Lantai Dansa

7.3K 311 10
                                    

Hampir seminggu ini bahasan perkuliahan berputar pada UTS UTS dan UTS. Lama lama aku muak dengan dosen yang gila gilaan mengajar dan memberi tugas karena kami akan menghadapi UTS. Membayangkan mau UTS saja aku sudah ingin menangis. Aku hampir tidak pernah belajar kecuali besoknya ada Kuis itupun tidak pernah maksimal. Dengan pengesahan Undang Undang Layanan Sosial dan Kesehatan maka sudah bisa ditebak divisi Sospol ku gila gilaan mengejar deadline untuk menyelesaikan kajian yang lebih mengarah ke penolakan terhadap Undang Undang ini. Baru hari jumat ini Kak Agung memutuskan tidak mengadakan rapat karena pertama kajian kami selesai- dalam waktu tiga hari dan begadang sampai malam- serta senin nanti kami akan UTS. Namun sepertinya yang cemas akan UTS hanya aku dan (tentunya) Zana, sedangkan Allysa, Rein dan terutama Bee tidak nampak khawatir sama sekali. Aku tau Allysa adalah tipe pembelajar yang cepat dan kalo Rein aku mengerti dia lebih tidak niat kuliah disini dibanding denganku namun untuk kasus Bee tumben tumbennya dia tidak riweuh sendiri karena ada satu hal yang menjadi fokusnya untuk minggu ini; pesta ulang tahun adiknya.

"Guyss kalian udah ada kan kostum untuk ntar malem, inget temanya mystery". Ujar Bee untuk kelima kalinya hari ini. Sejujurnya aku belum sama sekali menentukan kostum apa yang harus dipakai

"Gua pake apa ya celana kulot item sama jaket item aja gitu" ujar Rein sambil membuka copyan draft Zana yang tebal berisi catatan kuliah selama setengah semester ini yang baru hari ini dia sentuh padahal aku menemainya memfotocopy dari seminggu lalu.

"REINN INI KE PARTY BUKAN KE KULIAH!" ujar Bee masih shock dengan ketidakpedulian Rein

"Ya apa sih salahnya kan item item kesannya misterius" ujar Rein tidak memedulikan teriakan Bee di kupingnya.

"Tar kerumah gua deh, banyak gaun item misterius gitu" ujar Bee memerintah

"Gaah, itumah emak gua banyak" kata Rein masih serius menghafal

"Gua telfon ah emak lu biar maksa lu" kata Bee sambil mencari sesuatu di hapenya

"Awas ya lu sampe emak gua tau gua mau dateng ke party pasti ribet banget" ujar Rein berusaha merebut ponsel Bee

"Duh gua gatau mau ikut atau engga, mau UTS banyak bet lagi materinya gua belom belajar" ujar Zana tidak memedulikan Rein dan Bee yang sedang ricuh rebut rebutan hape.

"Boong anjir, ga mungkin lu belom belajar" kata Allysa dengan kesarkasannya

"Bener anjir, belom semuanya" ujar Zana terlihat benar benar panik

"Kalo gua ngomong belom semua, emang bener lah elu pasti udah hafal semuanya dari seminggu kemaren ngaku gal u" ujar Allysa memasang tampang juteknya.,

"Ya kalo belom semuanya termasuk belom belajar ihh Al" ujar Zana keliatan ingin segera pergi dari sini karena ingin belajar

"Ikut aja Zan yaelah, gua juga belom semuanya kok" ujar Allysa

"Ikut aja ya Zan gua juga baru nyicil dikit kok" ujarku memasang tampang memelas

" Huftt, iya deh, tapi gua gapunya dress untuk pesta" ujar Zana yang kuaminkan karena memang ia tipikal kutu buku yang tidak mungkin membawa dress untuk party kekosan.

"SERAH LU DAH REIN" ujar Bee tiba tiba dan kulihat hape Bee sudah berada di tangan Rein dengan tampangnya yang tertawa tawa dan kelihatan konyol sekali.

"Kerumah gua aja Zan banyak kok dress" ujar Bee meskipun kesal karena hapenya direbut Rein namun kutau dia tulus mengajak

"Duhh Bee badanlu kecil begitu, mana muat lagian emang lu ada dress yang buat hijab" Zana memang satu satunya diantara geng kami yang memakai hijab.

"Yaudah hunting baju aja yuk abis ini, kalian ga kemana mana kan" ujarku mengusulkan

"Mana gua ada uangnya kalo buat beli dress Rein" ujar Zana

Gairah Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang