16

2.5K 122 0
                                    

Pagi ini dengan semangat baru, Dara sangat rindu pada bundanya. Padahal baru saja beberapa hari ditinggal oleh bundanya. Jika mengingat kejadian tadi malam, Dara sangat kesal dan terkesan bodoh sekali. Arsen telah merusak segalanya. Tapi untungnya tidak terlalu parah.

Ah, syukurlah pagi ini Arsen sepertinya tidak datang ke rumah Dara. Mungkin dirinya merasa bersalah. Atau sebaliknya.

Dara pergi ke dapur membuat sarapan untuk dirinya. Dengan keadaan yang sedikit kurang fit ia memaksakan. Ya tuhann, benar saja. Kepala Dara kliyengan alias pusing. Penglihatannya sedikit memburam. Mungkin ini efek shock berat, jadi dirinya malah sakit.

Untungnya Vania datang lebih awal ke rumah Dara. Saat ingin terjatuh, Vania segera menangkap Dara dari belakang. Setelah itu, Vania menyuruh Dara untuk di kamar saja. Dan dirinya menggantikan membuat sarapan.

"Vania, makasih banyak, kamu udah bantu aku.." ujar Dara yang sedang berbaring di kasur.

"Gak papa kali," jawab Vania. "Oh iya, gimana kalau lo ikut ke apartemen gue dulu, untuk sementara waktu," lanjut Vania.

"Loh kenapa? aku disini sendiri juga gapapa kok Van,"

"Gak! Gue mau lo sama gue disana sekalian gue temenin lo, lagian kalau gue bolak balik tiap pagi mana sempet takut lo kenapa-napa Ra," omel Vania, Dara yang sedang terbaring akhirnya berganti posisi menjadi duduk.

"Yaudah deh, makasih ya Van." Sebenarnya ini cara aman. Agar Dara bisa terhindar dari Arsen sementara waktu. Ia tak ingin melihat wajah si gila itu.

Ingin rasanya Dara pergi dan tidak bertemu Arsen lagi. Tapi entah kenapa, jika lama tak bertemu Arsen ia merasa mencari cari dimana Arsen. Mengapa dirinya tak kunjung datang mencarinya? Apa semua ini? Dara tidak mengerti. Apa ini rasa suka atau cinta?

Jika melihat fisik Arsen memang dirinya di atas rata rata. Wajahnya tampan, rahangnya membuat kaum hawa terpikat. Tapi jika diliat sikapnya cukup baik, dingin, tidak banyak gaya seperti lelaki lainnya, dan sifatnya psycho. Tapi yakin dibalik semuanya Arsen mempunyai rahasia yang belum terungkap. Dan di balik sifatnya yang kasar, psycho seperti itu, ada rasa cinta.

***
Berbeda dengan Dara yang sekarang sedang bersama Vania. Vania sudah mengajak Dara ke apartemennya yang baru. Katanya Vania akan kuliah disini. Ia tidak ikut ayahnya lagi.

Arsen sedang menyendiri di suatu ruangan andalannya. Ruang yang biasa ia pakai untuk ngegame. Tidak banyak yang tahu hobi Arsen selain menyiksa adalah bermain game.Ruangan yang gelap dan terisi hanya komputer, kursi untuk ngegame, DVD, dll.

Bukan hanya tempat untuk bermain game

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya tempat untuk bermain game. Di tempat itu juga Arsen sering melihat film-film kesukaannya seperti film saw, jigsaw, house of wax, orpan, dll.

Arsen bermain game dengan dihantui rasa bersalahnya pada Dara. Pikiran selalu tertuju pada Dara seorang. Dengan itu membuatnya selalu kalah bermain.

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang