Apalah Arti Sebuah Nama

338 86 24
                                    

Airlangga's Journal new entry :

Karena mas Ghaza ini anak Mama-Papa paling ndablek, aku pernah tanya sama mas Ghaza "mas Ghaza kenapa nda mabuk-mabukan?"

"Dah pernah"

Aku tanya "kenapa gak lagi?" Mas Ghaza gak langsung jawab, diem dulu ubah posisi duduk, terus jawab.

"Mama pernah bilang sama aku gini 'mengkonsumsi sesuatu yang haram menyebabkan ibadah kamu nda di terima selama 40 hari. Kalau orang meninggal, doa paling mujarab itu selama 40 hari setelah kepergiannya. Bayangin.. mama atau papa meninggal pas kamu mabuk. Kami bawa apa ngadep Tuhan? Laporan apa kami sama Tuhan? Laporan kalo anak yang Tuhan titipkan ke kami, yang kami didik selama puluhan tahun cuma bisa mabuk dan doanya nda bakal diterima Tuhan selama 40 hari. Mau di taruh mana muka kami?' Dan sejak saat itu aku bener-bener menjauhi segala sesuatu yang haram"

Aku cuma bisa bengong, sumpah ga nyangka mas Ghaza bakal jawab kayak gitu. Mas Ghaza emang nakal banget, tapi berbanding lurus sama otaknya, pinter banget.

Orang-orang bilang mas Ghaza tuh yang paling ganteng dari kami semua. Padahal mah gaada yang ganteng-jelek di mata Tuhan, semua sama.

(Gak, aku gak salty dibilang gak ganteng. Aku. Gak. Salty. Kok)

***

Rumah Airlangga terletak di dekat sentra pedagang kaki lima, sehingga setiap kali Airlangga pergi keluar, ia harus melewati deretan berbagai macam PKL, beberapa bahkan sudah akrab dengan Airlangga karena Airlangga terlalu sering jajan. Sore ini Airlangga sengaja minta diturunkan Juna di sentra PKL, tidak di depan rumah seperti biasa. Beberapa pedagang baru bersiap-siap membuka kiosnya ketika Airlangga lewat.

Airlangga berhenti di salah satu pedagang jajanan yang sedari jauh sudah mencuri perhatian Airlangga. Kue Putu. Kalau dihitung dalam seminggu Airlangga makan kue putu bisa sampai 5 kali.

Ada satu kebiasaan Airlangga ketika membeli jajanan seperti ini yaitu, ia tak pernah berhenti bertanya seperti anak kecil yang selalu penasaran akan segala hal. Hari ini, Airlangga bertanya sesuatu yang sudah menjadi pertanyaannya sedari dulu.

"Bapak.. kenapa sih namanya kue putu? Ini kue buat putu gitu toh?" Bapak penjual kue putu tersenyum, sudah sangat maklum akan berbagai pertanyaan Airlangga.

"Bukan le.. putu itu ada kepanjangannya"

"Apa itu pak?"

"Pencari uang tenaga uap" jawab Bapak penjual putu. Airlangga diam, terlihat shock. Agak berlebihan memang, tapi, namanya juga Airlangga.

"Plot twist banget... aku baru tau setelah 4 tahun mengkonsumsi kue putu secara rutin" ucapan Airlangga membuat pembeli lainnya tertawa tertahan, kebanyakan mahasiswi seusianya.

"Mas lucu banget. Namanya siapa?" Tanya salah seorang mahasiswi, Airlangga ingat wajahnya karena beberapa kali bertemu.

"Makasih, emang aku lucunya alami. Namaku Airlangga. Kamu?" Jawab Airlangga sambil menjulurkan tangan, mahasiswi itu lantas menjabat tangan Airlangga.

"Yureka. Yure, atau reka. Biar gampang"

"Mama kamu suka makan lemon ya?" Tanya Airlangga. Yure bingung.

"Hah?" Ucap Yure.

"Nama kamu kayak namanya lemon. Lemon eureka, yang bisa di panen sepanjanh tahun" Yure hanya bisa diam mendengar jawaban Airlangga.

"Kirain mau ngegombal mas" ucap Bapak penjual kue putu yang hanya bisa dijawab Airlangga dengan tertawa.

"Kirain juga tadi mau ngegombal" jawab Yure. Airlangga hanya tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya karena kue putu pesanannya sudah selesai.

"Sampai jumpa di lain kesempatan, lemon!" Ucap Airlangga lalu pergi berlalu. Sesampainya di rumah, Airlangga di sambut Ical yang tengah memberi makan kucing-kucing liar sekitar rumah. Airlangga kemudian duduk di samping Ical.

"Masa aku ketemu perempuan yang namanya lemon" Airlangga membuka percakapan.

"Hah? Lemon?" Ical bingung.

"Eh bukan deng. Namanya eureka. Kayak nama lemon. Tapi aku panggil lemon"

"Dia ga marah emang kamu panggil lemon?" Tanya Ical, Airlangga tampak berpikir.

"Kayaknya sih enggak soalnya dia diem aja"

"Diem-diem marah?"

"Loh jangan dong" ucap Airlangga "iya ya.. kalo dia marah aku panggil lemon gimana ya"

"Kamu kebiasaan ganti-ganti nama orang" ucap Ical sambil tetap memberi makan kucing-kucing yang semakin banyak berdatangan.

"Masa sih?"

"Heh! Kamu kira aku dapet nama Ical ini dari siapa kalo bukan kamu?" Mata Airlangga membelalak.

"MASA SIH MAS?!" Tapi Ical tidak menjawab, hanya diam dan fokus dengan kucing "KOK BISA SIH MAS?" Ical hanya memandangi Airlangga dengan tatapan tidak percaya.

"Namaku tuh icarus ya Airlangga, gara-gara kamu gabisa ngomong R, namaku jadi Icalus dan berakhir jadi Ical sampe sekarang dan kayaknya sampe nanti aku mati batu nisanku namanya ICAL"

"Keren banget aku, ya" ucap Airlangga. Ical tetap dengan tatapan tidak percayanya.

"Gara-gara kamu namaku dijadiin jokes sama bapak-bapak grab ya. Bapaknya bilang sama aku 'mas kenapa namanya Ical? Ical 'kan artinya hilang heheheheh' rumangsamu" ucap Ical sedikit menggebu-gebu.

"OHEHEHHEHEHEH yaampun" Airlangga hanya bisa meringis "ya tapi 'kan mas Ical punya nama paling keren dari kita semua"

"Apanya yang keren"

"Nama yunani"

"Icarus itu simbol keserakahan ya, Airlangga"

"Ya tapi kamu ndak serakah gini lho. Lihat mas Ghaza itu namanya diambil dari nama ahli pikir, ahli filsafat islam loh mas! Kelakuane nyoh sawangen. Ra mashooook" Ical hanya bisa tertawa, bertanya-tanya kepada dunia kenapa dia di anugerahi adik seperti Airlangga. (Kelakuannya tuh lihat, nggak nyambung)

Muka ical selama percakapan berlangsung:

Muka ical selama percakapan berlangsung:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Airlangga's Journal ✔ | YANGYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang