Chapter 28

2K 60 0
                                    

"Ingin pesan makanan lagi Sher? Pesan sajalah. Kau boleh makan apa saja hari ini.", ucap Gibson memandangi wajah Sherina.

"Oh tidak-tidak. Aku sudah sangat kenyang. Rasanya tak ada lagi ruang dalan perutku ini, Gib.", jawab Sherina sambil memegangi perutnya yang kekenyangan.

Mendengar hal tersebut, Gibson mulai melancarkan apa tujuan nya mengajak Sherina ke restaurant ini.

Seorang pelayang datang ke meja mereka sambil membawa sepotong kue berbentuk segita dengan rasa vanila yang lezat disertai satu lilin panjang di tengah-tengahnya.

"Selamat Ulang Tahun Sherina. Aku harap semoga kau bisa menjadi orang yang lebih santai dari pada sebelumnya.".

Senang.

Itulah definisi hati Sherina saat ini. Disaat-saat terpuruk Sherina, masih ada yang mengingat hari lahir gadis itu. Dan mengingatkan nya agar tetap santai dan jangan terlalu terbawa oleh arus masalah. Meski orang itu tidak tau apa yang Sherina alami saat ini.

Sherina mengucapkan banyak terimakasih pada Gibson yang telah ada untuknya. Dan berharap Gibson akan terus seperti ini pada nya. Tanpa ada sesuatu yang berkurang atau pun berlebih. Ia ingin menganggap Gibson sebagai kakak nya. Kakak pria yang selalu ada untuk dirinya.

•••

Sherina cukup lelah hari ini. Ia merebahkan tubuhnya di kasur. Ia mengambil ponselnya yang baru dan mencari keberadaan Billy. Jujur, Sherina amat merindukan Billy saat ini. Gadis itu berharap, Billy akan mengirimi nya pesan atau meneleponnya. Namun, mungkin itu sangat lah mustahil.

tudingg

Sebuah notifikasi dari Evelyn sahabat Sherina muncul mengirimkan tiga pesan sekaligus.

Dan benar saja.

Isinya adalah tangkapan layar percakapan antara Billy dan Evelyn. Yang dimana pada pesan tersebut Billy titip salam nya kepada Evelyn untuk Sherina.

Double Happy

Pria itu benar-benar mengingat dirinya. Sherina amat senang saat melihat gambar tangkapan layar pertama. Setelah Sherina melihat tangkapan layar kedua, raut wajahnya sekita mengusut. Hatinya langsung saja sakit secara spontan.

Apa? Aulia hamil? Billy? Billy telah menyetubuhi Aulia?

Benak Sherina melemparkan jutaan-jutaan argumen disana. Ia sangat terkejut sekaligus merasa sedih dan kecewa akan perbuatan Billy. Tak ada yang bisa Sherina lakukan lagi.

Lebih baik pasrah baginya.

•••

Billy and Aulia scene.

"Selamat pagi anak ku sayang. Kamu baik-baik ya disana. Mama sayang kamu nak", ucap Aulia sambil mengelus-elus perutnya yang berisi janin berusia satu bulan.

Billy memandangi Aulia berbicara dengan perutnya. Billy merasa iba melihat tingkah wanita itu. Sangat terlihat jelas wanita itu ingin diperhatikan.

"Hey.", sapa Billy.

"Oh. Hey Bill. Kau tak bekerja hari ini?", tanya Aulia.

"Tidak. Aku ingin bermain dengan beberapa teman lamaku. Lagi pula ini juga hari libur. 'Tak ada yang mendesak, jadi aku putuskan ingin menghabiskan waktu di luar kantor.", jawab Billy.

"Oh, baiklah. Tapi..-", ucapan Aulia terjeda.

"Lebih baik kau dirumah saja. Jaga kesehatan mu dan bayi yang ada di perut mu. Jangan sampai ia terluka", jawab Billy amat dingin.

Pria itu bahkan seolah tak ingin mengakui bahwa janin yang ada di dalam perut Aulia adalah bayi mereka.

Hal ini membuat satu rasa sakit hati yang mendalam bagi Aulia. Ia meneteskan air mata sambil menundukkan kepalanya.

"Kalau begitu, aku permisi dulu. Aku ingin pergi bermain."

Tak ada rasa. Tak ada cinta. Semuanya datar. Seolah mati. Tak berkesan. Hampa. Kosong. Itulah isi hati Billy kepada Aulia saat ini. Ia tidak begitu membenci wanita berbadan dua itu lagi. Hanya saja ia muak dengan peran yang ia miliki saat ini.

•••

Billy melihat benda yang melingkar ditangan kekar nya.

"Astaga, sudah tengah malam Jeff!", ucap Billy kepada Jeffrey, sahabatnya.

"Kau ingin pulang? Tak mau mencari Sherina sampai dapat?", tanya Jeffrey pada Billy sambil terus mengoperasikan lima komputer sekaligus untuk melacak keberadaan Sherina.

"Aku rasa dia sudah pergi jauh. Dan akan sulit di temukan sobat."

"Di dunia ini, tak ada yang tak mungkin selagi kau terus mencoba".

"Sejak pagi kita mencari-carinya. Tak ada tanda-tanda bahwa kita akan menemukannya. Sudahilah. Aku mulai kasihan melihat Aulia. Ia sangat menyedihkan.".

"Kenapa pedulikan Aulia? Dia lah yang membuat dirinya sendiri menyedihkan. Bukan begitu?".

"Baiklah, ayo cari sampai dapat sahabatku. Aku ingin memeluk dan mencium Sherina dengan segera. Aku amat merindukan wanita ku itu".

Yap. Jeffrey dan Billy sedang mencari keberadaan Sherina. Omongan mereka agak ngelantur sedikit, itu karena efek minuman beralkohol yang mereka nikmati sejak pagi hari. Billy sangat mabuk malam itu. Dan ia sangat mengharapkan kehadiran Sherina untuk saat ini.

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang