28 Oktober 2019
Hari ini hari Sumpah Pemuda.
Sebagai pemuda separuh Indonesia yang tidak pernah dianggap sebagai orang Indonesia, aku ikut upacara Sumpah Pemuda di kampus. Bukan demi SKP ya, aku murni ikut karena pengen.Kata mereka, aku terlalu barat untuk Indonesia, dan terlalu Asia untuk Eropa.
Aku sempet krisis identitas, mempertanyakan sebenernya aku ini orang mana. Karena ya gimana ya, aku juga berbahasa Indonesia dan Jawa jadi orang juga mungkin nggak akan tau kalau aku WNA.
Tapi apalah arti sebuah kewarganegaraan tanpa cinta tanah air.Ngomongin soal pemuda, aku sebagai pemuda yang baru aja ulang tahun ke-19 aku pikir-pikir lagi... aku ini belum pernah pacaran.
Jatuh cintapun nggak pernah.
Aku nggak pernah ngerasain kupu-kupu di dalem perutku kalo aku ketemu perempuan, siapapun itu. Ke laki-laki juga ngga kok. Aku masih lurus.
Oh! Aku pernah ngerasain kupu-kupu dalam perut pertama kali waktu aku nonton f(x) buat pertama kalinya 2012 lalu di Jakarta. HAHAHHA dan sejak saat itu, aku ngga pernah ngerasain itu lagi.
Tapi perceraian Mama-Papa yang terkesan mendadak dan terpaksa, bikin aku bertanya-tanya tentang cinta. Kalau Mama-Papa sampe sekarang masih cinta, kenapa dulu harus berpisah?
Mas Danis juga.. sesakit itu kah cinta?
Apalagi waktu itu, waktu aku lihat Ical sesenggukan sendirian di ruang baca rumah.. aku makin nggak percaya sama cinta dan hubungan.***
2019, sekitar bulan Februari. Kuliah masih libur dan Airlangga baru balik dari Jerman 3 hari yang lalu. Ical liburan di Surabaya dan ngga kemana-kemana lagi.
Ada yang aneh dari Ical sejak dia pulang dari Surabaya. Untuk informasi, pacarnya Ical yang udah pacaran sama dia selama 4 tahunan tinggal dan kuliah di Surabaya jadi Ical tiap liburan sebisa mungkin ke Surabaya dan nemuin pacarnya. Tapi kali ini nggak ada raut muka bahagia dari dia setelah balik dari Surabaya. Ical yang banyak diem sekarang bener-bener nggak ada suaranya.
Airlangga sempet takut kalau-kalau suaranya Ical di tuker ke penyihir biar Ical bisa ngasih mutiara langka buat pacarnya.Tapi enggak. Airlangga langsung sadar kalo ical bukan little mermaid dan mereka nggak tinggal di Disney Universe.
Waktu itu samar-samar Airlangga denger suara orang nangis jam 11 malam. Airlangga yang mau keluar ambil cemilan di kulkas tiba-tiba berhenti dan ketakutan, dia takut tiba-tiba ketemu mba-mba random yang suka nangis di suatu tempat di rumahnya, secara rumahnya segeda stadion dan banyak ruangan kosong.
Tapi makin didenger, yang nangis kayaknya cowo.. dan Airlangga juga ngga pernah denger cerita ada hantu cowo yang suka nangis. Jadi dengan memberanikan diri Airlangga mencari sumber suara dan ternyata suaranya berasal dari ruang baca yang berjarak 3 ruangan dari kamar Airlangga.Ada lampu baca yang masih nyala di bagian belakang. Ternyata Ical. Duduk sambil memeluk kakinya sendiri, terlihat sangat menyedihkan.
Airlangga berinisiatif mendekat tapi dia mengurungkan niatnya. Dia tetap mendengarkan Ical dari balik rak buku yang menjulang tinggi. Suara tangis Ical tidak juga mereda, Airlangga yang khawatir akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ical.Saat Airlangga tiba-tiba muncul di depan Ical, Ical hanya memandanginya sekilas lalu tertunduk dan menangis lagi.
Airlangga sempat berpikir bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat Ical menangis.
Airlangga memutuskan untuk duduk dihadapan Ical dan menunggu hingga Ical selesai menangis, namun tak ada tanda-tanda Ical akan berhenti."We broke up" ucap Ical dengan suara yang sangat parau, sambil mengusap air matanya yang sebenarnya juga sia-sia dia hapus.
"Why?" Tanya Airlangga sedikit terkejut, karena dia tau betapa Ical mencintai perempuan itu.
"She just... " ical terisak "she just found her new happiness" Mata Airlangga membulat, mencerna perkataan Ical lalu menjawab
"You know thats just a nice way to say that she's cheating on you, right?" Airlangga bertanya, pelan-pelan.
"I am" Ical tiba-tiba tersenyum dan itu merupakan senyuman yang sangat getir menurut Airlangga.
"Whats wrong with her, tho? I mean.. kamu kurang apa sih mas?"
"Kurang dekat" jawaban Ical seketika membuat Airlangga bungkam. Benar, LDR tidak semudah yang dipikirkan.
"You've been crying for hours, right? Is it really hurt that bad?" Airlangga menatap Ical lekat-lekat, ikut tenggelam dalam mata kelam saudara laki-lakinya.
"It is, dek. It is. Hurt so bad. Its worst than breaking a bone. I never felt this kind of heartbreak before. Not when our parents get divorced. Not when Kevin Passed away. It is really hurt that bad"
"How does it feels like?"
"It feels like i wanna kill myself, right when no one's around. When i have no one to talk, when i am all alone and all i have is me, myself and i. I feel like i have no one to rely on" Airlangga merasa seperti hatinya tengah dicabik-cabik dengan sangat brutal.
Ical tiba-tiba berhenti menangis bahkan sebelum Airlangga mampu memberikan tanggapan. Ical memandangi adik semata wayangnya, yang dipandangi hanya menunduk diam, matanya panas...
"I am so sorry, i am not around" ucap Airlangga lirih.
"Don't be, aku nggak menyalahkan orang lain atas rasa sakit yang aku alami. Karena dari awal ketika aku memutuskan untuk jatuh cinta, aku juga bersedia disakiti hatinya, jadi ini semua salahku dan konsekuensiku. Jangan minta maaf atas segala hal yang ada diluar kendali kamu, aku bersyukur kamu ada disini, sekarang, sama aku" Ical beranjak, menepuk pundak Adiknya yang masih membatu lalu melenggang pergi "Terima Kasih Airlangga. Gotta sleep, i have something to do tomorrow"
Airlangga hanya mengangguk pelan. Dia ditinggalkan disana sendirian dengan perasaan tercabik yang membuatnya semakin bertanya-tanya apakah cinta harus sesakit itu?