Hayoung
Ketika lencana emas itu bersinar tepat di depan mataku, tak ada hal lain yang dapat kupikirkan lagi selain mengikuti dirinya. Rasa lega langsung menyeruak ketika aku menangkap bayangan Mr. Cho yang terduduk dalam mini van tersebut. Tanpa ragu-ragu aku langsung masuk dan ia memeluk-ku dengan erat.
" Akhirnya kami menemukanmu, Tuan Puteri. " lirihnya.
" Maafkan aku. Maaf karena berbohong. "
Mobil itu berjalan tanpa kusadari. Namun aku tidak peduli karena saat ini aku sedang bersama Mr. Cho yang sudah bekerja pada istana sejak aku kecil. Aku memiliki kepercayaan yang besar terhadapnya. Juga rasa bersalah.
" Aku kemari untuk membawamu pulang. " ujarnya lembut sambil mengusap rambutku pelan. " Waktu dimana kau berbohong adalah saat dimana aku mencoba memahami posisimu—menjadi dirimu. Untung saja memori itu kembali dengan cepat. "
" A-aku, aku hanya tidak tau mana yang benar dan yang salah. "
" Mereka menculikmu. Itu sudah terlihat seperti sebuah dosa. "
" Tapi, me-mereka me—"
" Memberimu kebebasan? Kebebasan apa? Kau di kekang, kau dipaksa mengganti identitasmu, kau bahkan sampai merubah penampilanmu. Aku bahkan rela berkomplotan dengan mafia keji agar dapat membawamu pulang, Putri. Kau seharusnya mengerti. "
Aku terdiam. Pikiran ku kembali kacau. Seakan ada dua orang yang memiliki pendapat berlawanan berbisik terus ke dalam telingaku. Aku tidak tau harus berbuat apa. Bersama Jungkook membuatku nyaman. Tapi, aku juga merasa bersalah.
" Mereka adalah penjahat, Putri. Kau tau itu. Dan kau masih bingung membedakan yang benar dan yang salah? Tempatmu ada di istana. Bersama mereka kau tidak bahagia, kau hanya terhanyut dalam janji palsu. " ujar Mr. Cho lagi.
" Mereka tidak memaksaku. Aku yang merubah penampilanku sendiri. Aku yang memberikan PIN itu. A-aku—aku tidak dipaksa. "
" Jadi kau pergi bersama mereka dengan ikhlas hati? "
" Bukan! Bukan yang itu! A—"
" Kau dipaksa! Mereka hanya membuatmu mengikuti alur mereka. Mereka hanya membuatmu jadi penurut. Mana gadis kuat dan mandiri yang kukenal dulu? "
Napasku terengah dan mataku berair. Aku sadar bahwa Mr. Cho mencoba mengembalikan jalan pikirku yang dulu. Dia tidak bersalah. Hanya saja aku yang menolak. Mungkin sebelumnya aku tidak begitu paham mengapa aku bisa merasa nyaman bersama klan Bangtan—terutama Jungkook. Namun berkat penjelasannya, aku malah semakin mengkokohkan jalan pikirku yang sekarang.
" Ada kakak di istana. Dia bisa mengatasi semuanya. Perlu apa aku disana? " ujarku.
" Ini bukan tentang istana, Putri. Ini tentang keluarga dan loyali—"
" Mereka keluargaku? " Air mataku turun perlahan. " Semenjak kematian Mama, kami bahkan hanya bertemu sekali seminggu atau malah sebulan! Baru akhir-akhir ini mereka perhatian karena hilangnya aku waktu itu! Lagian, dulu ayah sempat menjodohkan aku dengan Jungkook! Jadi untuk apa aku kembali!? Aku bersama Jungkook sekarang. "
" Tapi beliau kemudian sadar bahwa tindakannya sa—"
" Itupun setelah aku menghilang! Omong kosong! "
" Lalu keputusanmu apa, Tuan Putri? "
Aku terdiam. Emosiku sudah meledak dan aku dapat melihat Mr. Cho yang menatapku penuh iba. Mungkin aku memang seperti seorang gadis yang sakit mental. Dari tadi beliau berbicara dengan tenang seperti seorang dokter dan aku adalah pasiennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]
Fiksi Penggemar[Completed] Melarikan diri dari istana karena memiliki tekanan batin, jelas menjadi kesempatan bagi Jeon Jungkook. Ia membawa Hayoung masuk ke dalam dunianya. Menculik dengan embel-embel kasih sayang namun berakhir dengan menyakiti lebih dalam. Kim...