Hampa

3.4K 199 6
                                    

Aku membeku cukup lama sampai suara Baskara membuyarkan keheninganku.

"Oh ini yang ya Om lo Kir?"

Aku hanya diam benar benar tidak tahu harus menjawab apa.

"Om atau sugar daddy Kir? Dibayar berapa lo sama dia?" kata Kara tanpa ampun.

Meskipun omongan Kara benar benar menyakitkan namun begitulah kenyataan hubunganku dengan Abimana.

"Udah ngapain aja lo Kir sama dia? Jawab Kir gue masih pacar lo" kata Kara tangannya meraih bahuku dan mengguncang guncang tubuhku dengan keras.

Namun otakku memang benar benar tidak bisa memikirkan jawaban apapun.

"Stop Kara, dia cuman nemenin saya ke pesta ulang tahun Ibu saya hari ini dan saya sama dia ga pernah ngapa ngapain"

Baskara tertawa dengan begitu kerasnya sekarang aku benar benar merindukan tawanya yang tulus. "Wow gue baru tau sekarang dengan cewek macam apa gue selama ini pacaran"

"Kara maafin gue" hanya itu yang bisa kuucapkan. Air mataku sudah menetes perlahan dan benar benar membuat berantakan makeupku.

"Kir, lo bohongin gue selama ini gue pacaran sama cewek murahan yang sekadar nemenin om om kaya jalan jalan"

"Jaga ucapan kamu, Kirana bukan cewek murahan" Abimana menyela dengan tajam dan dengan begitu cepatnya tangan Baskara yang terkepal keras menonjok kearah wajah Abimana, Abimana yang sama kagetnya denganku menangkisnya seketika meskipun bogem mentah nyaris mengenai hidungnya.

"Diem anjing, lo tuh om om ganjen yang manfaatin cewek polos dan ga punya uang, dan lo dokter, gue tebak Kirana mahasiswa lo? shame on you" kata Kara, wajahnya benar benar terlihat jijik dengan Abimana.

Abimana hanya bergeming, dan meskipun begitu wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun seperti biasa.

"Jangan nangkis aja, sini lawan gue bangsat lo ngerebut cewek gue" kata Baskara ia sekarang mulai mengarahkan tinjunya ke badan Abimana namun Abimana lagi lagi hanya menangkisnya. Begitu terus sampai aku dan resepsionis kewalahan menengahi mereka berdua, sialnya lagi beberapa tamu sialan hanya menonton dan bahkan ada yang merekam pertengkaran ini.

Aku hanya berharap mereka tidak ada yang mengenali Baskara dan rekaman itu tidak tersebar ke dunia maya.

Sesudah ditengahi satpam-dan Abimana tidak sekalipun membalas- Baskara yang terengah engah akhirnya berhenti dan menyadari bahwa kami sudah dikeremuni banyak orang.

"Kir, gue kasih kesempatan sekali ini, lo pilih dia apa gue, kalo lo pilih gue sekarang ikut gue pulang dan tinggalin dia selamanya" kata Baskara sambil menarik tanganku menjauhi kerumunan yang kecewa karena tidak terjadi pergulatan yang mereka inginkan.

Aku terdiam seribu bahasa.

Dan entah kenapa pilihan ini begitu sulit kuputuskan.

"Kir cepet jawab"

Aku benar benar tidak tahu.

"Kir?"

Sekarang Abimana menghampiri kami berdua dan Baskara benar benar terlihat jijik dengan kehadirannya.

"Oke kir cukup gue dulu brengsek sama cewek tapi gue berusaha perbaikin diri karena ketemu lo dan sekarang gue malah ketemu cewek yang brengsek, kita sampe disini aja dan jangan pernah hubungin gue lagi" dan dengan begitu Baskara pergi meninggalkanku yang hanya bisa memandang punggungnya dengan air mata yang mulai mengucur.

Sepanjang perjalanan aku hanya bergeming dan menyenderkan wajahku ke jendela, sama sekali enggan memandang Abimana yang pulang lebih awal dari pesta itu dan sekarang menyetir pulang. Seiya sekata denganku Abimana pun tidak repot repot untuk mengajakku berbicara.

Gairah Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang