Chapter 40

2.6K 67 3
                                    

Sepulang nya dari kantor, Sherina dan Billy segera berbenah diri. Mereka sangat lelah hari ini. Lagi-lagi, job yang banyak selalu mengantri di belakang. Hal ini membuat mereka berdua jarang tiba cepat dirumah saat malam. Bahkan dua bulan lalu insiden terjadi di dalam mobil, karena lelah yang tak tertahan kan.

Setelah selesai berbenah diri, Sherina dan Billy pun tidur bersama. Posisi layaknya suami istri adalah posisi biasa bagi pasangan seperti mereka.

Di tengah kesunyian hangat nya malam mereka berdua, Sherina dikejutkan oleh tamparan dari dalam perutnya yang amat menyakitkan. Sangat sakit, perih, nyeri. Sherina terbangun, ia berkeringat malam itu.

Sherina tak bisa tidur karena perutnya yang benar-benar menyiksa itu. Sekitar 15 menit berlalu, ia merasa mual. Sherina beranjak ke kamar mandi dan muntah terlalu banyak.

Dari sana, Sherina sedikit mulai memahami apa yang akan terjadi pada diri nya selanjutnya.

Mendengar Sherina meribut di kamar mandi, Billy tertegun sejenak. Meski masih belum sepenuh nya sadar, ia tahu bahwa Sherina tidak ada lagi di samping nya.

Dengan mata setengah tertutup, ia memanggil-manggil nama Sherina.

"Sherrr...."

"Sayaangg"

Billy benar-benar mengantuk. Ia tak bisa membuka lebar matanya. Ia butuh tidur.

Sherina menyadari, kebutuhan utama suami nya itu adalah tidur. Ia pun tak ingin menyusahkan suami nya itu dulu malam ini. Besok, lusa atau bulan depan ia bisa menyusahi nya kapan saja. Tapi tidak malam ini.

"Billy, tidur lah. Aku hanya sakit perut sedikit. Aku akan segera kembali sayang", teriak Sherina.

"Ohh.. Hooaam, benarkah? Baiklah sayang. Segera lah kembali, aku ingin memeluk mu.", balas Billy.

•••

Langit berganti. Cahaya pagi sudah masuk hari ini. Sherina dan Billy melakukan aktivitas biasa mereka setiap pagi hari. Mereka bercanda, bercinta, bermanja-manja dan masih banyak hal lain yang mereka lakukan.

Namun aneh nya, Billy bahkan tidak mengingat kejadian tadi malam. Saat Sherina mengeluh sakit perut. Relung hati Sherina lagi-lagi berpikir positif, mungkin saja dia benar-benar butuh istirahat. Itu bukan lah masalah besar bagi Sherina.

Sesampainya di kantor, Sherina dan Billy pun terpisah karena ruangan. Namun, hari ini akan menjadi hari kesukaan Billy. Sherina sudah mempersiapkan suatu barang yang bisa membuat mata Billy berbinar-binar dan senyum yang manis.

Tadi pagi Sherina membeli test pack. Dan hasilnya adalah bahwa, Sherina positif hamil. Alangkah bahagia nya Sherina pagi tadi. Ia akan memberitahukan ini pada Billy saat makan siang nanti. Itu akan menjadi waktu yang tepat.

•••

12.15

"Sherina."

"Kita makan dimana hari ini sayang?", tanya Sherina sambil memberikan senyum nya pada suami nya itu.

"Maaf sayang. Aku ada meeting dengan client hari ini. Tapi hanya aku saja dan Pak Direktur. Kau bisa makan sendiri kan? Maaf Sherina".

Billy adalah pria penyayang. Sangat penyayang. Ucapan nya akan menghipnotis semua wanita jenis apapun itu. Percayalah.

Sherina hanya bisa mengangguk manja melihat penolakan dari suami nya itu.

"Merengut? Bisa tersenyum kan cantik?", goda Billy.

"Pergilah secepatnya, sebelum terlambat. Aku tetap sekretarismu disini. Jika ada kesulitan, hubungi aku. Mengerti?".

"Iya sekretaris Sherina ku", jawab Billy. "Aku pergi ya sayang", lanjutnya.

Saat Billy berbalik badan dan mulai beranjak meninggalkan Sherina. Tangan kecil Sherina menarik tangan Billy. Ia benar-benar membutuhkan suami nya itu.

"Kenapa sayang?", Billy berhenti dan menatap Sherina penuh arti.

"Jangan lupa makan. Aku sangat menyayangi mu Bill", sahut Sherina.

Billy menganggu mengerti. Ia menggunakan bahasa tubuh, seolah menginstruksikan akan pergi dan jangan sedih.

Akhirnya, Sherina tersenyum kecil.

🙆🙆🙆🙆

Gimana kalo aku buat ending nya kaya gini? Gantung banget ya?😂😂😂

Setuju kalo ada Extra Part? Hehehehe

Kasih vote dulu dong makanya:) tinggal pencet tombol bintang aja kok gaes, ga susah😁😁

Btw, Thankyouuu yea!

Sherina's Crazy Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang