thirty seven

47 4 2
                                    

8AM KST


Nara masih berkutat menata rambut panjangnya di depan cermin. Ia bersiap berangkat kerja setelah makan pagi bersama kekasihnya terlebih dahulu. Sementara Kyungsoo dengan santainya berdiri di dekat pintu dengan memperhatikan Nara tanpa sepengetahuan gadisnya itu. Kedua ujung bibir Kyungsoo terangkat ke atas ketika melihat tingkah Nara yang merutuki dirinya sendiri gara-gara matanya sedikit bengkak.

"Eottoke??? Harusnya aku tidak menagis tadi malam. Cckk" gunam Nara.

Kyungsoo yang mendengar itupun berjalan perlahan dan memeluk Nara dari belakang.

"Kamjaki...!!!" Nara terkejut karena tiba-tiba mendapat backhuge dari kekasihnya itu.

"Mian karena sudah membuat matamu bengkak seperti itu".

"Mwo???".

"Jangan menangis lagi hanya karenaku. Lebih baik pukul aku dan lampiaskan semuanya padaku".

"Chakaman,, apa kau berpikir mataku bengkak karena menangsimu?".

Kyungsoo bingung dengan ucapan Nara yang baru saja ia dengar. Bukankah sudah jelas jika Nara menangisinya setelah beberapa hari ini Kyungsoo tidak menghubunginya?.

"W-wae? Apa aku salah?" Kyungsoo melepas pelukannya dan beralih memandangi wajah Nara dari samping.

"Aku menangis karena melihat sad scene film yang aku tonton tadi malam. Bukan karenamu".

Seketika wajah Kyungsoo memerah. Bagaimana bisa ia terlalu percaya diri jika Nara menangis gara-gara dia?

Nara terkekeh melihat tingkah Kyungsoo yang berusaha menghindari kontak mata dengannya.

"Aigoo,, kenapa aku harus menangis cuma gara-gara kau tidak menghubungiku? Aku tahu kau sangat sibuk jadi tidak sempat mengabariku. Bukankah begitu?".

Kyungsoo terdiam. Menatap kedua bola mata Nara yang menyipit karena tersenyum kepadanya.

"Aku memang sedikit kecewa karena kau tidak berusaha menghubungiku seperti biasanya. Sampai-sampai aku mengirim pesan ke Chan karena terlalu khawatir denganmu. Jadi lain kali kabari aku meski hanya pesan singkat. Arrachi?".

"Eung. Mianhe".

"Gwenchana. Jangan pikirkan itu. Kau sudah terlalu sibuk dengan aktivitasmu. Aku tidak mau menambah beban pikiranmu".

"Jadi itukah alasanmu memyembunyikannya dariku?".

"Mworagu!??".

"Kepergian eommonim, tentang ayah kandungmu, dan juga kau yang tinggal bersama dengan temanmu. Apa kau tidak menceritakan semuanya padaku agar tidak membebaniku? Begitukah?".

Nara terpaku mendengar perkataan Kyungsoo. Darimana dia tahu semua itu?

"Jika memang itu benar alasanmu, kau salah. Apa yang kau lakukan itu justru semakin membuatku merasa terbebani".

"Anni, geunyang....".

"Kau tahu, setelah mendengar semua fakta yang kau sembunyikan dariku, aku menjadi tidak percaya diri menemuimu. Bahkan aku sempat berpikir apa kau tidak mempercayaiku? Atau mungkin aku ini tidak berarti untukmu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada dipikiranku beberapa hari ini".

"Anniya anniya. Jangan bicara seperti itu Kyung.Bagaimana bisa kau berfikir seperti itu?".

"Geurom wae? Kenapa kau tidak berbagi kesedihan atau kesulitanmu padaku. Bukankah wajar jika kita mengetahui kesulitan masing-masing? Akupun sudah melakukannya, tapi tidak denganmu".

My precious IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang