fourty

46 3 2
                                    

Annyeoonggg,,,
Finally bisa up setelah sekian lama. Masih ada yang nunggu cerita ini gak ya..hehhe
Mian tiba-tiba ngilang. Mood nulisnya up down terus😔
Karena dah lama gak up, disaranin baca chapter sebelumnya ya, biar bisa ngeh sama cerita selanjutnya😅

Happy reading...

___________________________

9AM KST

"Kami pulaaangg,,," teriak Juno ketika masuk ke dalam rumah.

"Eohh eomma, kenapa kalian bersama?" tanya tuan Li.

"Kami tak sengaja bertemu di depan " terang Juno.

Tuan Li melihat sejenak ke arah Nara yang berdiri di belakang ibunya. Sedangkan Juno yang mengerti neneknya masih tidak suka dengan kehadiran Nara, mencoba mencairkan suasana.

"Aigooya nenek bawa makanan banyak sekali,,apa nenek yang memasak semuanya?".

"Kau pikir siapa lagi eoh?? Bibimu saja tidak becus memasak".

"Hehehe aku sangat merindukan masakan nenek. Akan ku makan semuanya".

"Kau juga makanlah..!" perintah tuan Li pada Nara.

Nara segara duduk di samping ayahnya berhadapan dengan nenek dan juga Juno. Tuan Li juga menyuguhkan makanan yang sudah beliau masak. Suasana sangat canggung dan juga hening. Ditambah lagi menjadi tegang karena sang nenek mencoba menghalangi Nara yang akan mengambil makanan yang sudah ia bawa untuk Juno.

"Eomma,," tuan Li.

"Aku membawa makanan ini untuk cucuku, bukan untuknya" jawab ketus sang nenek.

"Ini sangat banyak nek, aku tidak akan habis nanti. Jadi kita makan sama-sama saja" Juno.

"Anni. Kau baru saja lari pagi kan? Kau harus makan yang banyak".

"Tapi nek-----" Juno.

"Yaaakk apa yang kau lakukan eoh?" teriak nenek Juno.

Ternyata diam-diam Nara mengambil beberapa potong daging dan memasukkan ke dalam mulutnya hingga penuh.

"Waahhhh masakan nenek enak sekali,hehe" ucap Nara dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Siapa yang menyuruhmu memakannya?" ucap nenek Juno seraya menghalangi Nara yang akan mengambil masakannya kembali.

Tak mau kalah, Nara menghempaskan sumpit nenek Juno menggunakan sumpit miliknya.

"Aigooo makanan enak di depan mata mana boleh disia-siakan. Bagi untukku ya nek,, masakan nenek sesuai dengan seleraku".

Nara kembali memasukkan makanan dengan penuh senyuman. Tuan Li terkekeh melihat tingkah anak gadisnya itu. Sedangkan sang nenek hanya bisa menggerutu dengan muka masamnya.

"Ini juga makanlah, sangat enak bukan?" Juno menaruh kimchi diatas sendok Nara yang sudah penuh dengan nasi.

"Ehhmmm" Nara mengangguk dengan tersenyum kepada nenek Juno.

Meski sang nenek terus menerus menggerutu tak jelas, mereka akhirnya sarapan pagi bersama.

Beberapa menit kemudian, Nara sudah berada di kamarnya bersiap untuk membantu di restaurant ayahnya. Hari ini adalah hari liburnya. Nara sudah lama tidak membantu ayahnya karena sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

"Kau sudah siap?" tanya Juno yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Ehmm".

Nara masih sibuk dengan menyisir rambutnya yang sudah panjang.

My precious IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang