3

21.9K 2.5K 170
                                    













Menanjak, lalu terjun kebawah seperti rollercoaster. Ehe





































Jungkook melangkah ribut, mondar-mandir di dapur mengikuti instruksi ibunya lewat telepon. Ibunya mengatakan jika dia harus membuat kompresan dengan air hangat. Jungkook memutar keran air, kepalanya miring menempel bahu menjepit ponsel. Ia harus merebus air sebentar untuk membuat kompresan untuk anaknya.

"Bu, jangan matikan teleponnya─"

Jungkook menuangkan air yang sudah cukup hangat ke baskom. Dia lalu kembali ke kamar. Tangannya mencelupkan kain kecil ke dalam air yang ada di baskom yang tadi dia bawa. Memerasnya lalu menempelkan ke dahi Taetae.

"Beri paracetamol, separuh saja. Lalu buat dia minum yang banyak. Jangan sampai dehidrasi," suara ibunya di seberang.

Jungkook menggerus obat dengan sendok, kemudian menambahkan sedikit air. Tangannya kemudian mengangkat sedikit kepala anaknya guna meminumkan obat yang tadi dia gerus.

Taetae mengernyit ketika merasakan rasa pahit masuk kemulutnya. Jungkook memberikan dia air untuk minum.

Jungkook khawatir dan panik, mata anaknya masih tertutup. Tapi mulutnya beberapa kali bersuara, Taetae mengigau. Kadang merengek, setengah menangis.

"Mama─"

Anaknya memanggil-manggil ibunya.


























Jungkook berlari menuju pintu rumahnya ketika mendengar bel. Ada ibunya ketika dia membuka pintu. Masuk dengan membawa beberapa tas karton.

"Kau sudah melakukan apa yang ibu katakan?" Jungkook berjalan di belakang ibunya. Keduanya menuju kamar Jungkook.

"Sudah," jawab Jungkook singkat.

"Ibu butuh penjelasan setelah ini."

Jungkook tau, akhirnya akan seperti ini.

Ibunya masuk kamar tempat dimana Taetae sedang tertidur karena sakit. Dia duduk di pinggiran kasur. Memeriksa suhu tubuh anak kecil yang masih tertidur.

"Panasnya sudah turun," ibunya menoleh ke arah Jungkook yang masih berdiri.

"Ibu akan buatkan bubur," lalu dia keluar.

Jungkook berjalan mendekat ke arah kasur. Dia duduk disamping Taetae.

"Maafkan papa," pipi anaknya diciumi beberapa kali.









Taetae mengerjap beberapa kali. Ada orang yang seharusnya dia panggil papa duduk disampingnya dan satu lagi perempuan yang baru dia temui berdiri di dekat keduanya.

Jungkook duduk dengan mangkuk dan sendok di tangannya.

Tangannya menyodorkan sendok berisi bubur ke arah mulut anak kecil di depannya.

Tapi Taetae masih takut setelah kejadian kemarin. Dia beringsut, mulutnya melengkung keatas. Ada air mata mulai terkumpul disudut matanya.

Mungkin akan menangis jika satu-satunya perempuan disitu tidak mengambil alih.

"Biar ibu saja," mangkuk dan sendok di tangan Jungkook berpindah.

Jungkook menghela nafas. Anaknya benar-benar takut dengan dirinya sekarang.

Jungkook kemudian keluar, meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.







"Dia tertidur lagi," ibunya keluar dengan mangkuk kotor di tangan. Meletakkannya di wastafel, lalu bergabunh dengan Jungkook yang memakan makanan yang tadi dia bawa dalam kantung karton.

SPARKLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang