22

2K 99 7
                                    

HALOOO EPRIBODEHHH! GIMANA KANGEN? WKWKW.

BTW MAKASIH BUAT 50K PEMBACANYA! SEMOGA KALIAN MASIH NUNGGUIN KELANJUTANNYA YA, SAMPAI CERITA INI SELESAI🤗❣

THANK YOU SO MUCH FOR ALL, LOVE YOU READERS ❣❣❣

Arsen dan Dara masih berada di ruang tv. Arsen sedari tadi hanya diam, pikirannya sedang tidak tenang. Ia masih berusaha mencari pelaku yang mukai Dara itu. LPS sepertinya sudah cukup handal.

Bahkan saat mereka datang ke lokasi ingin menolong Dara, LPS sudah tidak ada disana. Ia benar benar licik dan pintar. Pasti ini sudah direncanakan sebelumnya. Tapi mengapa Dara adalah incaranannya?

Dara memperhatikan Arsen yang melamun tidak jelas. Sambil usil, Dara melempar bantal sofa ke wajah Arsen. Ia berusaha menyadarkannya dari lamunan tidak jelas.

"Kamu ngelamunin apaan sih? Jorok ya?" tanya Dara cengengesan. Arsen hanya menoleh ke arah Dara, lalu diam kembali.

Dara yang merasa dirinya di cuekin, ia pergi ke kamar lalu mengunci pintu.

"Dara, aku minta maaf.. Buka pintunya," pinta Arsen yang berdiri di depan kamarnya, menunggu Dara membuka pintu.

"Dara,"

Ceklek..

"Aku ngantuk, aku pergi tidur sekarang ya," ucap Dara lalu pergi tidur.

Arsen duduk di sofa kamar, memerhatikan Dara yang terbaring dan sebentar lagi memasuki alam mimpi. Tapi, Arsen justru menganggu Dara. Ia membangunkan Dara, dan menanyakan banyak pertanyaan padanya.

"Dara, kamu sudah--?"

"Belum, Arsen aku mau tanya,"

"Apa sweet?"

"Kamu bilang apa tadi, aku nggak denger,"

Dara benar benar sedang bahagia, senyumannya begitu terukir jelas di wajahnya.

"Tidak ada yang perlu diulang, cepat kamu mau tanya apa?" wajah Arsen nampak grogi dengan ucapan Dara tadi.

"Kamu punya saudara bernama Lanzero?"

"Apa maksudmu menanyakannya? Kamu tahu dia?!" tanya Arsen dengan nada sedikit meninggi.

"Tadi dia datang,"

***
Sinar matahari menyusup menyinari kamar melalui jendela. Gevan semalaman tidak tidur melainkan menyelesaikan kerjaan bisnisnya. Seorang Gevan tidak bakal bisa santai jika tugasnya belum selesai.

Pagi ini ia pergi ke membeli sarapan pagi di luar. Ia membeli dia bungkus nasi dengan lauk ikan goreng di warung yang berada di persimpangan jalan komplek perumahan.

Satu bungkus satunya ia berikan untuk Krist ayahnya. Selain itu Gevan juga anak yang berbakti dan penurut. Sama halnya seperti Arsen. Tapi Arsen adalah tipe orang yang jika sudah menemukan sesuatu yang baru dan membuat nya merasa senang bila kesenengan nya diganggu oleh orang makan dia akan membangkang serta melawan.

"Ini den nasi lauk ikannya,"

"Berapa?"

"22 ribu,"

Gevan menyodorkan satu lembar uang dua puluh ribu dan selembar uang lima ribuan. Ia menyuruh si penjual untuk mengambil saja kembaliannya.

"Maaf den, kok saya jarang lihat aden di sekitar sini ya? Rumah aden dimana?" tanya ibu penjual penasaran.

Arsen dan Gevan benar benar seperti orang misterius kesannya. Baru saja Gevan pergi me cari sarapan di luar sudah ada yang bertanya seperti itu padanya.

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang