Taetae menoleh ketika mamanya mulai diam kemudian berdiri meninggalkan dia bermain sendirian. Anak itu melihat jika ada orang lain yang datang menuju ke arah mereka. Bukan papanya karena dia terlihat lebih tua. Mamanya yang hanya berdiri diam. Dia tahu jika penyebabnya adalah laki-laki yang baru datang lagi. Wajah mamanya terlihat sedih dan takut.
"Jangan ambil mama Taetae!"
Taetae berteriak lantang dan kedua tangannya terkepal disamping tubuhnya. Dia mendongak dengan wajah marah karena kalah tinggi dengan orang di depannya. Yang tambah membuat kesal karena orang di depannya tidak bereaksi apapun.
Tapi setelahnya dia harus mau mundur ketika laki-laki tua mulai bergerak. Nyali Taetae menciut, padahal tadi dia jadi pemberani.
"Jangan ambil mama Taetae," orang itu menyamakan tingginya dengan Taetae. Berjongkok di depannya, dan Taetae bicara dengan suara pelan karena sudah ingin menangis.
Ayah Taehyung masih tidak melakukan apapun. Dia hanya melihat anak kecil di depannya.
Itu adalah bayi kecil yang dulu dia buang. Dan sekarang dia sudah besar, terlihat mirip dengan Taehyung.
Taetae kebingungan dan takut ketika tangan laki-laki tua di depannya mulai terulur ke arahnya. Dia kemudian di tarik, di peluk erat oleh orang yang tidak dia kenal.
Begitupun dengan Taehyung yang juga kebingungan. Ini betulan ayahnya.
Tapi yang lebih mengejutkan lagi setelahnya ada orang lain lagi yang datang. Ibunya juga ada disana, di ikuti satu orang melangkah di belakangnya.
Jungkook sedikit berjalan dengan sedikit terpincang, dengan beberapa luka yang masih terlihat baru di wajahnya.
Taehyung bertanya-tanya apa yang terjadi. Ini sangat mendadak untuknya. Bahkan ketika ibunya memeluknya dengab erat, dia masih terbengong.
"Dia datang ke Daegu sendirian menjelaskan semuanya," ayahnya mulai bicara.
"Berpikir ayah tidak akan marah setelahnya, tentu saja tidak."
Taehyung akhirnya tahu, penyebab kenapa Jungkook datang dengan beberapa lebam di wajah. Dia di hajar ayahnya. Tapi dia masih bisa tersenyum ketika datang.
"Ayah hanya ingin melihat Taehyung bahagia."
Taehyung benar-benar ingin menangis. Tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut ayahnya.
Mereka semua akhirnya bisa kembali dengan perasaan lega di dada.
Jungkook tidak pulang karena dia berusaha meyakinkan ayah Taehyung. Dia pergi ke Daegu sendirian, hanya dengan bekal sedikit informasi yang dia dapatkan dari Jimin.
Membujuk ayah Taehyung, bahkan harus di hajar lebih dulu karena kejujurannya. Tapi akhirnya dia berhasil.
Ayah Taehyung memberikan lampu hijau setelahnya. Asalkan Taehyung bahagia.
Seperti sekarang, setelah mengantar dua orang tua Taehyung ke bandara. Mereka pulang bersama. Jungkook menjadi supir, sementara anaknya dan Taehyung ada di belakang. Beberapa kali melirik lewat spion di dalam mobilnya, hatinya menghangat. Di belakang keduanya sedang tertidur.
Senyum tidak bisa hilang dari wajah Jungkook. Bahkan sampai rumah, Taehyung hanya heran dan memandangnya dengan aneh. Tidak biasa jika Jungkook seperti itu.
Sekarang mereka punya waktu berdua karena Taetae masih tidur.
"Sudah di obati?"
Taehyung bertanya karena beberapa luka di wajah Jungkook masih terlihat mengerikan. Pelipisnya membiru dan sedikit membengkak. Jungkook menggeleng.
Taehyung kemudian pergi dan kembali dengan kotak obat dan kompres.
"Maafkan ayahku," Taehyung berbicara sambil sibuk mengobati Jungkook.
"Aku yang seharusnya minta maaf," jawab Jungkook.
Taehyung tidak menjawabnya lagi. Dia sibuk dengan benda di tangannya yang beberapa di sedikit dia tekan di permukaan kulit wajah Jungkook.
Dari dekat Jungkook bisa memperhatikan figure wajah Taehyung dengan jelas. Matanya cantik dengan bulu mata yang panjang, dia pikir Taetae juga punya bulu mata seperti ini.
Taehyung itu indah, dan Jungkook paling suka dengan bibirnya. Apalagi sekarang dia bisa melihatnya dari jarak yang dekat.
Tidak ada penolakan dari yang Jungkook tangkap, bahkan ketika dia mulai menggenggam tangan Taehyung dan wajah keduanya saling mendekat.
Mungkin mereka akan berciuman sebentar lagi.
Itupun jika tidak ada gangguan. Karena setelahnya Jungkook harus gelagapan dan Taehyung mendorong keras bahunya.
"Mama!"
Itu suara anaknya dan dia sudah berdiri diambang pintu kamar dengan rambut acak-acakan sambil mengucek mata.
Jungkook berdehem, tubuhnya menegak tidak nyaman ketika anak itu mulai ikut bersama mereka, duduk di tengah membuat jaraknya dengan Taehyung melebar.
"Kenapa bangun?"
Taehyung bertanya pada si kecil yang sekarang mulai mengusak manja ke tubuhnya sambil memeluk tubuh Taehyung.
"Ada monster jahat."
Anak itu masih mengantuk, matanya masih berat untuk terbuka.
"Tidak ada monster, kamu bermimpi."
Jungkook menjawab asal.
"Ada kok," begitu Jungkook selesai bicara anak itu langsung tegak bangun dan memandang ke arah Jungkook.
"Monsternya mirip papa," dahi Jungkook mengernyit. Dia dikatai mirip monster.
Taehyung hanya bisa menahan tawanya.
"Tidur lagi ya?" anak itu mengangguk. Jungkook lalu mengangkatnya ke kamar. Tidur sempit-sempitan bertiga lagi. Sampai Taetae kembali tidur tapi tidak dengan Jungkook dan Taehyung.
Keduanya saling pandang lalu tersenyum.
"Apa kau bahagia Taehyung?"
Taehyung mengangguk sebagai jawaban. Jungkook senang mendengarnya.
"Aku tidak menyangka akan bisa seperti ini," Taehyung mengulum senyumnya.
"Aku juga bahagia punya kalian berdua."
Jungkook lalu bergantian mencium pucuk kepala keduanya lalu tidur dengan tangan saling menggenggam.
end
Akhirnya :))
Sebelumnya saya minta maaf karena di cerita ini ada banyak miss. Yah, kadang mikir tulisanku itu gak banyak berkembang dan masih berantakan. Terus dalam plot, ada banyak yang harusnya ingin aku tulis ternyata lupa gak kumasukin :((
Dan, sebenarnya ada dua ending yang kalian pasti sudah tahu satunya.
Kalo aku bikin, "Taetae dan Jungkook berjalan bersama bergandengan tangan menuju pusara ke salah satu makam dengan nisan berukirkan nama Taehyung."
Pasti aku dihujat 🙂
Tapi yasudahlah, sekian dan terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ceritaku.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARKLE [end]
Short StoryJungkook menemukan anak kecil di depan pintu rumahnya dengan surat yang mengatakan jika anak itu adalah anaknya