25

2K 98 17
                                    

HAPPY READING!

***

Malam hari semakin larut, Dara masih tidak bisa tidur. Badannya terasa sangat nyeri. Kepalanya sangat pusing. Tentu saja ini karena ulah Arsen tadi. Lama kelamaan Dara tiba tiba menangis. Ia bingung bagaimana caranya menghindari Arsen.

Entah kenapa saat ia ingin pergi dari sisi Arsen, selalu saja ada sesuatu yang membuatnya terus bersama lelaki berkepribadian aneh.

Ia mengusap air matanya perlahan yang sudah membasahi pipinya.

Tok..tok..tokk..

Mendengar suara pintu kamarnya diketuk, ia segera bangun dari tempat tidur nya. Dan menghadap cermin, sambil kembali mengusap wajahnya agar tidak terlihat seperti habis menangis.

“Daraa, ini bunda.. bisa tolong buka pintunya?” bicara bundanya dari luar kamar, yang menunggu Dara membukakan pintu kamarnya.

“Tunggu sebentar,”

Tak lama setelah itu bundanya dan Dara mengobrol di dalam kamar. Dara juga meminta bundanya tidur di kamarnya menemaninya. Besok ia juga akan siap siap pulang ke Indonesia.

Tapi Dara sangat berharap supaya ada halangan supaya dirinya tetap disini bersama paman, dan bundanya. Ia tidak mau pulang di Indonesia dan sendirian hanya dengan Arsen. Ia sudah membayangkan bagaimana nanti jadinya.

“Bundaa..” ucap Dara sambil memeluk bundanya yang di tiduran di sebelah nya.

“Hmmm, kenapa Ra?”

“Sebenernya ayah itu mana? Dan kenapa ayah sangat rahasia, sejauh ini aku gatau siapa nama ayah dan wajahnya juga seperti apa bunda?”  tanya Dara penasaran.

Bunda Dara mendorong pelan Dara supaya sedikit menjauh dan memegang pipi Dara pelan.

“Ayah kamu udah pergi jauh Ra, dari kamu masih di perut bunda ayah juga gatau kamu ada,” jelas bundanya sambil matanya berkaca-kaca “Ayah kamu sempat pulang saat kamu masih sangat kecil, bahkan dia gak peduli lagi sama bunda sama kamu, dia pergi milih wanita simpanannya. Sejauh itu bunda gatau lagi keadaan dia,” lanjutnya, Dara langsung mengelap air mata bundanya dan segera memeluknya erat.

“Apa ini karena aku?”

“Nggak Ra, kamu nggak salah apapun.  Ini salah bunda Ra, dulu bunda sama ayah kamu nikah cuma karena paksaan. Ayah kamu sama bunda gak pernah saling suka apalagi cinta, kita berdua sibuk dengan ego sendiri sendiri, sampai waktu itu ayah kamu sadar kalo selama ini salah seharusnya walaupun nikah karena paksaan juga harus menerima nya, tapi bunda tetap gak peduli Ra. Waktu itu ayah kamu udah ada rasa cinta sama bunda, tapi bunda malah masih berhubungan dengan pacar bunda dulu.”

“Bunda, jangan nangis. Apa bunda gak keberatan menceritakan semuanya?” refleks bunda Dara menggeleng cepat. “Nggak Ra, kamu harus tahu ini. Suatu saat bunda bakalan nggak ada Ra, kamu jadi tahu semuanya” Dara menggaguk pelan.

“Sampai akhirnya ayah kamu tahu kalau bunda masih berhubungan sama pacar bunda dulu, dan dia udah nggak sabar lagi ngedidik bunda. Dia marah, dia nafsu sama bunda. Dia ngelakuinnya dengan kasar ke bunda. Setelah ngelakuin itu dia pergi. Disitu bunda paham. Bunda nangis nungguin dia pulang, tapi gak kunjung datang. Bunda menyesal. Ra, bunda minta maaf.”

Dara pun ikut menangis sesenggukan. Ia memeluk bundanya erat sangat erat.

“Aku sayang, Bunda.”

“Oh ya, apa data data tentang ayah masih ada yang bunda simpan?” tanya Dara.

“Besok bunda cari lagi, seingat bunda sih masih ada”

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang