Chapter 24

2K 68 4
                                    

***

Tak ada yang bisa Sherina lakukan. Tubuh nya lemas, tangis terus bercucuran dan ia merasakan sakit hati yang amat mendalam. Ingin sekali rasanya ia kembali pulang ke Singapura. Tempat ini terlalu menyakitkan bagi dirinya.

Sherina mencuci wajah nya dengan air, di basuh nya tangan nya dan menatap diri ke cermin.

"Aku lebih baik mati saja. Aku ingin mati. Aku tidak kuat atas semua ini. Tolong aku ya, Tuhan.", lagi -lagi air mata nya tumpah bercucuran.

Kejadian empat puluh lima menit yang lalu amat menyakitkan bagi Sherina. Pasalnya, tak ada tindakan nyata dari Billy. Billy hanya bisa memeluk Sherina tanpa ada sesuatu hal yang bisa membuat Sherina tercengang. Justru Billy terdiam dan membodoh saat Aulia memergoki mereka berpelukan disana.

Sherina berharap ada respon lebih dari kekasih nya itu. Namun nyatanya? Nihil. Hati Sherina memanas akan kebodohan Billy. Ia semakin bingung, apakah pria ini mencintai dirinya atau tidak. Tak ada pembicaraan lagi disana kala itu, Sherina meletakkan kamera di atas meja dan meninggal kan kantor begitu saja.

***

"Sayang, seharusnya kau menyingkir saat wanita murahan itu mencoba memeluk mu. Kini kau akan menjadi milik ku. Kau mencintai ku kan Bill?".

Billy hanya terdiam disana. Ia menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya. Ia sangat bingung. Misinya tidak terlaksana dan Sherina pasti kecewa terhadap diri nya.

"Bla bla bla, terserah lah sayang. Sekarang aku mau melihat-lihat gaun pengantin, dan aku rasa kau lelah. Istirahat lah disana. Aku pergi dulu."

Wanita itu pergi tanpa secercah respon dari Billy. Dilihat nya wanita itu pergi tanpa ponsel nya. Billy mengintip dari luar jendela, memastikan apakah perempuan itu sudah pergi atau belum. Dan ya, mobil nya telah berjalan keluar halaman.

Billy mencoba mengingat-ingat nomor ponsel Sherina. Saat ia memulai dengan tiga nomor di awal, langsung saja muncul nama Sherina disana. Spontan Billy mengklik nama itu, berharap ada jawaban dari seberang.

"Halo", terdengar suara serak basah dari seberang sana. Sangat mudah ditebak, orang itu tengah menangis.

"Halo Sher, ini aku Billy".

"Kalau kau ingin aku pergi dari hidup mu, aku lah duluan yang akan mengatakan silahkan pergi dari hidup ku."

"Sherina tolong, tolong kau dengar kan aku.", ucap Billy dengan nada yang hampir menangis.

"Dengar apa lagi Billyy?! Aku sudah puas disakiti. Aku sudah sangat puas oleh kelakuan mu. Aku puas Bill", tangisan Sherina pecah pada percakapan itu.

"Sayang...", ucap Billy lemah.

"Aku puas Bill... hikss hikss", tangis Sherina.

"Maafkan aku Sherina. Aku bingung. Aku pusing. Aku -",

Ttuut tuut

Billy menyadari bahwa, Sherina telah menutup telepon. Pembicaraan mereka berakhir. Segalanya berhenti. Ntah apa yang akan terjadi setelahnya.

Sherina cukup merasakan perih oleh Billy. Dan Billy, ntah lah. Ntah apa yang akan Billy lakukan. Semua nya masih terlihat kosong. Tak ada jawaban. Seakan-akan cinta Sherina dan Billy akan berakhir segera.

***

Dua bulan setelahnya.

Bagi Aulia, ini adalah hari bahagia nya dengan pria yang ia cintai. Dan pria itu juga mulai belajar mencintai nya perlahan. Meskipun tak ada kemajuan. Perasaan pria itu tetaplah sama seperti pada saat ia berjumpa dengan wanita yang kini tengah ia gandeng, yang sebentar lagi akan sah dipandang khalayak.

Pernikahan antara Aulia dan Billy berlangsung hikmat. Tak ada kericuhan dan tak ada keributan. Hanya saja, ada kehancuran bagi seseorang diseberang.

Sherina.

Ini adalah sebuah beban mendalam bagi Sherina. Bagaimana bisa ia di undang untuk menghadiri upacara pernikahan Billy dan Aulia. Sementara, Sherina masih benar-benar mencintai Billy.

Tiada hari tanpa air mata. Itu lah Sherina sekarang. Rasanya, Sherina ingin terbang menjauh ke angkasa. Agar angkasa menutupi segala kalut Sherina.

Namun justru sebaliknya, pria itu terus menghubungi Sherina. Dari mulai mengirimi pesan hingga melakukan aksi telepon. Tentu Sherina tak akan menggubris hal tersebut.

.
.
.

Tbc

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang