Chapter 23

2K 66 0
                                    

"Baiklah Aulia, kita bisa menikah. Aku telah memikirkan semuanya, dan kurasa tak ada yang perlu ditakuti. Aku akan mencoba mencintai mu secara perlahan-lahan. Dan aku juga telah memantapkan pilihan ku untuk melupakan Sherina.", Billy melakukan aksi bicara nya di tengah makan malam mereka kala itu.

"BILLYY? KAU DEMAM SAYANG? AKHIRNYA... AKU TAHU, KAU SANGAT MENCINTAI KU. AKU TAHU ITU. AKU YAKIN SERATUS PERSEN KITA AKAN BAHAGIA SAYANG. AKU MENCINTAI MU BILLY", jawab Aulia dengan penuh semangat. Billy hanya bisa merasa jijik dengan aksi norak wanita di depannya ini.

Tak ada pilihan lain, Billy memang benar-benar harus melakukan aksi gila nan konyol ini.

***

Back To Spanyol.

Pagi ini merupakan pagi pemotretan yang akan di lakukan Billy dan Aulia di RANZ PHOTOGRAPHY. Aulia dan pihak photography membuat janji mengambil foto di sebuah tempat yang indah dan menawan. Selama beberapa hari kedepan akan ada sesi pemotretan untuk Aulia dan Biily.

"Bill, nanti sore kita bisa pergi ke sini", ucap Aulia menunjukkan foto sebuah tempat pada Billy. "Kau tahu tempat nya kan sayang?".

Respon Billy? Nihil. Ia justru menoleh kian kemari melihat-lihat keadaan sekitar. Mana tau muncul sosok Sherina seketika. Melihat hal tersebut memancing Aulia marah. Spontan ia memegang pipi Billy dengan kedua tangan nya.

"Kau melihat apa Sayang? Sini datang padaku", bibir Aulia dengan cepat menyentuh bibir Billy. Hal itu terjadi secara paksa. Billy yang kaget, langsung saja mendorong Aulia dengan kasar nya.

"Apa - apaan kau ini? Kau gila ya?", ucap Billy dengan kasar.

"Sayang, aku ini calon istri mu! Ingat, kita harusnya sudah bisa bermain setiap malam kini. Agar kita bisa lebih saling mengenal. Kau bilang mau perlahan-lahan mencintai ku kan? Ayo, biar aku sentuh lagi dirimu Billy."

"Oh iya. Maaf kan aku. Terserah mu saja. Tapi aku pikir kalau urusan bermain, itu nanti saja. Setelah kita menikah, mungkin barulah aku bisa menyentuh mu.", ucap Billy dengan penuh perasaan meski terkesan palsu.

"Baiklah, tak masalah bagu ku sayang. Jadi, nanti sore kita kesini ya. Kau tau kan dimana tempatnya?", tak ada suara jawaban dari Billy. Billy menjawab dengan anggukan kepalanya.

***

Lokasi pemotretan yang amat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lokasi pemotretan yang amat indah. Namun tidak untuk orangnya. Wajah Billy terlihat tidak berekspresi disana. Berulang kali photographer mengambil gambar, namun tak ada yang terlihat tulus disana.

Setelah sesi pemotretan selesai, Billy dan Aulia memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sambil menikmati suasana laut di depan mata mereka.

Sang photographer pun izin kepada mereka berdua dan membuat janji baru lagi di tempat yang sudah ditentukan.

***

Sherina Part.

"Halo Nic! Bagaimana, kabar mu baik setelah melakukan sesi pemotretan di tempat yang lumayan jauh?", tanya Sherina kepada Nicholas.

"Kau tau dari mana?", tanya Nicholas pada Sherina balik.

"Mr. Robby tadi memberi tahu hal itu pada ku. Dan aku seperti nya tau tempat itu. Pasti seru ya disana?"

"Sangat seru dan indah, hanya saja klien kita yang tidak seru. Mereka terlihat seperti bukan pasangan. Aku sangat heran.", jawab Nico dengan lesu dan terlihat malas.

"Boleh aku lihat foto nya?", tanya Sherina.

"Kau bisa lihat nanti setelah semua nya selesai.", ucap Billy seraya mengambil memori card dari kamera tersebut. "Simpan kamera nya, bersiaplah pulang. Mau ku antar?", tanya Nico.

"Tidak usah Nic, duluan saja. Aku masih ingin duduk-duduk disini."

Tak ada jawaban dari Nicolas. Pria itu langsung pergi dengan tas hitam yang di sandang nya sambil melambaikan tangan tak jelas ketika Sherina mengucapkan kalimat hati hati di jalan. Sherina hanya tersenyum melihat tingkah pria itu.

Waktu terus berjalan tanpa ada kejelasan bagi Sherina. Ia harus bertahan pada sesuatu yang tak pasti. Untung saja ada Evelyn, ada Nicholas dan ada Mr. Robby dalam hidupnya kini. Meskipun tak ada Billy untuk saat ini, setidaknya Sherina tidak terlalu masuk dalam taraf kesedihan yang luar biasa.

Billy, Sherina sangat merindukan pria itu. Berulang kali Sherina menelpon dan mengirimi pesan pada pria itu, namun tak ada jawaban. Ntah apa yang sedang pria itu pikirkan dan lakukan saat ini.

***

Sesi pemotretan berakhir di kantor pemotretan. Ini adalah hari terakhir. Nicholas, seorang photographer memperlihat kan hasil-hasil foto yang sudah di ambil.

Billy sama sekali tidak perduli, ia hanya duduk sambil melipat kedua tangan nya seraya menutupkan mata pertanda lelah.

Billy dan Sherina berada di lokasi yang sama.

Tak ada diantara mereka yang menyadari hal tersebut. Sherina sibuk dengan pekerjaan nya dan Billy, mulai merasa malas. Billy mulai teringat kepada misi nya.

"Aulia, aku izin sebentar ke toilet ya. Aku sakit perut.", ucap Billy dengan kepalsuan yang besar.

Billy menuruni tangga. Dilihat nya Sherina tengah duduk terdiam melihat kamera sambil menjatuhkan air mata.

"Sherina?", teriak Billy kepada Sherina. "Sayang, aku merindukan mu Sher!"

Billy langsung menyambar tubuh mungil milik Sherina.

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang