Airlangga lagi di stasiun kiaracondong, jam 12 malam, 21 November 2019. Lagi hujan dan dia nungguin Ghaza sama ical yang masih ke toilet. Dingin banget, Airlangga udah pake jaket tapi dinginnya masih nusuk sampe tulang. Ical dateng 3 menit kemudian, kayaknya dia juga sama kedinginannya sama Airlangga.
"Gila sumpah dingin banget" ucap Ghaza yang datang tak lama kemudian "Ical pesen taxi online dek" Ical segera membuka aplikasi untuk memesan taxi online.
Mereka sampai di hotel sekitar jam setengah satu dan langsung check in. Mereka tidur di hotel kapsul yang lagi ngetrend sekarang, hotelnya ada di daerah dago. Karena satu kamar gabisa ditempatin bertiga, mereka terpaksa pesen dua kamar, satu double dan satu single. Karena waktu mereka check in udah masuk jam tenang, mereka rundingan dulu di depan resepsionis siapa yang bakal tidur sendirian.
"Hom pim pa aja" ucap Airlangga.
"Moh" jawab Ghaza "aku gak mau tidur sendirian. Kalian aja suit berdua" Ical memandangi Airlangga sejenak.
"Aku aja yang tidur sendirian" ucap Ical mengalah.
"Nggak. Aku aja" jawab Airlangga. Ghaza hanya memandangi adik-adiknya dengan bingung.
"Yaudah" ucap Ical, yuk masuk. Ical dan Ghaza mendapat pods earth atau bawah dan Airlangga menempati pods sky atau atas. Airlangga dan Ical memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sedangkan Ghaza memilih cuci kaki saja dan langsung tidur karena dia merasa sangat lelah duduk 11 jam di kereta.
"Mas Ghaza, geser toh, jangan melintang di tengah begini" ucap Ical ketika ia hendak merebahkan diri di kasur namun Ghaza justru tidur melintang tak menyisakan tempat untuk Ical. Ghaza segera merubah posisinya dan menarik selimutnya.
"Kamu gak laper?" Tanya Ghaza.
"Yo laper sebenere, tapi gak boleh makan sih ya di dalem kamar. Bobo ajalah, besok pagi maem" jawab Ical lalu memejamkan matanya. Ghaza setuju dan segera memejamkan matanya juga, ikut melayang menuju alam mimpi.
Keesokan paginya, mereka bertiga telah siap sebelum jam 8 dan sudah duduk manis di lobby hotel, mendiskusikan hari ini mau ngapain aja.
"Yang jelas kita ke tempat sewa mobil dulu sih, ambil mobil terus ke dusun bambu. Nanti sarapan pas di jalan atau pas di dusun bambu terserah gimana enaknya" ucap Ghaza.
"Yaudah aku tak pesen taxi buat ke tempat sewa mobil ya" ucap Ical. Airlangga hanya terdiam dan tidak mengikuti perbincangan kedua kakaknya "kamu masih ngantuk?" Tanya Ical sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Airlangga. Airlangga tersentak dan hanya menggerutu, lalu meletakkan kepalanya di meja. Taxi yang mereka pesan tiba 5 menit kemudian.
***
"Kita brunch aja piye" usul Ghaza yang berada dibalik kemudi menuju Dusun Bambu.
"Ya boleh boleh.. aku ada ganjelan roti" ucap Ical yang berada di seat depan "adek mau roti ndak?" Tidak ada jawaban, Ical menoleh kebelakang dan mendapati Adiknya sudah terlelap dan berada di alam mimpi "ealah turu arek e" Ical melahap rotinya dan membaginya bersama Ghaza.
Mereka sampai di Dusun bambu tepat jam 9 ketika wisata itu baru buka. Airlangga keluar dari mobil dengan wajahnya yang terlihat mengantuk berbeda dengan Ical dan Ghaza yang terlihat segar. Airlangga duduk sebentar sementara Ghaza menukarkan tiket yang sebelumnya telah ia pesan secara online.
"Eh bambu-bambunya kayak midsommar" ucap Airlangga. Ical dan Ghaza reflek menoleh dan mengangguk setuju.
"Iya kek midsommar" jawab Ghaza.
"Emang we nonton midsommar?" Tanya Ical.
Ghaza nyengir "enggak. Apa iku midsommar?" Airlangga dan Ical kompak memutar bola matanya dan melenggang pergi tak memedulikan Ghaza. Mereka segera naik ke kendaraan yang merupakan fasilitas untuk menuju tempat utama wisata Dusun Bambu.