepian sungai yang arusnya lumayan deras, lengkap dengan bebatuan besar di sekitarnya.
Eunwoo mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, namun karena minimnya penerangan ia tak kunjung menemukannya. Tapi suara itu masih terdengar dan bisa dipastikan bahwa orang itu masih hidup.
“HEY!!! SIAPA DI SANA?!!!”
Joy tiba-tiba berteriak lantang, sontak saja Eunwoo langsung menoleh kepada wanita itu yang kini terlihat sedang memicingkan matanya.
“Ada apa?”
“Di sana!”
Eunwoo mengikuti telunjuk dan arah pandang Joy, netranya berhasil menangkap siluet seseorang yang tengah berlari menjauhi area sungai.
“Sial! Aku tidak bisa mengenali siapa orang itu!” umpat Joy keras, ia yakin orang yang berlari itu seorang wanita tapi ia tidak bisa mengenalinya.
Eunwoo juga tidak bisa mengenalinya karena posisi orang itu sudah lumayan jauh. “Hhhh..” ia membuang nafas kasar dan berjongkok di tepian sungai, berniat membasuh wajah namun ia terlonjak kaget saat air yang berada di tadahan tangannya ternyata berwarna merah dan bau anyir.
Beruntung air itu belum ia basuhkan.
“Joy, lihat ini! Airnya––” dengan cepat Eunwoo mengikuti asal dari aliran darah itu dan ternyata berhenti di balik sebuah batu sungai berukuran besar, dan saat ia melihanya ternyata di sana ada seseorang yang terbaring dengan darah segar di sekitar tubuhnya.
“Ya Tuhan!”
Keduanya memekik bersamaan. Baik Joy maupun Eunwoo, mereka berdua sama-sama tercekat melihatnya. Wajah cantik orang ini dirusak, sayatan-sayatan memenuhi hampir seluruh wajahnya sehingga wajahnya kini penuh dengan darah.
Lehernya juga terlihat berlubang, mungkin ditusuk oleh benda tajam?
Entahlah?
Belum sampai di sana. Ternyata kaki kanannya juga terlihat hancur tak berbentuk seperti dihantam berkali-kali menggunakan batu.
“Sana?” lirih Joy saat melihat kondisi kawan satu grupnya itu yang terlihat mengenaskan.
Sana belum meregang nyawa. Matanya masih sedikit terbuka dan perlahan bibirnya terlihat seperti hendak mengucapkan sesuatu.
Joy dan Eunwoo yang menyadari itu berjongkok, Sana seperti ingin memberi tahu mereka akan satu hal.
Namun mereka sedikit kesulitan. Tidak banyak yang bisa mereka tangkap dari apa yang dimaksud oleh Sana, hingga akhirnya wanita itu benar-benar menutup matanya.“Minatozaki Sana. Traitor. 04.07. Dead.”
Joy dan Eunwoo terdiam sejenak, mendengar Sana yang ternyata adalah seorang Traitor sedikit banyaknya membuat mereka berdua bernafas lega. Hey! Bukankah Traitor itu memang harus dimusnahkan?
“Apa yang bisa kau tangkap?” Eunwoo tiba-tiba bersuara.
Joy yang tahu arah pembicaraan ini hanya menggeleng kecil. Ia tidak bisa menangkap apa yang diucapkan Sana karena memang tidak jelas.
“Entahlah. Tapi sepertinya dia mengucapkan ‘A’ di akhir kata-katanya. Kau lihat tadi dia membuka mulutnya?”
Eunwoo mengangguk. “Aku juga berpikir seperti itu. Mungkinkah dia mencoba memberitahu kita siapa yang membunuhnya? Atau mungkin Jack the Stripper, bisa saja kan?”
Joy menjentikkan jarinya. “Kau benar! Sepertinya Sana mencoba memberikan petunjuk, tapi siapa di antara kita yang memiliki nama dengan huruf ‘A’ di ujungnya? Kecuali dia sendiri tentunya.”
“Mina? Chungha?”
Joy seketika membola dengan apa yang baru saja diucapkan Eunwoo, begitupun Eunwoo yang ikut-ikutan melotot menyadari ucapannya barusan.
.
.
.
TBC
Tenyata Sana seorang traitor!
Ada yang masih ingat dengan kematian Sungjae?
Adakah yang curiga kalau pelaku pembunuhan Sungjae adalah Sana mengingat Sana adalah traitor?
Lantas apa yang sebenarnya diucapkan oleh Sana di akhir hidupnya? Apakah benar ia mencoba memberitahu Jack the Stripper kepada Eunwoo dan Joy?
☠️☠️☠️
KAMU SEDANG MEMBACA
Antah Berantah || 95 96 97 lines! [END]
Mystery / Thriller[COMPLETE] 24 Youtuber yang terjebak di tempat entah di mana, beserta 'permainan' yang mengharuskan mereka membunuh 'penjahat' yang ternyata salah satu di antara mereka semua. Mampukah mereka menemukan 'penjahat' tersebut? Atau mungkin mereka justru...