Hayoung duduk di salah satu ayunan dengan pandangan lesu. Mereka sudah sampai di pulau pribadi yang cukup sejuk dan memukau. Namun hal tersebut sama sekali tidak menyita perhatian Hayoung. Pikirannya kalut—menebak-nebak bagaimana Jungkook membawanya pergi.
Kemudian, Jimin datang dan duduk di ayunan sebelahnya setelah menyodorkan kaleng soda pada gadis itu. Hayoung hanya menerimanya dengan pasrah lalu meminumnya. Ngomong-ngomong, Jimin jarang sekali berbicara dengannya.
" Kita akan menginap disini selama tiga hari untuk menyejukkan pikiran. Sudah berbulan-bulan tidak ada liburan dan otak kami rasanya mau pecah. " ujar Jimin.
" Aku tak peduli. "
" Sungguh? "
" ... "
" Jungkook memang memaksamu tapi kau juga membuka pintumu dengan lebar, Nona Hayoung. Kau tidak menyadarinya? "
" Aku tau, ini salahku. Hanya saja, sudut pandangku mulai berubah. "
" Kalau begitu kau coba bandingkan yang ini dan sebelumnya. Lalu cari tau mana yang lebih cocok dengan mu. Jungkook berani melakukan ini untuk yang kedua kalinya karena telah melihat kesempatan. Jangan kecewakan dia. "
Setelahnya Jimin langsung bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Hayoung. Gadis itu terdiam sejenak sebelum akhirnya beranjak pergi—mengikuti Jimin untuk masuk ke dalam villa.
" Hai, Hayoung! " Hyun menyapanya dengan senyuman manis.
Hayoung hanya tersenyum.
" Jungkook sedang membereskan kamar untukmu. Dia ada di loteng. "
" Loteng? Kurasa aku akan tidur di sofa malam ini. Aku tidak kuat naik tangga. "
" Minum ini, aku membuatkanmu jus. Kau perlu memulihkan kondisi tubuhmu. " sahut SeoYoo yang tiba-tiba datang dan menyodorkan segelas jus.
Hayoung melihat kaleng soda yang masih berada di genggamannya. Kemudian dia tersenyum sambil menunjukkan kaleng soda itu pada SeoYoo sebagai pertanda bahwa ia sudah mendapatkan minumannya.
" Siapa yang memberimu itu? " tanya SeoYoo dengan sedikit kesal.
" Jimin. "
" JIIIMIIINN! DIA BELUM MAKAN! KENAPA MEMBERIKAN SODA!? "
SeoYoo langsung beranjak pergi untuk mencari Jimin sedangkan Hyun pergi keluar. Ruang tamu itu sepi—menyisakan Hayoung yang mengamati desain interiornya dengan mata cemerlang. Villa ini begitu vintage dan fancy. Berbeda dengan istana yang terkesan lebih modern. Namun Hayoung tetap menyukai keduanya.
" Bunga Lili itu indah bukan? "
Hayoung langsung menoleh ketika mendengar suara Jungkook. Ternyata pria itu sedang berdiri di atas tangga dengan senyum tipis.
" Ayo, kutunjukkan kamarmu. " ujarnya.
Hayoung hanya diam saat melihat pria itu hendak berbalik. Jungkook yang menyadarinya, langsung membatalkan niatannya.
" Bolehkah aku mendapat kamar dibawah saja? " pinta Hayoung dengan lirih.
" Kamar dibawah biasanya untuk Seokjin dan SeoYoo. Aku akan bilang pada mereka. Tapi sebaiknya, kau melihat suasana loteng dulu. "
" Aku masih lelah. "
Hayoung kemudian berbalik dan hendak pergi. Namun Jungkook segera berlari mendekatinya lalu menahan tangannya.
" Naik ke punggungku. "
***
Hayoung
KAMU SEDANG MEMBACA
That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]
Fanfiction[Completed] Melarikan diri dari istana karena memiliki tekanan batin, jelas menjadi kesempatan bagi Jeon Jungkook. Ia membawa Hayoung masuk ke dalam dunianya. Menculik dengan embel-embel kasih sayang namun berakhir dengan menyakiti lebih dalam. Kim...