Chapter 5

5.1K 175 4
                                    

07.25 Spain city.

Sherina dan Evelyn sudah bersiap-siap sejak jam 5 subuh tadi. Tentu saja, karena mereka adalah wanita kantoran yang sangat memperhatikan style, make up dan postur tubuh agar menarik. Namun sayang nya, untuk Eve dan Sherina tak perlu banyak pernak-pernik di tubuh. Karena mereka sudah cukup cantik untuk standar wanita.

Seperti biasa mereka sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor. Meskipun bekerja di hotel, Evelyn bekerja di bagian administrasi. Apalagi Sherina, seorang sekretaris.

Sesaat Sherina meraih tas nya, ponsel nya berdering. Sherina menghiraukan nya. Namun ponsel nya terus berdering dan tak berhenti. Sherina tau, siapa lagi kalau bukan Billy. Ia langsung meraih ponsel nya itu. Ternyata yang menelfon adalah Ibu nya. Betapa durhakanya dirimu Sherina! Ibumu menelfon mu, dan kau menghiraukannya. Kau gila Sher! Batinnya. Ia langsung menelfon balik ibu nya, mengingat bahwa ibu nya jarang mempunyai waktu dengan sibuk bekerja.

"Halo ibu! Apa kabarmu? Aku merindukan mu.", ucapnya pada benda pipih yang menempel di telinga nya itu.

"Hai Rin! Ibu baik nak, ibu juga merindukanmu sayang. Bagaimana dengan pekerjaan mu? Baik-baik saja?", jawab ibu nya sangat senang.

"Tentu ibu. Sekarang aku adalah sekretaris di Billy Hotels. Coba kau cari di website. Itu adalah salah satu hotel terkenal di Spain. Kau bayangkan saja, putri mu yang cantik ini adalah sekretaris bu."

"Aku bangga padamu Rin, lakukan lah yang terbaik nak. Bekerja lah jujur. Jangan sesekali mempermalukan keluarga mu Rin. Ibu percaya pada mu.", sahut ibu Sherina. "Kapan kau bisa pulang? Ibu dan ayah sangat merindukan mu, kau tahu itu. Kami kesepian disini tanpa mu sayang."

"Oohh, ayolah bu. Aku baru sehari bekerja, dan kau menyuruh ku pulang? Kau ingin kabar pemecatan ku? Tenanglah, aku akan pulang."

***

Seperti biasanya, Hotel Billy memberikan kemanjaan di pagi hari untuk di pandang.  Belum lagi bagi Sherina, selain hotel yang indah pemilik hotel yang amat mempesona menjadi salah satu tujuan nya bekerja pagi ini.

Sherina melambaikan tangan nya pada Evelyn pertanda mereka akan berpisah tempat. Sherina akan tetap stay di sebuah ruangan khusus untuk person yang penting.

Dengan mantap Sherina melangkah masuk ke ruangan tersebut. Jelas dengan senyuman yang manis dan semangat terbakar. Apalagi kalau bukan ingin bertemu boss nya yang tampan itu. Di perbaiki penampilannya sedikit dan agak menata surai hitam nya yang cantik terjatuh lurus kebawah.

Ia mendapati Jeffrey di dalam ruangan itu tengah sibuk dengan benda pipih di depan mata nya. Jeffrey adalah bendahara Billy Hotels. Ia terkenal dengan kejujuran nya. Selain itu, ia juga tampan.

"Jeff? Dimana Mr. Bill? Apa dia belum datang?", tanya Sherina pelan pada Jeffrey.

"Kau mencari nya? Dia adalah seorang boss, jam berapa pun dia bisa datang. Lagi pula tidak ada rapat apapun hari ini. Jadi wajar saja Sher". Perbincangan mereka berakhir dengan "oh" Sherina.

Waktu terus berjalan, Sherina merasa sedikit kecewa. Pasalnya, boss nya tak terlihat hingga waktu menunjukkan pukul sebelas. Ia mengajak Jeffrey berbicara. Mereka berbincang banyak hal. Satu hal yang Sherina ketahui bahwa Jeffrey adalah sahabat Billy sejak kelas 2 SMA. Jeffrey menjelaskan bahwa Billy adalah pria nakal sejak SMA. Mulai dari suka bermain dengan wanita, bolos sekolah, melawan orang tua, dunia malam dan banyak kenakalan lainnya. Akan tetapi, sejak ia di beri mandat oleh ayahnya Alfredo. Ia pun berubah 180° menjadi pribadi yang lebih baik.

Sherina jelas memperhatikan semua yang di ucapkan Jeffrey. Sedetail-detailnya ia memperhatikan. Apabila kurang jelas, Sherina tak jarang meminta nya untuk mengulang perkataan tersebut. Satu hal yang membuat Sherina agak sakit di relung hati, saat Jeffrey mengatakan bahwa hingga saat ini Billy masih sering membawa banyak gadis ke dalam ruangan ini untuk memuaskan dirinya. Sherina mematung dan pucat. Rasa sesak di dadanya sangat terasa dan menyengat. Ia harus paham, bahwa Billy adalah orang yang kaya. Dan wajar saja, ini bukan daerah timur. Orang bisa sesuka saja melakukan apapun disini.

Saat Sherina dan Jeffrey berbicara jelas posisi mereka sangat dekat. Dengan tatapan Sherina yang amat dalam, memperhatikan semua ucapan Jeffrey. Dengan tangan yang menahan dagu, Sherina semakin terlihat manis. Hingga pintu terbuka, yang membuat perhatian kedua orang yang tengah berbincang itu buyar ke arah si pembuka pintu.

Billy. Batin Sherina.

"Oh Jeff! Kau tau, kau adalah sahabat ku bung. Teganya kau melakukan hal ini pada ku? Aku hanya terlambat sebentar, dan kau sudah meracuni Sherina ku?", ucap Billy sedikit berteriak.

"Oh ayolah sobat! Justru karna kau adalah sahabat ku, kau tidak boleh langsung mengambil anggapan seperti itu Bill! Aku dan Sherina hanya berbicara sambil bekerja. Sekalian menunggu kedatangan mu juga.", jawab Jeffrey seraya berdiri.

"Sher, apakah itu benar? Kau tidak mendua? Kau tau kan, kau adalah Sherina ku", ucap pria itu sembari melipat tangan nya di bawah dadanya.

Sherina hanya bisa berdiri. Telah terjadi salah paham. Namun benak nya masih berkecamuk. Ini hanya bercanda atau bagaimana? Benaknya.

"Kembalilah ketempat mu Jeff, aku dan Sherina ingin bicara berdua. Jangan ganggu kami"

"Silahkan sahabat ku. Dengan senang hati".

Ternyata seperti ini perbincangan orang-orang kaya. Terkesan seperti sok formal namun penuh makna. Entah itu makna membangun atau menjatuhkan. Entahlah, Sherina sendiri bingung.

Billy pun menarik tangan halus milik Sherina untuk mendekat dengan nya. Hingga sampailah mereka di meja Billy. Billy duduk di kursi Boss dan Sherina di kursi tamu. Namun, mata serta tangan Billy menginstruksi kan agar ia kembali berdiri lagi. Yap, Sherina pun berdiri dengan segera. Billy beranjak dari kursi nya dan menarik kursi Sherina dan meletakkan nya tepat di sebelah kursi milik Billy.

"Duduk lah disini. Akan lebih nyaman rasanya", ucapnya penuh goda.

"Baik Bill"

Perbincangan mereka pun terus berlanjut. Membicarakan semua tentang apa program Hotel selanjutnya. Tak jarang Billy menggoda Sherina dengan menatap Sherina sesekali. Hingga satu hal yang mengejutkan terjadi. Billy meraih bahu milik Sherina. Sherina yang tengah mengetik di laptop pun sontak terkejut. Billy tertawa kecil. "Tak perlu takut Sher. Aku hanya menyentuh bahu mu. Jika kau lelah, bersandarlah di lengan ku."

Sherina terus melanjutkan aksi mengetik nya itu. Billy geram, tak ada pergerakan dari Sherina. Ia pun langsung meraih tubuh Sherina dan menenggelamkan wajah Sherina ke dada bidang milik Billy. Tak berhenti sampai disitu, ia menyentuh pipi milik Sherina dengan lembut.

"Sher, kau sangat manis. Aku geram, kau selalu kaku saat disebelah ku. Bersikaplah biasa saja. Anggap saja aku teman, atau kekasih mu. Meskipun belum, aku yakin akan". Sherina sangat nyaman dengan perlakuan Jeffrey. Kini posisi mereka sangat dekap, seperti sepasang kekasih yang saling merindukan satu sama lain.

"Aku tau perlakuan ini tak hanya kau lakukan padaku. Jelas kau melakukan ini pada semua wanita kan?", Sherina angkat bicara.

"Ajarkan aku bagaimana cara mencintai satu orang saja. Kumohon tuntun aku. Aku ingin berubah. Dan ingin kau Sher.", pinta nya manja sekaligus menatap Sherina mendalam.

"Aku tak bisa berjanji. Lagipula, kita juga baru kenal sehari. Ada baiknya, kita jalani saja dulu. Bagaimana kedepannya, serahkan semuanya pada Tuhan."

Perbincangan serius mereka berhenti sampai situ dan di lanjutkan pembicaraan formal tentang pekerjaan. Percakapan terus berlanjut hingga pukul dua belas. Mereka memutuskan untuk memesan makanan dari restaurant hotel saja. Billy mengajak Jeffrey, dan mereka pun makan bersama.







OKE THANKYOU YA! SUPPORT ME ALWAYS!

GIVE ME UR VOTE GUYS!

HOPE U LIKE IT AND ENJOY IT:)

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang