Chapter 39

1.6K 56 0
                                    

Telah banyak pagi hari Sherina dan Billy lalui bersama. Mereka bangun dari tempat tidur yang sama, menonton tv bersama, bahkan mandi bersama.

Ruang Makan yang luas dirumah mereka telah menjadi saksi nyata ketulusan cinta mereka berdua. Saat makan, Billy dan Sherina selalu melakukan banyak adegan-adegan layaknya suami dan istri.

Pagi ini adalah pagi kesekian yang mereka hadapi. Disaat kondisi terburu-buru, namun mereka selalu menyempat kan untuk saling tersenyum satu sama lain.

Sherina memperbaiki dasi suami nya itu. Billy memang sangat tidak pandai dalam hal memakai dasi. Selalu berantakan.

"Terimakasih sayang", ucap Billy disertai senyuman manis dari bibirnya .

Sherina membalas senyum dengan sedikit rasa malu namun senyum itupun tidak kalah manisnya dengan Billy.

Sejak kejadian 2 bulan lalu, saat permainan terjadi di dalam mobil, Sherina terkadang agak sedikit merasa canggung pada Billy. Entah mengapa hal itu bisa terjadi. Suasana canggung itu pun muncul pagi ini. Sherina hanya tersnyum malu pada suami nya itu.

Billy jelas mengetahui itu, namun ia tidak membawa serius kejanggalan baru yang dialami oleh Sherina. Bahkan, Billy enggan untuk sekedar bertanya pada Sherina.

"Sudah siap, Sher?", tanya Billy pada Sherina.

Sherina hanya mengangguk sambil mengambil sepatu yang akan di kenakan nya. Billy tak ambil pusing akan sikap istrinya itu. Ia langsung meraih tangan Sherina. Billy menarik tangan Sherina dengan kekuatan yang cukup kuat.

Di perjalanan di dalam mobil, tidak ada percakapan. Keadaan hening.

Billy yang tak sabar pun, langsung membuka pembicaraan.

"Sherina."

"Hem?", jawabnya.

"Kau sakit sayang?", tanya Billy.

"Tidak. Aku baik. Kenapa Bill?", Sherina sangat canggung.

"Kau terlihat berubah. Aku telah lama menyadari hal ini".

"Apakah benar terlihat seperti itu?", tanya Sherina menghadap wajah Billy yang tengah memandang ke depan sambil nenyetir mobil.

"Iya sayang. Aku takut. Aku takut kau tidak mencintai ku lagi", jawab Billy membalas hadapan dari Sherina.

"Aku kira kau tak merasakan nya. Jujur aku terkadang merasa canggung berada di dekat mu. Kondisi itu bisa datang tiba-tiba Bill, sekujur tubuh ku merasakan panas dingin dan rasa minder saat kecanggungan itu tiba. Tak tertebak kapan waktunya.", jelas Sherina.

"Oh ya? Kenapa kau tak bilang pada ku sayaaang?".

"Sudah ku bilang, aku canggung.", jawab Sherina."Tapi Bill, aku bertanya pada teman ku. Apa mungkin ini efek dari permainan kita di mobil dua bulan lalu? Dan teman ku menjawab, itu adalah salah satu efeknya.", wajah Sherina memerah.

"Sher? Hahahaha", Billy tertawa. "Astaga kau malu sayang? Hahahah. Sherina kau seperti boneka sayang. Lucu sekaliiii. Aku ingin memeluk mu", Billy menyeleneh.

Sherina sangat malu. Padahal, Billy adalah suami nya kini. Sherina bingung harus melakukan apa. Tubuh nya merinding dan rasa canggung itu kembali muncul.

"Kau mau ku peluk, Sher?", ucap Billy sambil tersenyum.

Billy menepikan mobil nya. Mereka pun berhenti di pinggir jalan sebentar. Dengan segera, Billy memeluk Sherina. Sangat dalam dan hangat. Sherina yang awalnya menolak-nolak, lama-kelamaan menerima. Pelukan itu sangat nyaman. Sherina menyukai nya.

"Lain kali, kau harus cerita pada ku wahai istri ku. Hahahahhahah", lagi-lagi Billy bercanda.

Sherina mengeluarkan suara lucu nya. Ia merengek seperti anak bayi. Billy yang tak tahan, hanya bisa bersedia untuk dipukuli oleh Sherina.

"Seandainya kita punya bayi? Bagaimana ya? Lebih manja si bayi, atau ibu nya? Hahahaha", canda Billy.

Sherina hanya terdiam di sandaran bahu Billy. Ia memeluk lengan suami nya itu dengan kuat nya. Ia butuh kasih sayang dan kehangatan yang mendalam saat ini.

Rasa canggung itu semakin lama, semakin berkurang. Ia berusaha menerima kenyataan bahwa kini mereka telah menikah, dan sudah bebas melakukan apapun.

Sherina sangat menyayangi Billy.






😘😘😘😘
Jangan lupa vote😉

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang