Chapter 3 - Sweetness in Confinement

6.2K 802 27
                                    

Hayoung

Aku tak tau harus berbuat apa lagi. Kehadiran ku diistana mungkin tidak akan diterima atau entahlah—aku hanya tidak tau apa yang harus kulakukan. Mendadak pikiranku kacau sekali. Berdiam diri di rumah Jungkook bukanlah keputusan yang tepat. Akan tetapi, kabur pun akan sangat menyulitkan. Aku sudah mengecek seluruh rumah besar ini dan ada beberapa penjaga yang menjaga pintu keluar. Aku yakin bahwa Jungkook mengetatkan keamanan rumahnya sejak aku datang.

" Jungkook, " panggilku pada pria yang berada di seberangku.

Sekarang kami sedang makan malam di halaman belakang rumahnya yang sudah dihias dengan lampu lampu kecil yang cukup cantik. Aku tidak tau kapan benda manis itu di pasang.

" Ya? " tanyanya.

" Bolehkah aku pergi ke Gwangju? Aku ingin mengunjungi nenekku. "

" Tidak bisa. Besok kita akan pergi ke Belgia. "

" Secepat itu? "

" Kenapa? Kau bahkan kabur hanya dalam semalam. "

Aku menggigit bibir bawahku.

" Aku ada urusan bisnis selama sebulan dan tentu saja aku tidak dapat meninggalkan dirimu. " ujarnya lagi.

" Eum, bi— "

" Aku sudah mengatur kepergian kita. Kau bisa mengunjungi nenekmu setelah kita kembali. "

Aku hanya terdiam sebentar lalu melanjutkan makanku kembali. Menu malam ini benar-benar makanan kesukaan ku. Bahkan ada cheesecake yang benar-benar kugilai. Meja makan bundar yang cukup untuk kami berdua, menjadi saksi bagaimana aku dan Jungkook makan bersama untuk yang pertama kali. Pria itu memakai kaus putih sama seperti ku. Rambut hitamnya sedikit acak-acakan dan dia makan dengan lahap tanpa memikirkan penampilannya. Aku sendiri nyaris terkekeh ketika melihat pipinya mulai mengembung.

" Ada apa? " tanyanya.

Aku menggeleng pelan lalu menunduk malu. Ternyata pria ini tidak seburuk yang kubayangkan. Aku pikir dia adalah pria seram yang suka sekali membunuh orang. Memang benar, setiap orang memiliki sisi manis yang kadang tak dapat ditebak oleh orang lain.

" Aku sudah membelikan mu baju. Kau bisa melihatnya. Jika kau butuh sesuatu, bilang saja padaku. Aku akan membelikan nya. "

Mendadak wajahku memerah karena membayangkan Jungkook membeli baju untuk wanita. Lalu bagaimana dengan underwear? Ahh, jantung ku langsung berpacu dengan cepat. Jungkook sepertinya menyadari tingkahku. Dia terkekeh sebentar lalu mencoba menjelaskan kembali.

" Hyun-noona yang membelikan. "

" Siapa dia? "

" Pacar kakakku. "

" Kau punya kakak? "

" Iya, yang kau lihat saat kau turun dari lantai dua. Mereka semua sudah seperti kakakku sendiri. "

" Dia pacar keenam orang itu? " tanyaku, sok polos.

" Bukan. " Jungkook tertawa sebentar. " Dia pacarnya Hoseok-hyung. "

" Oh. "

Jungkook sudah menyelesaikan makannya dan mulai mengamati aku yang sedang makan hidangan penutup. Sejujurnya aku lapar sekali karena seharian tidak makan. Aku pikir tidak baik bila aku terus-menerus murung. Itu akan merugikan diriku sendiri. Jika Jungkook tengah menculikku dan ingin aku mau menerima dirinya, maka ini adalah tanggung jawabnya untuk memenuhi semua keinginan ku. Agaknya aku akan melakukan hal-hal menjengkelkan supaya dia kesal.

" Kau suka sekali keju ya? " tanyanya sambil meraih pipiku lalu mengusap bekas keju yang berada di sudut bibirku.

" Well, susu keju enak sekali. Ada tidak? "

That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang