12

4.1K 179 24
                                    

Happy readingg!❤
.
.
.
.

<><><><

Arsen memberitahukan berita tadi pada Gevan, sang kakak. Gevan hanya diam sambil duduk di sofa apartemen Arsen.

"Apa kau ingin ikut datang ke rumah Dara?" tanya Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau ingin ikut datang ke rumah Dara?" tanya Arsen. "Aku harap kau tidak akan ikut" lanjutnya mengharapkan supaya Gevan tak ikut bersamanya.

"Ah, aku akan datang. Aku tidak sibuk juga, memangnya mengapa? Kau tidak mau aku ikut?" jawab Gevan, mendapat lirikan sinis dari Arsen.

"Jika kau ikut, kau pasti akan mengacau." ujar Arsen kesal.

"Sembarangan, aku tidak akan mengacau bodoh." jawab Gevan sambil tertawa, lalu mengambil kacamata yanh berada di meja, serta bangkit untuk ke dapur meneguk air putih.

Arsen pergi ke kamarnya, untuk menyiapkan pakaian yang ia akan kenakan nanti malam. Sebelum itu juga ia sempat berpikir bahwa ia akan membeli bunga mawar putih untuk Dara.

~~~~

Gevan menyetir mobil sportnya dan Arsen duduk di kursi mobil sebelah Gevan. Gevan melihat wajah adiknya dari tadi girang, senyumnya kali ini selalu mengembang di wajahnya. Ia melihatnya dari kaca mobil. Sempat geli pada Arsen yang tersenyum senyum sendiri, akhirnya ia terkekeh mengejek Arsen.

"Kau ini kenapa? Aku perhatikan kau gembira sekali.." ujar Gevan, lalu memukul stir mobil dan terkekeh kekeh.

"Tidak, antar aku ke toko bunga." jawab Arsen lalu memalingkan wajahnya menatap jalanan dari jendela mobil.

"Kau akan membelikan Dara bunga?"

"Bukan urusanmu. Bisakah kau diam?!"

"Baiklah, aku tidak percaya kalau kau tulus memberikan bunga padanya," ucap Gevan lagi lagi membuat Arsen emosi.

"KAU INI KAKAKKU APA MUSUHKU?!" bentak Arsen sambil menendang pintu mobil. Ia sangat kesal karena ucapan Gevan tadi. Kalau saja, dia tak mempunyai utang budi ataupun dia bukan kakak yang ia sayang, bahwa ia sudah membunuh dari dulu.

Gevan tertawa terbahak bahak melihat Arsen sangat emosi saat ini. Ia berhasil menjahili Arsen. Di balik kata kata tadi juga memang benar Gevan tidak percaya pada Arsen. Mungkin ini adalah salah satu siasatnya lagi. Selagi Gevan bisa melindungi semuanya, ia akan terus melindungi. Terutama Arsen, ia tak mau Arsen menua di penjara seperti ayahnya saat ini.

Uangnya terbuang banyak untuk membela Arsen dan menutup kasus kasus pembunuhan yang Arsen lakukan. Dari dulu memang Gevan lah yang selalu ada untuk Arsen. Impian Arsen dulu adalah sembuh dari penyakitnya.

Dikasari, dicaci, diejek itulah yang ia alami sewaktu dulu. Bila mengingat semua itu rasanya amat pedih.

Gevan telah sampai mengantarkan Arsen ke sebuah toko bunga di pinggir jalan. Arsen turun untuk membeli bunga. Bunga yang ia beli adalah bunga mawar putih. Hanya setangkai.

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang