26

656 27 0
                                    

Rasa panik dan amarah menyelemuti Arsen. Ia benar benar tak tahu Dara sekarang dimana. Sudah berusaha mencari, dan bertanya tanya pada orang yang ada di sekitar tempat duduk Dara tadi tapi tidak pada mengetahuinya.

Tepat di depan parkiran mobil. Sekarang Arsen berlari memasuki mobilnya. Tapi---

“Arsennn----, hoshhh hosshh” teriak Dara sambil nafasnya tersengal sengal.

Arsen kebingungan. Apa itu Dara? Ia terlalu panik sampai mengira Dara hilang diculik lagi. Padahal orang yang ada dihadapannya sekarang itu Dara, orang yang ia cari tadi. Dan ia khawatir kan.

“Aku memanggil mu dari tadi, mengapa larimu cepat sekali sihhh- huh” omel Dara lagi.

Greppp

Tanpa aba-aba Arsen begitu cepat memeluk Dara.

“Apasih, kenapa tiba tiba kamu aneh?”

“Ayo, pergi dari sini.”

Aneh sekali. Tadi saja tiba tiba meluk sekarang ketus lagi. Dasar gila.

Batinnya berkecamuk.

“Aku bilang diam di tempat memangnya tidak bisa, hah?!” bentak Arsen. Dara terkaget kaget. Baru saja mobilnya jalan tapi Arsen langsung membentaknya.

“Kamu tahu aku khawatir mencarimu kemana mana. Menyusahkan.” gerutu Arsen sambil memukul setir mobil.

“Tadi aku cuma membantu ibu ibu yang terjatuh, lalu mengantarnya sampai parkiran.” coba Dara untuk menjelaskan.

“Kamu bisa nggak gausah langsung marah? Ngebentak atau apalah itu, lagian aku udah dewasa, aku bisa jaga diriku sendiri” lanjutnya lalu membuang muka sambil menitiskan air mata.

“Maaf,”

“...”

“Aku minta maaf,”

“...”

“Tapi tolong berhenti membantu orang lain,”

“Hah?” lagi lagi dara terkejut akibat ucapan orang gila di sebelah nya itu dan tiba tiba Arsen menghentikan mobilnya mendadak.

“Iya,” Arsen mengusap bekas air mata di pipi putih Dara. Lalu menatapnya intens.

“Kenapa?”

“Karena kamu tidak tahu apa yang dia lakukan selanjutnya, bisa jadi kamu hanya ditipu atau dia hanya modus supaya bisa menculik perempuan manis seperti mu,”

Dara justru tersipu malu. Pipinya mengembang. Ia langsung melepaskan tangan Arsen yang tadi membingkai di pipinya. Dan langsung menunduk, supaya Arsen tak melihat kondisi wajah nya sekarang.

Senyum lama yang tak pernah kembali muncul akhirnya muncul lagi. Arsen tersenyum dan memeluk Dara kedekapannya.

Pelukan yang ia rasa sangat nyaman. Pelukan yang sama seperti rasa pelukannya bersama ibunya dulu. Jika boleh jujur Arsen sangat merindukan sosok ibunya. Walau bagaimanapun ia tetap ibunya, tapi tetap ada rasa sakit di hatinya.

Mereka berpelukan sudah hampir 2 menit. Sampai akhirnya Dara tak tahan karena tak bisa bernafas karena Arsen memeluknya sangat erat. Dara mendorong pelan dada Arsen dengan kedua tangannya.

“Aku mencintaimu,”

“Aa-kuuu”

“Aku tahu kamu belum bisa mencintaiku Dara, tapi aku akan berusaha agar kamu bisa mencintaiku,”

***

NEXTT????

HAIIIII SEMUAA!!!!
APAKABAR????

SEGINI DULU YAA, BYEEE

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang