4

7.2K 285 11
                                    

Arsen memasuki apertemen miliknya. Arsen memanglah mandiri. Ia tidak pernah memberi tahukan tentang orang tuanya.

Dia berbaring di atas sofa ruang tengah. Sepertinya ia sedang memikirkan suatu hal. Ya benar ia sedang memikirkan dara. Dan dipikiran nya boy siapanya dara?

"mengapa aku memikirkan nya?!"

"lelaki itu penghalang!!" ucap nya sendiri.

*+*+*

Keesokan harinya arsen berjalan menuju kelas dara. Tentu saja untuk mengobrol dengan dara. Untungnya arsen tidak jadi ke kelas dara, karena jam masuk sudah terdengar jelas. Seluruh murid masuk ke kelasnya masing masing.

Dara yang tengah membaca soal dari bu vita pun dihampiri oleh boy dengan cara mengejutkannya. Dara hanya diam saja tidak bicara sekata pun, mukanya pun tetap sama tidak ada ekspresi. Boy yang sadar sepertinya dara terganggu karnanya. Akhirnya boy duduk di sebelah dara dengan senyum manisnya.

"senyum dong, ra!" ucap boy riang. Dara pun tersenyum tipis setelahnya kembali seperti semula.

"masa bentar doang si senyumnya?"

"duh lagi ngerjain tugas"

"gue ganggu ya?"

"enggak"

Boy menunggu dara selesai mengerjakan tugas. Tak lama dara selesai mengerjakannya, lalu boy mengajaknya ke kantin. Karena bel istirahat sudah terdengar.

Dara hanya nurut saja pada temannya yang satu ini.

Vania lari mengejar dara dan boy yang sudah jauh darinya. Kini vania tidak hanya berlari tapi berteriak juga. Seketika orang orang memandangnya heran. Ya mungkin karena dia teriak.

"DARA!!" teriak vania makin mengeras. Dara yang merasa terpanggil akhirnya berhenti dan menoleh ke belakang.

"sialan lo"

"kenapa?" tanya dara tanpa dosa.

"ninggalin gue"

"sorry tadi salah gue van" ucap boy.

Mereka bertiga duduk di bangku kantin yang kosong tepatnya di bagian tengah. Vania memesan bakso, dan boy memesan mie. Sedangkan dara hanya duduk sambil membaca buku.

***
"ra, gue duluan ya ada perlu"

"ya"

"lo bisa pulang sendiri kan?" ucap boy lagi.

"bisa"

Boy pergi dan meninggalkan dara yang masih berdiri di depan gerbang. Dara melanjutkan jalannya menuju halte seperti biasanya.

Tak lama dara menunggu bis akhirnya datang juga. Dara segera naik. Setelah sampai di rumah ternyata, di depan rumahnya itu ada mobil merah terparkir. Dara terkejut, apakah mobil teman bundanya? Mungkin saja.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab bunda dara dan seorang lelaki yang tengah duduk bersama bundanya di ruang tamu.

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang