Chapter 32

2.3K 92 9
                                    

Perjalanan panjang yang melelahkan bagi Sherina dan Gibson telah dilewati. Kini saat nya mereka memulai misi kesuksesan. Sesampainya di hotel yang telah di booking sebelum nya, Sherina langsung bersiap-siap untuk mandi. Hari itu di Bali masih sangat cerah. Kira-kira masih pukul 09.00 WITA.

Sherina melihat jadwal pertemuan berada di pukul 10.00 WITA. Yang artinya ia hanya memiliki waktu satu jam saja untuk merias diri. Apa itu cukup? Pikiran nya berkecamuk. Saat proses mandinya, ia memikirkan apakah ia bisa ikut atau tidak. Sherina jelas harus tampil cantik. Apalagi ini adalah proyek kerjasama besar-besaran. Ia berpikir, lebih baik tidak usah datang daripada harus menghancurkan pertemuan.

Setelah selesai mandi, Sherina menelepon Gibson yang sebenarnya bersebelahan kamar dengan dirinya.

"Halo Gib"

"Kau sudah siap? Untuk apa menelepon? Kalau sudah siap, tinggal ketuk. Kau hanya perlu berjalan beberapa langkah untuk menemuiku"

"Bukan begitu. Aku sepertinya tidak bisa ikut pertemuan."

Mendengar hal tersebut, Gibson keluar dari kamar nya dan menghampiri Sherina. Pria itu menanyakan apa maksud Sherina. Sherina pun menjelaskan apa yang ia maksud. Tak banyak respon dari Gibson. Wanita akan selalu benar, pikirnya. Pria itu banya mengiyakan alasan-alasan klasik Sherina. Gibson tau, wanita itu sangat malas dan lelah sebenarnya.

Gibson pun pergi ke ruangan rapat pertemuan di hotel itu. Yang ia dapat kan adalah deretan kursi kosong yang rapi tanpa manusia di dalam nya. Gibson agak sedikit kecewa. Ia ingin menelpon Sherina agar cepat bersiap-siap, karena rapat pertemuan belum di mulai. Tapi, ia berpikir-pikir lagi. Tak ada gunanya mungkin. (Hahaha:v)

Setelah mandi dan memoleskan sedikit make up yang natural, Sherina merasa lapar yang amat lapar sekali. Ia memutuskan untuk keluar hotel. Ia malas memesan-mesan makanan hotel, yang cenderung mahal dan tidak mengenyangkan. Lebih baik, ia membeli mie instant saja. Sewaktu sampai di lokasi tadi, ia melihat ada minimarket di dekat hotel yang ia tempati saat ini.

Sesampainya di halaman besar hotel, Sherina terpukau dengan mobil hitam klasik yang mengkilat. Ia yakin, orang yang ada di dalam ini pasti adalah pemilik hotel ini atau yang setara dengan nya.

Sherina agak mengintip ke dalam kaca mobil. Tak ada yang ia dapat kan, kaca igu benar-benar hitam. Orang dari luar tidak akan bisa melihat apa isi mobil itu.

Namun, orang yang berada di dalam mobil itu hampir saja struk melihat seorang gadis yang berusaha melihat isi mobil pemilik.

Sherina melanjutkan aksi lapar nya dengan berjalan menuju minimarket.

Sementara pria itu? Ia keluar dari mobil dan ingin memastikan, apakah itu benar-benar wanita yang ia cari-cari? Mengapa ia semakin cantik saja? Mengapa ia semakin terlihat dewasa? Pria itu benar-benar merindukan wanita itu.

Wait me Sher. I'll hug you, honey. Seruan batin Billy.

•••

Sherina bersyukur bisa merasa kenyang pagi ini. Ia sangat ahli dalam memasak mie instan. Kini, Sherina butuh refreshing diri. Apa yang akan ia lakukan. Ia akan berlayar ke pulau kapuk. Ia sangat lelah dengan perjalanan yang ditempuhnya. Ia mempersiapkan energi agar bisa bermain nanti sore dengan Gibson.

Dengan alunan musik dari ponsel nya dan suara televisi yang tidak terlalu kencang, Sherina langsung terlelap dengan mudahnya. Gadis itu masih sama seperti dahulu. Yang memiliki hobby rebahan yang berujung pada kenikmatan.

•••

Rapat pertemuan berakhir dengan simbol berjabat tangan antara Billy dan Gibson. Setelah selesai rapat, Billy mengajak Gibson untuk berjalan-jalan nanti sore ke pantai. Dengan cepat, Gibson mengiyakan tawaran tersebut. Hitung-hitung membawa Sherina jalan dan memulai keakraban, pikir Gibson.

Billy sudah sangat yakin, bahwa Sherina ada di sini. Foto Sherina sudah jelas terpampang pada dokumen baru yang Billy terima dari Gibson. Ia tahu, pasti Sherina lelah dan tak ingin ikut rapat. Billy sengaja mengajak Gibson berjalan-jalan, agar Billy bisa bertemu Sherina lagi.

Gibson mengucapkan salam dan permisi kepada Billy. Billy pun mengiyakan dan memutuskan untuk tetap duduk di ruangan tersebut.

Billy termenung sejenak, ia mengingat kembali kebahagiaan-kebahagiaan yang ia ukir bersama Sherina. Apakah gadis itu masih ingat? Billy yakin, pasti Sherina sedang sangat marah pada Billy.

Hingga renungan Billy pecah karena nada dering ponselnya.

"Hallo Billy.", itu adalah Aulia.

"Ada perlu apa?", jawab Billy.

"Aku keguguran Bill. Aku hanya ingin memberi tahu saja. Aku yang membunuh bayi kita. Aku tau kau tidak akan peduli. Maaf mengganggu", wanita itu berbicara sambil berderai air mata. Meskipun sebenarnya Billy jijik dengan kelakuannya tapi Billy tetap lah seorang pria yang dewasa.

"Ya sudah. Itu keputusan mu. Aku lelah Aulia. Aku tak tau harus bagaimana. Carilah pria mu. Dan aku akan mencari wanita ku, kita akan hidup bahagia setelah itu", ucap Billy dan langsung mematikan panggilan dari Aulia.

TBC...

AKU MAU KALIAN VOTE AKU DONG:")
AKU BAKALAN UP, KALO VOTE NYA UDAH NYAMPE 1,5K. THANKYOUUU😘😘😘

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang