Kaki jenjang gadis itu membelah jalanan kota Tokyo dengan pelan. Di tangannya tergantung beberapa tas belanja dengan berbagai merek terkenal. Tak jauh di belakangnya, ada Taehyung yang juga berjalan bak model. Kedua orang itu, walaupun tak berjalan beriringan, sudah menimbulkan spekulasi bahwa keduanya tengah menjalin asmara. Bagaimana tidak? Taehyung juga ikut membantu membawakan beberapa tas belanja dengan brand wanita terkenal—seperti seorang kekasih yang begitu pengertian. Sedari tadi, pria itu telah mengekor Hayoung bagai anak kucing. Gadis berambut merah kecoklatan itu berjalan angkuh bak seorang putri yang bersama pelayannya. Untung Taehyung tampan.
" Dasar cewek sialan! " desis Taehyung yang sudah berdiri di depan mobil mereka.
" Kenapa? Kau menawariku untuk pergi, bukan? Jadi, kukira kau akan membelanjakan aku juga. " Hayoung menjawab dengan enteng.
" Bukan itu maksudku, bodoh! "
Gadis itu tak menghiraukan Taehyung. Ia berbalik pergi untuk masuk ke suatu café. Kemudian, ia keluar sambil menenteng dua gelas minuman. Salah satunya ia julurkan pada Taehyung. Tentu saja si pria langsung menerimanya walaupun dengan pandangan tak mengenakan.
" Kau mengira bahwa aku akan kabur? " tanya Hayoung, sinis.
Gadis itu berdiri di depan Taehyung yang bersandar di mobil dengan ekspresi tajam. Cukup dekat hingga lagi-lagi dapat membuat orang yang melihat salah paham.
" Kau terlihat depresi, jadi kukira bermain sedikit akan menyenangkan. " jawab Taehyung yang mengutarakan tujuannya.
" Kau tidak ingat bahwa aku pernah mencoba kabur? Dan setelah aku kembali ke istana, adikmu itu sanggup membawaku ke genggamannya lagi, bukan? Bahkan sekarang ia telah mengurungku untuk selama-lamanya. Lalu, aku berani kabur di negeri asing ini? Bisa-bisa adikmu itu akan membunuhku! "
" Dia tidak mungkin membunuhmu. Dia sudah sangat tergila-gila. "
" Aku hanya menebak kemungkinan terburuk. Banyak orang sakit berpendapat bahwa sesuatu yang dicintainya lebih baik hilang daripada dimiliki orang lain. "
Kali itu Taehyung termenung. Nada gadis itu bergetar—berbanding terbalik dengan ekspresi yang ia tunjukan. Mata tajamnya seolah menuntut Taehyung untuk membantunya. Inilah eksistensinya sebagai seorang putri, tidak pernah memohon ataupun terlihat menyedihkan. Walaupun pangkat itu mungkin telah hilang dari dirinya, tapi darah bangsawan masih mengalir di pembuluh nadi-nya. Pesona ini, akankah Taehyung sanggup menghadapinya?
" Hei, kenapa kau diam? " tanya Hayoung dengan gusar.
Taehyung terdiam. Dengan cepat ia menarik pinggang gadis itu hingga keduanya berdekatan. Hayoung menaikkan salah satu alisnya bingung sambil menahan tangannya di bahu Taehyung untuk menjaga jarak.
" Kau tertarik denganku? " tanya Hayoung lagi, kali ini dengan nada sinis.
" Kalau iya, bagaimana? "
Sungguh, Hayoung terkejut. Ia pikir, ini bagian dari sebuah ancaman dan jawabannya pasti sebuah ejekan—mengatai dirinya yang kelewat percaya diri. Tapi ini tidak seperti yang ia pikirkan. Mendengar jawaban Taehyung yang begitu santai, sedikit membuat pikirannya kalut. Namun otaknya kembali bekerja. Pria itu pasti menjebaknya!
" Lalu apa mau-mu? " sarkas Hayoung.
" Kencan diam diam denganku? "
Gadis itu tak menjawab. Apakah Taehyung bisa membantunya mengungkap kebenaran?, pikirnya.
" Aku anggap diam-mu sebagai ya. "
Tanpa aba-aba, pria itu menarik dirinya mendekat. Kemudian Taehyung mencium bibir cherry itu dengan pergerakan cepat. Pria itu tau bagaimana memanfaatkan kesempatan. Seperti halnya sekarang, tubuh gadis itu kaku—masih bingung dan memproses semua yang terjadi. Dilain sisi, beberapa orang yang lewat melirik ke arah mereka. Jika ada wartawan yang lewat, mereka bisa masuk ke artikel 'potret pasangan terbaik di jalanan Jepang'. Semua orang memang menilai dari penampilan, bukan? Taehyung dan Hayoung sudah pasti dinilai cocok oleh mereka. Cantik dan tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]
Fanfiction[Completed] Melarikan diri dari istana karena memiliki tekanan batin, jelas menjadi kesempatan bagi Jeon Jungkook. Ia membawa Hayoung masuk ke dalam dunianya. Menculik dengan embel-embel kasih sayang namun berakhir dengan menyakiti lebih dalam. Kim...