1

31K 2.7K 139
                                    

Jungkook menuangkan sedikit minyak kedalam teflon yang mulai panas. Kemudian tangannya dengan gesit mengambil bahan dan bumbu yang sudah dia siapkan. Nasi goreng menjadi menu tercepat yang bisa dia buat, setelah makhluk pengganggu yang masuk ke apartemennya mengeluh lapar.

Satu piring besar dia letakkan di atas meja. Jungkook kemudian mengambil sendok dan piring kosong lain dan di letakkan di depan anak kecil yang duduk di kursi. Jungkook kemudian duduk di seberangnya.

Tangan kecil yang memegang sendok terulur mulai mengambil nasi yang tadi Jungkook buat. Sedikit kesulitan karena meja yang tinggi dan tangannya masih pendek.

"Berikan padaku," Jungkook mengambil sendok yang ada di tangan anak kecil itu. Dia kemudian menyendokkan nasi ke dalam piring kosong.

"Lagi?" anak itu menggeleng. Jungkook mengembalikan sendok yang tadi dia gunakan.

Jungkook masih diam melihat ketika anak itu mulai makan, menyendokkan sedikit nasi di dalam piring kedalam mulutnya.

Baru beberapa kunyahan, anak di depannya terbatuk. Matanya sedikit berkaca-kaca.

"Air–"

Jungkook dengan sigap, mengambil air yang ada di dalam refrigerator menuangkannya ke dalam gelas kemudian memberikannya pada anak kecil yang tadi dia tinggalkan.

"Mau menjebakku ya?" tuding si anak pada Jungkook.

Alis Jungkook menukik, bahkan seingatnya dia tidak menambahkan cabai ke dalam makanan yang dia buat. Kecuali sedikit lada.

Jungkook mengambil sedikit nasi goreng yang ada di meja. Tidak terasa pedas ketika dia memakannya.

"Kamu tidak suka pedas?" anak itu mengangguk.

Jungkook meninggalkannya dengan membawa makanan yang tadi dia buat. Dia kembali dengan segelas susu dan memberikannya pada anak kecil tadi.

Jungkook kemudian sibuk dengan ponselnya sedang menelepon seseorang. Tidak lama dia kembali duduk di depan anak kecil tadi. Ada gelas susu yang sudah kosong di depannya.

"Aku tidak ada maksud menjebakmu seperti yang kamu tuduhkan," jelasnya pada anak kecil yang ada di depannya.

"Kita tunggu saja, sebentar lagi makanannya akan datang," keduanya lalu terdiam.

Jungkook tidak tahu harus bagaimana menghadapi anak kecil yang ada dirumahnya sekarang. Dia bahkan belum memberitahu orang lain tentang keberadaan anak ini. Inginnya langsung ke kantor polisi saja.

"Hei nak, kau punya orang tua kan?" anak itu selalu diam jika Jungkook bertanya soal orang tuanya.

Dia tidak mungkin terus berada di tempat tinggal Jungkook. Jungkook tidak akan bisa merawatnya, karena dia harus bekerja.

"Kamu sudah sekolah?" anak itu menggeleng.

"Berapa umurmu?" jari-jarinya berdiri merujuk pada empat.

"Hampir lima," anak itu bersuara. Sebentar lagi anak ini harus masuk sekolah. Jungkook berasumsi jika orang tuanya membuang anak ini karena tidak mampu membiayai sekolahnya.


Jungkook meninggalkan anak itu ketika dia mendengar bel pintu masuk. Dia kembali dengan keresek bergambar salah satu franchise makanan cepat saji terkenal.

Jungkook mengeluarkan isinya. Ada beberapa burger, kentang goreng dan dua gelas besar minuman bersoda. Tapi untuk yang terakhir, Jungkook tidak akan membaginya. Dia akan mengganti dengan susu atau air untuk anak kecil di depannya.

"Ambil yang kamu mau."

Anak itu mengambil satu cheese burger yang masih dibungkus kertas. Tangan-tangannya yang kecil tidak mampu memegang seluruhnya karena ukuran burger yang lumayan besar.

SPARKLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang