20

2.8K 140 20
                                    

HAPPY 30K PEMBACA!! MAKASIH YA SEMUANYA!!😇🙏🙏

AKU SENENG BANGETT MAKASIH YA INTINYA BUAT PARA READERS!😊🙏❤❤

Sambil berteriak menyebut nama Dara, Arsen pergi meninggalkan urusan bisnisnya. Ia lebih memilih untuk mencari Dara. Dara sedang dalam bahaya. Saat ini ia juga memerlukan bantuan Gevan.

Ia tak terlalu mahir melacak dimana Dara berada. Hanya Gevan yang bisa melakukan semuanya. Tapi sekarang ia tak peduli, ia terus mencari Dara, hingga mendatangi Vania. Dan bertanya padanya.

"Kamu tau Dara dimana?"

"Hah?"

Astaga, Dara kenapa lagi? Emangnya dia ilang? Batin Vania kebingungan.

Arsen pergi begitu saja tak mengucapkan apa apa lagi. Wajah nya kian memerah. Emosinya meluap. Jika ada yang berani melukai Dara, ia tak segan segan menyiksanya sampai tiada umurnya.

Drrrrttttt...

Ponsel Arsen bergetar, ada panggilan masuk. Awalnya Arsen tak mau mengangkatnya karena nomor tak di kenal, tapi akhirnya ia mengangkat panggilannya. Ia berpikir mungkin saja, ini telepon dari Dara.

"HALLLOOO!!!" suara Arsen begitu keras.

"HALLLOOO, SIAPA INI?! KAU PASTI YANG MENCULIK DARA BUKAN?!" bentak Arsen di panggilannya.

Ia semakin tak fokus menyetir mobilnya. Arsen kalap.

"Aaa--arsennn, apa itu kamu?"

"Arsennnnn"

Setelah mendengar suara tadi, Arsen semakin yakin jika itu Dara. Suaranya melemah. Ya tuhan, apa yang diperbuat si penculik.

"Dara? Tunggu aku, aku akan segera menyelamatkanmu, jangan takut aku selalu ada untukmu.."

Tuthhh..

Dari nomor panggilan tadi Arsen segera melacaknya dengan waktu yang cepat. Ia tak mau terjadi sesuatu yang lebih parah lagi pada Dara.

Ia juga segera menelpon Gevan. Ia meminta bantuannya, dan segera melacaknya.

Sekarang bukan hanya Arsen yang mencari Dara. Gevan pun ikut mencarinya, membantu Arsen agar tidak kehilangan cinta sejatinya, ea. Lain dengan Vania, ia hanya menangis. Ia dibingungkan oleh semuanya. Ia menelepon nomor Dara berulang ulang kali, tapi tidak aktif.

Sekarang rasa kesalnya pada Dara malah berubah menjadi cemas. Ia menyesal telah mengacuhkan Dara. Mengapa ia harus melakukannya? Seharusnya tidak.

"Ra!! Maafiin gue, gue salah ra. Ra lo kenapa? Lo dimana?" tangis Vania pecah. Ia sebegitu menyesalnya.

"Coba tadi gue anter lo pulang, pasti semuanya nggak gini."

"PENGECUT LO VAN, PENGKHIANAT LO VAN." ucapnya mengatai dirinya sendiri.

***
Seseorang dengan jaket hitamnya bertulisan LPS di punggungnya, sekarang ia tengah duduk mamandangi wajah Dara, yang matanya tertutup kain hitam.

Dara kembali pingsan setelah berbicara lewat telepon dengan Arsen tadi, dan tak sadarkan diri.

Lelaki berjaket itu, bangkit dan pergi ke belakang Dara duduk.

"Akhhh, lepaskan aku.." pinta Dara, yang baru saja sadrkan diri. "Siapapun tolongggg,," teriak Dara sambil terisak.

"Percuma saja," ucap lelaki berjaket itu. Suaranya sangat aneh. Ia pasti memakai alat pengubah suara, agar suara yang aslinya tidak ketahuan.

My Boyfriend Is Psychopath {HIATUS?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang