Prolog

18.1K 1.1K 16
                                    

Buku ini telah tamat/diselesaikan.

Tetap berikan comment dan vote sebagai apresiasi

Because you read this for free 🙃

15+
Buku ini mengandung konten kekerasan, bahasa kasar, etc.
Diharapkan kebijaksanaannya.

Cerita ini hanya fiksi. Karakter yang digunakan hanya sebagai pendukung imajinasi ✨

original story by :

original story by :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Sebuah bis melaju dengan kecepatan sedang melewati jalanan yang sepi. Para penumpangnya tenang, mungkin karena sudah malam. Bahkan beberapa diantara mereka tengah tertidur dengan kepala yang terantuk-antuk.

Malam itu cuacanya cerah-tak seperti hari-hari sebelumnya. Bintang-bintang terlihat gemerlapan dan indah sekali. Mungkin karena mereka sudah sedikit jauh dari perkotaan sehingga terhindar dari polusi cahaya. Memandang melalui kaca jendela saja sudah dapat membuat mereka takjub.

Banyak yang bilang bahwa malam ini akan membawa berkah bagi Puteri dari Kerajaan mereka karena akan ada bintang jatuh. Besok adalah upacara kedewasaan Puteri Kim dan telah di tetapkan menjadi hari libur nasional. Hal itu juga yang membuat para penumpang itu melakukan perjalanan ini untuk pulang kampung.

Ketika bis tersebut sudah masuk ke jalanan yang lebih gelap dan sepi, seseorang dengan jubah hitam yang memiliki badan besar maju menghampiri sopir. Jelas tak mungkin bahwa ia hendak turun disini. Jalanan ini hanya dikelilingi lahan kosong.

Bis itu berhenti dan alih-alih turun dari kendaraan itu, orang berbadan besar itu berbalik supaya dapat melihat para penumpang. Kemudian ia berujar dengan suara menggelegar.

" Tunjukan dirimu, gadis manis! "

Beberapa penumpang terusik dan bahkan sampai ada yang bangun dari tidurnya. Mereka melirik orang itu dengan pandangan tak suka namun tak dipedulikan.

" Kalau mencari orang tidak perlu sampai begini. " protes penumpang yang paling dekat dengannya.

" Kau tak tau apa-apa jadi lebih baik diam. "

" Kenapa diam saja, Pak Sopir? " tanya penumpang lain. " Suruh penumpang ini keluar!"

" Benar! Menganggu saja! " Sorakan penumpang lain terdengar dengan keras.

" DIAM! " Orang berbadan besar itu kembali berkata. Kali ini lampu bis sudah dinyalakan dan mereka dapat melihat sosok laki-laki berwajah sangar tengah menatap mereka dengan tajam.

" Putri cantik, sebaiknya kau keluar sekarang. " ujarnya lagi dengan penuh penekanan.

" Kau bicara apa sih? " Seorang bapak-bapak tua yang berada di deretan tengah bangkit berdiri dan menatapnya dengan sangar pula. " Jangan berbicara omong kosong dan ke-"

That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang