6AM KSTNara terbangun karena tubuhnya kedinginan. Tak pernah berkunjung ke Korea mengharuskannya untuk beradaptasi dengan cuaca saat ini. Terbiasa dengan musim tropis, musim semi di negara ini cukup membuatnya kedinginan.
Nara menggeliatkan tubuhnya dan kemudian duduk di pinggir kasur. Tanpa sengaja kakinya menginjak tangan Juno yang tertidur pulas di bawah. Nara hampir saja berteriak.
Mata Nara menelusuri setiap sisi kamar adiknya itu. Cukup rapi dibandingkan dengan kamarnya waktu di Indonesia dulu. Mungkin karena dulu Juno sangat manja pada Nara atau mungkin sekarang dia sudah besar dan mandiri. Meski sifatnya yang ceria dan selalu jahil, tapi Nara menyadari bahwa dongsaengnya itu tumbuh menjadi sedikit dewasa dan lebih bertanggung jawab.
Puas dengan melihat seisi kamar, Nara beranjak keluar dan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia mulai menyusuri ruang dapur yang terdapat meja makan di dekatnya. Rumah yang tidak terlalu besar dan sangat nyaman menurut Nara.
Nara membuka pintu kulkas dan mengambil air minum. Kemudian duduk di meja makan.
"Kau sudah bangun?" suara serak itu membuat Nara terkejut.
"Eohh ne" Nara sedikit gugup.
Ayah Nara membuka kulkas dan juga mengambil air minum seperti Nara.
"Kau mau sarapan apa? Biar appa masakkan" ayah Nara menatap lembut anak gadisnya itu.
"Terserah appa saja" Nara sedikit canggung dengan ayah nya itu.
"Mau kubuatkan nasi goreng kesukaanmu?".
"Ehmm itu saja" Nara mengangguk.
Ayah Nara membelakangi Nara dan mulai memasak. Ingin rasanya beranjak, namun Nara mengurungkan niatnya itu dan betah melihat punggung ayahnya yang sudah lama tak ia lihat. Ada rasa rindu dengan pelukan ayahnya, namun masih ada rasa kecewa di hatinya.
"Bagaimana kabar ibumu?" pertanyaan yang membuyarkan lamunan Nara.
"Eomma baik-baik saja".
"Kuliahmu?".
Nara sedikit terperanjat. Sebenarnya Nara berbohong kalau dia kuliah sambil bekerja. Nara tidak memberitahu ayahnya jika dia berhenti kuliah untuk membantu keuangan ibunya. Dia tidak mau ayahnya khawatir dan ikut campur dengan kehidupan ibu dan dirinya. Nara masih terlalu kecewa dengan ayahnya saat itu. Jadi dia memilih untuk berbohong dan hanya Juno yang tahu keadaannya sekarang.
"Eoh aku masih libur sehabis ujian semester" jawab Nara.
"Apa tidak terlalu lelah kuliah sambil bekerja?".
"Anniya. Aku sudah terbiasa".
Suasana di antara ayah dan anak gadisnya itu kembali canggung. Hingga beberapa menit kemudian ayah Nara memberi sepiring nasi goreng buatannya ke hadapan Nara.
"Makanlah" perintah ayah Nara sambil mendudukan diri di depan putrinya itu.
"Ne".
Nara mulai memakan masakan ayahnya.
"Bagaimana?" tanya ayah Nara.
"Mashita.. Sama seperti dulu----" ucapan Nara terhenti. Tanpa sadar dia memberi reaksi yang menurutnya bisa membuat Nara semakin kecewa.
"Kau masih marah dengan appa?" ayah Nara.
"Anni".
"Maafkan appa Nara-ya. Appa sudah membuatmu kecewa. Tapi percayalah appa sangat menyayangimu dan sangat merindukanmu. Jadi appa minta padamu, maafkan appa".
KAMU SEDANG MEMBACA
My precious Idol
Fanfiction21.11.19 (On Going) "Hubungan yang berawal dari sebuah kebohongan. Akankah berjalan dengan mudah?". Highest Rank🏆 #3 Namjohyuk (24.11.19) #6 Namjohyuk (18.12.19) *Bahasa baku dan non baku (campuran) *Typo bertebaran *Alur maju mundur tergantung moo...