Cuma Perspektif

363 96 23
                                    

Translate bahasa Jawa ada di komen.

Airlangga dan teman-temannya sedang duduk di salah satu bangku di sebuah kafe yang menjadi langganan mereka entah untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar ngobrol dan bersembunyi dari panasnya kota Jogja. Kali ini mereka hanya berlima; Airlangga, Juna, Dery, Wino dan Lucas. Kun dan Ten sedang menghadap Dosbing untuk bimbingan skripsi, sebenarnya mereka ke kafe hanya untuk menghindari macet jam pulang kerja.

“Dekan cup kali ini seru ya” ucap Airlangga ketika minuman mereka baru saja sampai “kayak.. nggak terduga gitu loh” Lucas mengangguk setuju sambil meneguk peach tea langsung dari gelasnya.

“iyasih, apalagi futsal. Unexpected banget. Sampe berantem lagi hahaha konyol banget” Ucap Dery yang dibarengi tawa mereka berempat.

“Tapi der…” ucap Juna. Dery, Wino, Airlangga dan Lucas spontan menoleh ke arah Juna “yang berantem tadi tuh kenapa sih? Kamu ada di TKP ‘kan?”

“Iya huahahhaa” Dery tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya. “biasalah, provokasi yel-yel terus ada kata yang tidak seharusnya terlontar, marah deh kubu satunya dan berantemlah. Sumpah ya aku kalo inget kejadian tadi tuh pengen ketawa kenceng aja. Kek bocah semua”

“Kun sama Ten jadi mampir kesini ngga sih?” Tanya Lucas.

“nggak tau, bentar aku chat di grup” ucap Wino. “mereka kalo bimbingan lama banget, bahas apaan ngga ngerti”

“bimbingannya langsung sampe bab IV mereka hahha” ucap Lucas. “bimbingan terus, ra mari-mari” Dery dan Wino tertawa.

“tapi loh.. kalian mikir nggak sih” ucap Juna, lagi-lagi menggantung “aku akhir-akhir ini suka mikir aku nanti pas lulus mau kerja apa..” Lucas seketika menyandar pada kursinya. Dery menarik nafas, Wino dan Airlangga saling bertatap dalam diam.

“kuliahnya susah minta ampun sampe pengen mati. Tapi di lingkungan masyarakat amat sangat diremehkan..” ucap Lucas yang membuat mereka semua termenung.

“aku awal-awal kuliah emang sangat enjoy dengan segala hal yang tak pelajari, tapi begitu masuk semester 6 kemarin, aku mikir aku harus ngapain ya..” ucap Dery “entah kenapa aku akhir-akhir ini mikirin omongan Ayahku tentang Musik yang ngga akan bawa apa-apa buat aku kecuali kemiskinan. Tapi itu keterlaluan sih, I mean.. we still can earn money from music right?

if its not, it will bring you happiness and that’s priceless, Dery. So you are rich, as long as you love and enjoy music” jawab Airlangga “but people needs money to live, and so are we. Aku kadang juga mikir gitu sih, tapi ngeliat musisi-musisi yang bisa hidup mewah dari musik aku jadi yakin aja gitu”

Come on.. life is not all about money” ucap Wino dan mereka semua mengangguk setuju. Airlangga memandangi satu-persatu temannya.

does money buys you happiness?” Airlangga bertanya sambil memandangi toast yang dia pesan.

sure, it does Airlangga” jawab Dery “but sometimes it don’t. ada banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang”

“contohnya?” Tanya Airlangga sambil memandangi Dery dengan Puppy eyes.

“kamu?” ucap Dery “kamu nggak bisa dibeli pake uang”

Airlangga's Journal ✔ | YANGYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang