Chapter 10

2.5K 349 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Yang jelas, rules dari permainan ini ada pada kertas-kertas di dalam kotak itu. Silahkan kalian baca sendiri karena aku malas untuk membacakannya.”

Taehyung berdecak malas, tapi tangannya tetap terulur meraih kotak misterius yang dari tadi teronggok nyata di depan mereka semua. Ia mengambil lembaran-lembaran kertas itu, yang ajaibnya sekarang tulisannya sangat terlihat jelas.

Rules of the game!” ia pun mulai membacakannya–– 

“Rules of the game!” ia pun mulai membacakannya–– 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Taehyung selesai membacakan semuanya, kini dua puluh lima orang itu saling terdiam dengan tatapan yang terlihat kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah Taehyung selesai membacakan semuanya, kini dua puluh lima orang itu saling terdiam dengan tatapan yang terlihat kosong.

Sebagian lagi ada yang terlihat kaget begitu menyadari bahwa di leher mereka kini tergantung sebuah kalung yang panjangnya sebatas dada dengan liontin berbentuk salib terbalik yang cukup besar.

Mereka tidak percaya dengan semua ini. Mereka harus saling membunuh satu sama lain?

Cukup lama mereka memahami situasi tak masuk akal ini hingga akhirnya Chungha bersuara memecah keheningan di sana.

“Apa maksud dari rules ke-7 barusan? Terjebak? Maksudnya terjebak bagaimana?” tanyanya bingung.

Taehyung yang masih memegang kertas-kertas itu di tangannya hanya menggeleng pelan. Ia juga sama tak mengertinya.

“Mungkin maksudnya terjebak di tempat ini?” Minhyun tiba-tiba menimpali. “Tidak mati dan tidak juga bisa kembali.” lanjutnya seraya menatap datar kalung liontin berbentuk salib terbalik yang kini tergantung di lehernya.

Yuju juga melakukan hal yang sama seperti Minhyun, kemudian ia tersenyum kecut. “Entah kenapa itu terdengar lebih mengerikan dari mati.” setelah itu ia kembali memasukan kalung berliontin itu ke dalam bajunya agar tidak ada yang melihat perannya.

“Yuju benar. Tapi walaupun seperti itu aku akan berusaha untuk tetap hidup dan kembali dengan selamat.” ujar Junhui yang membuat semua orang itu menatapnya tak suka.

“Kau harus membunuh Jack the Stripper jika ingin selamat. Sementara Jack the Stripper itu sendiri adalah salah satu dari kita dan kita tidak tahu dia siapa?!” desis Jimin dengan tajam.

Junhui mengedikkan bahunya acuh, ia terkekeh menyebalkan. “Memang! Pada akhirnya kita akan saling membunuh satu sama lain, bukan? Apa yang salah dari perkataanku? Bukankah benar jika kita semua ingin hidup dan kembali dengan selamat?”

Semuanya bungkam. Ucapan Junhui memang benar, mereka semua ingin selamat dan kembali, dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itu semua adalah dengan saling membunuh satu sama lain. Mengerikan memang, tapi seperti itulah aturan mainnya.

“Aku yakin ini bukanlah hal yang sulit bagi kalian semua. Bukankah selama ini kalian saling membenci dan menyimpan dendam satu sama lain?” lanjutnya dengar seringaian tipis di akhir kalimatnya.

“Kau!” Taeyong yang sudah tersulut emosi itu meraih kerah kemeja Junhui. “Kenapa kau dengan mudahnya berbicara seperti itu? Ini masalah nyawa!”

Junhui melepaskan cengkraman Taeyong dengan sekali hentak. “Lalu apa yang dapat kita lakukan selain itu? Anggap saja ini ajang balas dendam yang akan kalian lakukan kepada seseorang yang kalian benci!”

“Sudahlah! Ada apa dengan kalian berdua?! Kalian bertengkar dan kalian pikir itu akan menyelesaikan masalah? Tidak sama sekali!” Jennie yang sudah muak dengan prahara tak masuk akal ini akhirnya meledak juga.

“Kita bisa apa pada akhirnya? Benar apa yang dikatakan Junhui. Kalau kita memang harus saling membunuh satu sama lain untuk bertahan hidup! Itu peraturannya!” lanjutnya.

“Hahaha aku senang melihat semua prahara ini. Kalian para ‘betrayals’ memang orang-orang yang tepat untuk permainan ini. Kalian saling membenci satu sama lain dan tentu saja itu akan mempermudah semuanya.”

Suara aneh itu terdengar kembali.

“Jam 12 tengah malam akan segera tiba, dan permainan akan segera dimulai!”

Mendengar itu sontak mereka semua membulatkan mata. Apa tadi katanya? Jam 12 tengah malam akan segera tiba? Bukankah tadi baru saja jam 7? Kenapa terasa cepat sekali?

Saat mereka melihat jam tangan dan ponsel ternyata benar, waktu memang sudah menunjukkan hampir tengah malam. Kurang lebih 3 menit lagi jam 12 tepat.

Ini semakin aneh saja, bahkan waktu pun seperti sudah ter-setting dengan sangat apiknya.

“AAAAAAAAAAARRRRRGGGGHHH!!!”

Tiba-tiba mereka semua meraung dan menjerit kesakitan. Kalung peran yang menggantung di leher mereka entah kenapa terasa seperti terbakar dan mencekik dengan sangat kuatnya.

“Ooh! Waktunya sudah tiba! Sudah jam 12 tepat! Ingat, permainan ini hanya 6 jam yang berarti akan berakhir di jam 6 pagi. Jangan pernah percaya kepada siapapun! Mereka semua menginkan nyawamu.”

Setelahnya mereka semua tak sadarkan diri.

























.

.

.

TBC

Vommentnya jangan lupa sayangku~
😘😘😘

Antah Berantah || 95 96 97 lines! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang